SENYAWA ANTIMIKROBA DAN KOMPONEN BIOAKTIF JAHE

5 Tabel 2. Kandungan senyawa yang terdapat dalam jahe Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa Minyak atsiri - geranial 25,9, - a-zingiberen 9,5, - E,E-a-farnesen 7,6, - neral 7,6, - ar-curcumen 6,6, - β-sesquiphellandren 27,16, - caryophyllen 15,29, - β-bisabolen 11,4 Etanol oleoresin jahe - eugenol 49,8, - zingeron 14,5, - trans-6-shogaol 5,9, - geraniol 3,7, - borneol 1,9; Metanol oleoresin jahe - zingeron 33,6, - trans-6-shogaol 14,9, - diacetoxy-[6]-gingerdiol 4,9, - decanal 3,8, - a-zingiberen 2,7; CCl 4 - zingeron 33,3, oleoresin jahe - trans-6- shogaol 10,4, - geranial 7,5, - neral 4,9, - methyldiacetoxy- [6]-gingerdione 3,5 Isooktan oleoresin jahe - zingeron 30,5, - palmitoleic acid 10,9, - trans-6-shogaol 9,3, - palmitic acid 8,9, - diacetoxy-[6]-gingerdiol 3,3 Sumber: Singh et al. 2008; El-Baroty et al. 2010; Sacchetti et al. 2005

