Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hubungan Faktor-faktor Lingkungan Kerja dengan Motivasi Kerja

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan untuk faktor- faktor lingkungan kerja dan pernyataan untuk motivasi kerja pada kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson dalam Minitab versi 14.0 dengan menggunakan data ordinal yang telah ditransformasikan terlebih dahulu ke data interval. Dari hasil uji validitas tersebut diperoleh 20 pertanyaan yang valid dari 25 pertanyaan untuk faktor- faktor lingkungan kerja dan 19 pernyataan yang valid dari 25 pernyataan untuk motivasi kerja karyawan dengan 78 responden pada selang kepercayaan α 10. Pertanyaan dan pernyataan yang tidak valid tersebut dibuang dan tidak diikutsertakan untuk pengolahan selanjutnya. Hasil konversi data ordinal ke data interval dapat dilihat pada Lampiran 3. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan menggunkan program SPSS versi 13. Reliabilitas suatu konstruk veriabel dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha Cronbach 0,60. Hasil perhitungan uji reliabilitas didapatkan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,87 untuk semua pertanyaan dan pernyataan dalam kuesioner. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach 0,60, sehingga kuesioner yang diberikan dapat diandalkan untuk menjadi alat ukur dalam penelitian ini. Hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.4. Persepsi Responden terhadap Faktor-faktor Lingkungan Kerja

Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor lingkungan kerja dengan motivasi kerja karyawan dengan menggunakan nilai rata-rata. Hasil perhitungan nilai rata-rata skor faktor lingkungan kerja dapat dilihat pada Lampiran 5. Rentang skala Rs faktor-faktor lingkungan kerja yang didapat dari perhitungan rumus rataan skor dapat dilihat pada Table 3. Tabel 3. Rentang skala Rs faktor-faktor lingkungan kerja No Variabel Skor terkecil Xik Skor terbesar Xib Rentang skala Xib-Xik5 1 Hubungan atasan dengan bawahan 24.87 38.68 2.76 2 Hubungan dengan rekan kerja 15.09 20.00 0.98 3 Peraturan dan kebijakan perusahaan 11.80 15.00 0.64 4 Kondisi kerja 7.57 10.00 0.49 5 Kompensasi 11.57 15.00 0.67 Faktor-faktor lingkungan kerja 70.90 96.68 5.16 Berdasarkan nilai rataan skor tersebut, maka posisi keputusan penilaian berdasarkan rentang skala dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Posisi keputusan penilaian faktor-faktor lingkungan kerja berdasarkan rentang skala Kategori Variabel Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Hubungan atasan dengan bawahan 24.87 ≤ x ≤27.63 27.63 x ≤30.39 30.39 x ≤33.15 33.15 x ≤35.91 35.91 x ≤38.68 Hubungan dengan rekan kerja 15.09 x ≤16.07 16.07 x ≤17.05 17.05 x ≤18.03 18.03 x ≤19.01 19.01 x ≤20.00 Peraturan dan kebijakan perusahaan 11.80 ≤ x ≤12.44 12.44 x ≤13.08 13.08 x ≤13.72 13.72 x ≤14.36 14.36 x ≤15.00 Kondisi kerja 7.57 ≤ x ≤8.06 8.06 x ≤8.55 8.55 x ≤9.04 9.04 x ≤9.53 9.53 x ≤10.00 Kompensasi 11.57 ≤ x ≤12.24 12.24 x ≤12.91 12.91 x ≤13.58 13.58 x ≤14.25 14.25 x ≤15.00 Faktor Lingkungan Kerja 70.90 ≤ x ≤76.06 76.06 x ≤81.22 81.22 x ≤86.38 86.38 x ≤91.54 91.54 x ≤96.68 Nilai rata-rata skor per faktor dihasilkan dari penjumlahan seluruh skor jawaban responden per faktor yang kemudian dibagi dengan banyaknya data yang ada. Hasil nilai rata-rata skor mengenai faktor-faktor lingkungan kerja berdasarkan persepsi responden dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai rata-rata skor faktor-faktor lingkungan kerja No Faktor-faktor lingkungan kerja N Total Skor Nilai Rata-rata x Kategori Interpretasi Pelaksanaan 1 Hubungan atasan dengan bawahan 20 652.4 32.62 Cukup setuju Cukup baik 2 Hubungan dengan rekan kerja 20 347.6 17.38 Cukup setuju Cukup baik 3 Peraturan dan kebijakan perusahaan 20 264 13.20 Cukup setuju Cukup baik 4 Kondisi kerja 20 173 8.65 Cukup setuju Cukup baik 5 Kompensasi 20 262.8 13.14 Cukup setuju Cukup baik Faktor-faktor lingkungan kerja 20 1699.8 84.99 Cukup setuju Cukup baik

