Konsep Konvergensi Tinjauan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Teori

Sejumlah penelitian yang dilakukan dibanyak negara lebih memperdalam pada apakah ketimpangan pendapatan antar negara atau wilayah di suatu negara, cenderung divergensi atau konvergensi, apabila mengacu pada model pertumbuhan Neoklasik, Barro 1991, Barro dan Sala-i-Martin 1995, Dewhurts 1998, Garcia dan Sulistianingsih 1998 serta Heng dan Siang 1999. Penelitian berikut ini akan menerapkan model pertumbuhan neoklasik untuk mengukur Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Banten. Model tersebut mengasumsikan adanya kesetaraan dalam bidang pendapatan, teknologi, tingkat pertumbuhan penduduk, kepemilikan sumber daya, preferensi besaran konsumsi dan tabungan di semua daerah atau wilayah, maka nantinya menuju konvergensi pendapatan per kapita dalam jangka panjang. Konvergensi β beta convergence untuk menghitung kecepatan daerah yang awalnya miskin dengan standar hidup relatif rendah dan rasio modal per tenaga kerja rendah akan tumnuh lebih cepat selama masa percapaian akan mengejar daerah yang kaya, kedua kelompok ini nantinya akan menuju tingkat pendapatan yang sama. Sedangkan standar deviasi σ konvergensi selanjutnya disebut sigma convergence untuk sebaran wilayah pendapatan per kapita.

2.1.1 Konsep Konvergensi

Kedua konsep konvergensi diatas adalah yang biasanya digunakan dalam literatur konvergensi, De La Fuente 2000, Garcia dan Sulistianingsih 1998, Lall dan Yilmaz 2000. Adapun Rey dan Montouri 1998 menyebutkan konsep konvergensi dari perspektif lain, yakni stochastic convergence, yang biasanya ditemukan dalam penelitian time series. Dua sebelumnya akan ditemui dalam penelitian cross section. Sigma convergence digunakan alat ukur standar deviasi penyebaran pendapatan per kapita kabupaten kota di Provinsi Banten, Barro dan Sala-i-Martin 1995. Ukuran konvergensi ini disebut juga konvergensi aggregat aggregate convergence atau konvergensi bruto gross convergence. Cara menghitungnya dengan logaritma standar deviasi per tahun, berikut adalah rumusan yang biasa dipakai untuk mengukur standar deviasinya : ...………………. 1 dimana SD adalah standar deviasi untuk periode t, ln ỹ t dan lny it menunjukkan logaritma rata-rata per kapita kabupaten kota Provinsi Banten periode t dan logaritma PDRB kabupaten kota i pada periode t, dimana n adalah jumlah kabupaten kota yang dioservasi. Hasilnya nanti apabila SD t-1 lebih kecil dari SD t Dengan menghitung σ convergence setiap periode waktu maka akan diketahui apakah sebuah perekonomian mengarah pada divergensi pada sebelum pemisahan atau konvergensi setelah pemisahan dari Jawa Barat. Tingkat pertumbuhan dikatakan konvergensi pasca berdirinya Banten bila nilai σ convergence semakin menurun. Sementara β convergence digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor yang diperkirakan menentukan tingkat konvergensi. Beta konvergensi ini punya dua aspek, yakni absolute convergence atau unconditional convergence yang digunakan mengukur kecepatan pertumbuhan pendapatan per kapita daerah miskin yang akan menyamai pendapatan per kapita daerah kaya. Kerangka pemikiran Neoklasik memprediksi koefisien variabel penjelas bertanda negatif dan signifikan, menunjukkan daerah miskin memang tumbuh lebih cepat dari daerah kaya. Adapun formula yang digunakan untuk mengukur absolute convergence Barro dan Sala-i-Martin, 1995 adalah sebagai berikut : dikatakan σ convergence ada begitu sebaliknya. …………………. 2 dimana ln adalah natural logaritma, y it PDRB per kapita kabupaten-kota i pada tahun t, y i0,t merupakan rata-rata galat periode 0 dan T. nilai negatif dan signifikan antara PDRB awal dan tingkat pertumbuhan PDRB maka dikatakan β convergence terjadi. Bergstorm 1998 lebih lanjut berpendapat seberapa besar dampak kebijakan pemerintah maka tercermin dalam β convergence. Kecepatan β convergence akan semakin tinggi, kalau pemerintah memfokuskan kebijakan pembangunannya pada peningkatan akumulasi modal di daerah miskin, pembangunan infrastruktur, meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan adanya proses transfer teknologi dengan baik pada industri setempat, dan mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk Haryanto, 2001. Sedangkan stochastic convergence mensyaratkan ramalan jangka panjang dari perbedaan tingkat pendapatan antara dua perekonomian menuju titik nol Rey dan Montouri, 1998. Definisi bisa dilanggar, bila ada shock dalam sebuah perekonomian dengan jangka waktu tak terbatas. Kondisi dimana adalah sejumlah shock maka pendapatan mengandung akar unit dan sebab ketentuan stasionaritas maka konsep ini disebut konvergensi stokastik.

2.1.2 Investasi Sumber Daya Manusia