C. SENYAWA ANTIMIKROBA DAN KOMPONEN BIOAKTIF JAHE

Kontaminasi bahan pangan dapat terjadi akibat adanya pertumbuhan mikroba baik bakteri, kapang dan khamir pada bahan pangan yang tidak dikehendaki, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada bahan pangan. Keberadaan antimikroba alami diharapkan dapat menjadi solusi untuk mencegah kontaminasi bakteri dalam bahan pangan Branen, 1993. Senyawa antimikroba merupakan senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Penghambatan terhadap bakteri uji dapat bersifat bakterisidal maupun bakteriostatik. Bahan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik sedangkan bakterisidal merupakan bahan yang dapat membunuh bakteri Madigan et al., 2003. Bakteri dalam kondisi bakteriostatik dicirikan dengan jumlah pertumbuhan sel yang dapat terlihat berada lebih rendah dibanding jumlah total sel normal, sedangkan bakteri dalam kondisi bakterisidal dicirikan dengan jumlah pertumbuhan sel yang dapat terlihat pada fase stasioner menurun drastis dibanding jumlah total sel normal Gambar 3. 6 Gambar 3. Kurva pertumbuhan bakteri pada kondisi bakteriostatik dan bakterisidal Sumber: Madigan et al., 2003 Senyawa antimikroba diharapkan memiliki kriteria yaitu aman, ekonomis, tidak menyebabkan perubahan cita rasa dan aroma, tidak mengalami penurunan aktivitas disebabkan adanya komponen makanan, tidak menyebabkan timbulnya strain resisten dan memiliki spektrum yang luas dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Senyawa yang dapat bersifat antimikroba yaitu sodium benzoat, asam benzoat, asam sorbat, sorbat, asam organik, sulfit, sulfur dioksida, nitrit, paraben, komponen fenolik, asam lemak rantai sedang, halogen, surfaktan dan peroksida. Selain itu senyawa fitokimia yang terdapat dalam tumbuhan seperti golongan fenolik, alkaloid dan terpenoid juga bersifat antimikroba Branen, 1993. Penghambatan bakteri yang dapat dihasilkan oleh jahe dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penghambatan mikroba yang dapat dihasilkan oleh jahe Bentuk jahe Mikroba Nilai penghambatan Pustaka Minyak atsiri jahe Khamir patogen: - C. albicans - R. glutinis - S. cerevisiae - S. pombe - Y. lypolitica 0,15 mgml 0,15 mgml 0,09 mgml 0,06 mgml 0,18 mgml Sacchetti et al. 2005 Minyak atsiri jahe dosis 2 µl Kapang: - Aspergillus flavus - Aspergillus solani - Aspergillus oryzae - Aspergillus niger - Fusarium moniliforme 7,0 ± 0,4 mm 44,4 ± 1,0 mm 25,2 ± 1,6 mm 27,9 ± 1,8 mm 49,4 ± 0,9 mm Singh et al. 2008 Bubuk jahe Bakteri Gram-positif: - Micrococcus varians - Leuconostoc sp. - Bacillus subtilis 2 vv bakteriosidal Undriyani 1987 Bubuk jahe Kapang: - Aspergillus niger 0,25 vv Fungisidal Undriyani 1987 Ekstrak diklorometan jahe Bakteri enteropatogen: - E. coli O157: H7 - S. Typhi - V. cholerae O1 10 mgml 10 mgml 5 mgml Radiati 2002 Ekstrak etanol jahe Khamir: - Candida albicans 2 mgml Atai et al. 2001 7 Senyawa antimikroba memiliki mekanisme penghambatan yang berbeda-beda. Mekanisme kerja senyawa antimikroba yaitu dapat berupa merusak dinding sel hingga terjadi lisis, mengubah permeabilitas membran sitoplasma sehingga sel bocor, menyebabkan denaturasi protein sel, menghambat kerja enzim dalam sel, merusak molekul protein dan asam nukleat dan menghambat sintesis asam nukleat Prescott et al., 2005. Senyawa antibiotik merupakan senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolit bakteri dan memiliki kemampuan membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Selanjutnya antibiotik dibuat lebih efektif dengan modifikasi kimia dalam laboratorium yang dikenal sebagai antibiotik semisintetis Madigan et al., 2003. Umumnya bakteri Gram-positif lebih rentan dibanding bakteri Gram-negatif. Antibiotik yang dapat bekerja baik pada bakteri Gram-negatif maupun Gram-positif disebut antibiotik dengan spektrum yang luas. Antibiotik dapat digolongkan berdasarkan struktur kimianya atau berdasarkan cara kerjanya dalam menghambat mikroba. Pada bakteri, sasaran utama dari kerja antibiotik yaitu menyerang pada dinding sel seperti vankomisin, menyerang membran sitoplasma seperti polimixin dan menyerang sintesis protein seperti makrolid, kloramfenikol dan tetrasiklin dan menyerang sintesis asam nukleat seperti rifamin Madigan et al., 2003. Mekanisme antibiotik dalam menghambat sintesis protein melalui interaksi dengan ribosom. Interaksi ini sangat spesifik dan melibatkan banyak rRNA seperti streptomisin menghambat sintesis protein pada tahap inisiasi sedangkan puromisin, kloramfenikol, sikloheksimid dan tetrasiklin menghambat pada tahap elongasi. Antibiotik yang dapat menghambat dalam tahap sama pun dapat memiliki mekanisme kerja sangat berbeda seperti puromisin berikatan dengan sisi A pada ribosom dan perpanjangan rantai polipeptida dipindahkan ke puromisin, kemudian kompleks puromisin-polipeptida keluar dari ribosom dan berhenti pada tahap elongasi secara prematur. Kloramfenikol menghambat pada tahap elongasi dengan cara mencegah pembentukan ikatan peptida. Antibiotik secara spesifik menghambat ribosom pada organisme tertentu seperti kloramfenikol dan streptomisin spesifik hanya pada ribosom bakteri saja sedangkan sikloheksimid hanya mempengaruhi ribosom dari golongan eukaria saja Madigan et al., 2003.

D. EKSTRAKSI KOMPONEN BIOAKTIF

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Formulasi Sediaan Gel dan Krim dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe)”.

24 174 112

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Uji Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans

2 44 61

Pengaruh Sari Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Aktivitas Pertumbuhan Beberapa Bakteri Penyebab Infeksi Makanan

0 14 94

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP SEL KANK

1 2 16

PENDAHULUAN AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D.

0 1 17

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL JAHE Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Dan Candida albicans.

0 0 7

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli, DAN Candida albicans Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) Terhada

0 0 14