4.4.1. Hubungan Atasan dengan Bawahan.

Hubungan atasan dengan bawahan adalah interaksi yang terjadi antara atasan dengan bawahan. Hubungan atasan dengan bawahan dapat diukur melalui penilaian karyawan terhadap gaya pimpinan dalam mengarahkan dan membina bawahan. Gaya kepemimpinan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja. Hubungan yang erat antara atasan dan bawahan dapat menciptakan suasana yang komunikatif, sehingga keduanya dapat lebih terbuka, jujur dan saling mengerti apa yang menjadi keinginannya masing-masing. Pada penelitian ini, faktor hubungan atasan dengan bawahan terdiri dari kedekatan dalam hubungan kerja, pengawasan kerja, perhatian terhadap ide, usul dan keluhan, tanggapan terhadap lingkungan kerja, intensitas pemberian pujian, objektivitas dalam penilaian prestasi kerja, perhatian terhadap masalah karyawan, serta teguran dalam melakukan kesalahan. Nilai rata-rata skor faktor hubungan atasan dengan bawahan yang didapat dari hasil perhitungan adalah 32.62 dengan kategori cukup setuju berdasarkan penilaian responden. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan atasan dengan bawahan adalah cukup baik. Atasan sangat objektif dalam memberikan penilaian kepada setiap karyawan. Bagi karyawan yang berprestasi akan dipromosikan sesuai dengan prestasi yang telah dicapai tersebut. Selain itu, terkadang atasan menanyakan keadaan keluarga bawahannya, memberikan bimbingan dan pengarahan pekerjaan, sehingga kondisi tersebut memacu karyawan untuk bekerja lebih giat lagi.

4.4.2. Hubungan dengan Rekan Kerja.

Hubungan dengan rekan kerja adalah interaksi yang terjadi antara karyawan, baik satu unit kerja maupun dengan unit kerja yang lain. Hubungan ini perlu terjalin baik, dengan harapan terciptanya koordinasi kerja optimal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diembankan. Nilai rata-rata skor faktor hubungan dengan rekan kerja yang didapat dari hasil perhitungan adalah 17.38 dengan kategori cukup setuju berdasarkan penilaian responden. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan dengan rekan kerja adalah cukup baik. Hubungan antara rekan kerja tidak hanya terjalin di tempat kerja saja, tetapi belanjut diluar tempat kerja. Hal ini telihat dari hubungan yang baik dengan kelurga rekan kerja yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, diantara rekan kerja saling memberikan semangat dan bantuan apabila ada rekan kerja yang mengalami kesulitan dalam bekerja.

4.4.3. Peraturan dan Kebijakan Perusahaan

Peraturan dan kebijakan perusahaan merupakan ketentuan- ketentuan yang ditetapkan perusahaan dan berlaku bagi seluruh karyawan perusahaan. Faktor peraturan dan kebijakan perusahaan terdiri dari kebijakan yang ditetapkan perusahaan, jam lembur dan upah kerja lembur. Nilai rata-rata skor faktor peraturan dan kebijakan perusahaan yang didapat dari hasil perhitungan adalah 13.20 dengan kategori cukup setuju berdasarkan penilaian responden. Hal ini menunjukkan bahwa peraturan dan kebijakan perusahaan adalah cukup baik. Perusahaan sangat konsisten dengan peraturan dan kebijakan yang telah dibuat dan akan dikenakan sanksi bagi yang melanggar peraturan tersebut. Sanksi yang diterapkan perusahaan dibuat agar karyawan lebih disiplin dan mentaati semua ketentuan yang telah disepakati bersama. Misalnya, setiap karyawan diwajibkan untuk mengisi absensi, baik ketika datang maupun meninggalkan kantor sesuai dengan peraturan jam kerja yang berlaku.

