Pengujian aktivitas penghambatan dengan metode dillution broth

18 selama 24 jam. Aktivitas penghambatan dihitung berdasarkan diameter penghambatan terhadap bakteri uji yang membentuk zona bening dan diukur menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm. Tahap ini dilakukan secara duplo dengan tiga kali ulangan. Zona penghambatan d = 2r yang diukur adalah diameter zona bening dikurangi dengan diameter sumur. Semakin lebar diameter penghambatan, maka aktivitas senyawa antimikroba semakin besar. Ekstrak yang menunjukkan aktivitas penghambatan terkuat akan dipilih untuk tahap penelitian selanjutnya. Tahap pengujian aktivitas antimikroba dengan metode difusi sumur dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Pengujian aktivitas antimikroba dengan metode difusi sumur

5. Pengujian aktivitas penghambatan dengan metode dillution broth

Pengujian aktivitas penghambatan mengacu pada Radiati 2002 dengan metode dillution broth menggunakan media NB. Pengujian aktivitas penghambatan dilakukan pada ekstrak jahe yang memiliki aktivitas antimikroba tertinggi terhadap bakteri uji. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0, 5, 10, 15, 20 mgml untuk bakteri uji yang menunjukkan penghambatan pada difusi sumur. Kisaran konsentrasi mengacu pendekatan yang dilakukan oleh Radiati 2002 yang menemukan bahwa pada kisaran konsentrasi tersebut terdapat konsentrasi hambat minimal MIC untuk bakteri uji yaitu dengan menggunakan ekstrak semi-polar diklorometan yang diperoleh dari maserasi bertingkat dapat menghambat bakteri S. Typhi sebesar 10 mgml. Tahap pengujian aktivitas penghambatan dapat dilihat pada Gambar 15 yaitu ekstrak jahe terpilih dibuat larutan stok sebesar 40 mg ekstrak ml DMSO ditambah ke dalam tabung berisi inokulum bakteri uji yang mengandung campuran antara media NB. Selanjutnya kultur diinkubasikan pada suhu 37 o C selama 24 jam. Subkultur ditumbuhkan pada media NA pada inkubasi 0 jam dan setelah inkubasi 24 jam dengan kisaran pengenceran antara 10 3 – 10 8 . Perhitungan konsentrasi ekstrak etil asetat menggunakan rumus: Diukur diameter penghambatan dengan jangka sorong diameter zona bening dikurangi dengan diameter sumur Keterangan: a,b,c = ekstrak jahe konsentrasi 100 mgml DMSO heksan, etil asetat, etanol d= kloramfenikol100µgml air steril wv kontrol positif e= pelarut DMSO kontrol negatif Diinkubasi suhu 37 o C 24 jam 20 ml NA cair Diinokulasi dengan bakteri uji berkisar 10 5 CFUml Dibuat sumur diameter ± 5 mm sumur ditetesi 60 µl ekstrak dengan konsentrasi 100 mg ekstrakml sampel bakteri uji duplo dan ulangan 3x d a c b e 19 M 1 V 1 = M 2 V Keterangan: 2 M 1 V = 40 larutan stok stok mgml DMSO 1 M = volume ekstrak yang ditambahkan ml 2 V = konsentrasi ekstrak yang dikehendaki mgml 2 Penghitungan jumlah ekstrak etil asetat 40 yang diambil untuk mendapatkan masing- masing volume ekstrak sebagai berikut Tabel 9: = volume total saat inkubasi 10 ml Contoh: M 2 40 x V = 5 1 V = 5 x 10 ml 1 = 1,25 ml Tabel 9. Kombinasi konsentrasi pengujian aktivitas penghambatan metode dillution broth Konsentrasi ekstrak M 2 Ekstrak yang ditambahkan ml V 1 Kultur ml NB ml Volume total saat inkubasi ml V 2 5 1,25 1 7,75 10 10 2,50 1 6,50 10 15 3,75 1 5,25 10 20 5,00 1 4,00 10 Keterangan: V NB = V 2 – V kultur – V 1 ml Penurunan jumlah pertumbuhan bakteri ditentukan dengan menghitung persentase selisih jumlah koloni yang tumbuh setelah 24 jam dengan jumlah koloni yang tumbuh pada 0 jam dibagi jumlah koloni yang tumbuh pada 0 jam. Nilai konsentrasi ekstrak jahe yang menunjukkan penurunan jumlah bakteri sebesar 90 merupakan nilai konsentrasi hambat minimal MIC. Gambar 15. Pengujian aktivitas penghambatan dengan metode dillution broth 5 10 15 20 Diinokulasi dgn bakteri uji s.d tabung 10 5 CFUml Ditumbuhkan dalam cawan dengan pengenceran antara 10 3 - 10 8 Diamati Diinkubasi 37 o C 24 jam Ditambahkan dalam media NB Dilarutkan dalam DMSO Ekstrak terpilih Konsentrasi ekstrak jahe yang ditambahkan mgml Ditumbuhkan dalam cawan dengan pengenceran antara 10 3 -10 8 Diamati 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PERSIAPAN KULTUR BAKTERI UJI

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Formulasi Sediaan Gel dan Krim dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe)”.

24 174 112

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Uji Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans

2 44 61

Pengaruh Sari Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Aktivitas Pertumbuhan Beberapa Bakteri Penyebab Infeksi Makanan

0 14 94

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP SEL KANK

1 2 16

PENDAHULUAN AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D.

0 1 17

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL JAHE Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Dan Candida albicans.

0 0 7

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli, DAN Candida albicans Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) Terhada

0 0 14