4.4.4. Kondisi Kerja

Kondisi kerja yang dimaksud adalah faktor suasana dan perlengkapan kerja yang menunjang karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Faktor-faktor situasi kerja mencakup ketenangan tempat kerja, kebersihan tempat kerja, fasilitas keselamatan kerja dan perlengkapan kerja. Nilai rata-rata skor faktor kondisi kerja yang didapat dari hasil perhitungan adalah 8.65 dengan kategori cukup setuju berdasarkan penilaian responden. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kerja adalah cukup baik. Kantor Penjualan Bogor merupakan sebuah perusahaan yang akrtivitasnya sebagai distributor produk-produk Sosro. Pada perusahaan tesebut tidak terdapat pabrik yang ada hanya gudang sebagai tempat menyimpan produk dan perkantoran. Tempat kerja yang dirasakan karyawan sangat tenang, tidak ada kebisingan yang dapat mengganggu karyawan dalam bekerja, suasana kantor yang bersih dan perlengkapan kerja seperti seragam, topi dan sarung tangan untuk bagian tertentu membuat karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja. Perusahaan juga telah menyediakan alat-alat keselamatan kerja, seperti penyediaan gas pemadam kebakaran ditempat kerja.

4.4.5. Kompensasi

Pemberian kompensasi merupakan tindak balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan atas pekerjaan yang telah dilakukan berupa kompensasi langsung maupun kompensasi tidak langsung. Nilai rata-rata skor faktor kompensasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 13.14 dengan kategori cukup setuju berdasarkan penilaian responden. Hal ini menunjukkan bahwa kompensasi yang diberikan perusahaan adalah cukup baik. Kompensasi yang diberikan perusahaan terdiri dari gaji dan tunjangan. Gaji yang diberikan perusahaan kepada karyawan adalah gaji diatas Upah Minimum Regional UMR yang pembayarannya melalui Bank dan setiap tahun perusahaan melakukan kenaikan gaji yang besarnya dilihat dari penilaian prestasi kerja, kerajinan, keterampilan, kejujuran dan kedisiplinan karyawan. Tunjangan yang diberikan perusahaan terdiri dari tunjangan pengobatan dan perawatan, tujangan uang makan dan transportasi, insentif penjualan, tunjangan jabatan dan Tunjangan Hari Raya THR.

4.5. Tingkat Motivasi Kerja Karyawan

Analisis deskriptif juga dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi kerja karyawan dengan nilai rata-rata skor menggunakan variabel interval. Rentang skala Rs motivasi kerja karyawan dari hasil perhitungan rumus rataan skor dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rentang skala Rs motivasi kerja No Variabel Skor terkecil Xik Skor terbesar Xib Rentang skala Xib-Xik5 1 Bekerja keras 8.38 19.08 2.14 2 Bekerjasama. 8.84 19.63 2.16 3 Pengakuan dan Keberhasilan 6.76 14.99 1.65 4 Tanggung jawab 8.75 18.90 2.03 Motivasi kerja 32.74 72.60 7.97 Bedasarkan nilai rataan skor tersebut, maka posisi keputusan penilaian berdasarkan rentang skala dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Posisi keputusan penilaian motivasi kerja berdasarkan rentang skala Kategori N o Variabel Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju 1 Bekerja keras 8.38 ≤ x ≤10.52 10.52 x ≤12.66 12.66 x ≤14.80 14.80 x ≤16.94 16.94 x ≤19.08 2 Bekerjasama 8.84 ≤ x ≤11.00 11.00 x ≤13.16 13.16 x ≤15.32 15.32 x ≤17.4 8 17.48 x ≤19.63 3 Pengakuan dan Keberhasilan 6.76 ≤ x ≤8.41 8.41 x ≤10.05 10.05 x ≤11.70 1.70 x ≤13.34 13.34 x ≤14.99 4 Tanggung jawab 8.75 ≤ x ≤10.78 10.78 x ≤12.81 12.81 x ≤14.84 14.84 x ≤16.8 7 16.87 x ≤18.90 Motivasi kerja 32.74 ≤ x ≤40.71 40.71 x ≤48.68 48.68 x ≤56.65 56.65 x ≤64.63 64.63 x ≤72.60 Nilai rata-rata skor per faktor dihasilkan dari penjumlahan seluruh skor jawaban responden kemudian dibagi dengan banyaknya data yang ada. Hasil nilai rata-rata skor mengenai motivasi kerja berdasarkan persepsi responden dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai rata-rata skor motivasi kerja

4.5.1. Bekerja Keras

Tingkat motivasi kerja kayawan dapat dilihat dari kemauannya untuk bekerja keras dalam melaksanakan pekerjaannya. Faktor bekerja keras terdiri dari kerja keras dalam pencapaian tujuan perusahaan, kesediaan mentaati jam kerja, bekerja diluar jam kerja, dan kerja keras untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Nilai rata-rata skor sebesar 13.42 yang berada pada kategori cukup setuju. Hal ini menunjukkan bahwa aspek bekerja keras pada Kantor Penjualan Bogor adalah cukup baik. Karyawan yang disiplin, mentaati jam kerja dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan berprestasi, N o Variabel N Total Skor Nilai Rata-rata Kategori Interpretasi Pelaksanaan 1 Bekerja keras 19 1046.79 13.42 Cukup setuju Cukup baik 2 Bekerjasama 19 1141.82 14.64 Cukup setuju Cukup baik 3 Pengakuan dan Keberhasilan 19 864.00 11.07 Cukup setuju Cukup baik 4 Tanggung jawab 19 1070.77 13.73 Cukup setuju Cukup baik Motivasi kerja 19 4123.38 52.86 Cukup setuju Cukup baik menjadi penilaian tersendiri bagi atasan. Kerja keras karyawan sangat diperhatikan oleh perusahaan, yaitu dengan adanya penilaian prestasi kerja yang dinilai secara objektif sehingga seluruh karyawan memiliki kesempatan untuk dipromosikan, kenaikan jabatan dan bonus yang diberikan perusahaan.

4.5.2. Bekerjasama

Faktor bekerja sama dalam penelitian ini terdiri dari kesediaan bekerja sama, pemberian dorongan dan semangat kerja, kesediaan saling membantu, kesediaan mengganti tugas dan kesediaan memberikan masukan serta kesediaan memberikan usul dan saran kapada perusahaan. Nilai rata-rata skor sebesar 14.64 yang berada pada kategori cukup setuju. Hal ini menunjukkan bahwa aspek bekerja sama pada Kantor Penjualan Bogor adalah cukup baik. Hal ini terlihat dari tanggapan positif perusahaan terhadap ide, saran dan keluhan yang diajukan karyawan, seperti tata letak kursi dan meja yang kurang nyaman dirasakan karyawan. Perusahaan akan memberikan respon yang baik terhadap masukan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak

4.5.3. Pengakuan dan Keberhasilan

Faktor pengakuan dan keberhasilan diukur berdasarkan kesediaan karyawan mengikuti pendidikan dan pelatihan serta peningkatan karir sesuai dengan prestasi kerja karyawan. Nilai rata-rata skor sebesar 11.07 yang berada pada kategori cukup setuju. Hal ini menunjukkan bahwa aspek pengakuan dan berprestasi pada Kantor Penjualan Bogor adalah cukup baik. Perusahaan mengakui keberadaan karyawan sangat penting dalam perusahaan, sehingga ide, masukan, saran dan keluhan karyawan menjadi perhatian bagi perusahaan. Selain itu, karyawan yang memiliki prestasi yang baik akan dipromosikan sesuai dengan prestasi yang telah dicapai. Apabila prestasi yang dicapai dalam hal peningkatan penjualan, maka karyawan akan mendapatkan insentif atau bonus dari peningkatan penjualan tersebut bahkan mendapatkan promosi jabatan.

4.5.4. Tanggung Jawab

Faktor tanggung jawab dalam penelitian ini terdiri dari tanggung jawab untuk menaati peraturan, penerimaan sanksi, memperbaiki kesalahan dan tanggung jawab untuk meminimalisir kesalahan. Nilai rata- rata skor sebesar 13.73 yang berada pada kategori cukup setuju. Hal ini menunjukkan bahwa aspek tanggung jawab pada Kantor Penjualan Bogor adalah cukup baik. Karyawan yang melakukan kesalahan akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan, seperti karyawan yang datang terlambat bekerja akan dikenakan sanksi berupa teguran lisan dari atasan dan karyawan bersedia untuk tidak mengulanginya lagi. Karyawan tidak suka menunda pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai skor rata-rata untuk motivasi kerja secara keseluruhan menunjukkan angka sebesar 52,86 yang berada dalam kategori cukup setuju. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat motivasi kerja karyawan pada Kantor Penjualan Bogor adalah cukup baik.

4.6. Hubungan Faktor-faktor Lingkungan Kerja dengan Motivasi Kerja

Karyawan Output korelasi antara faktor-faktor lingkungan kerja dengan motivasi kerja dapat dilihat pada Lampiran 6 dan kesimpulan hasil korelasinya diasajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Uji Korelasi Pearson No Faktor- faktor Lingkungan Kerja Nilai Korelasi Product Moment P-Value α = 10 1 Hubungan atasan dengan bawahan 0.619 0.000 0.1 2 Hubungan dengan rekan kerja 0.605 0.000 0.1 3 Peraturan dan kebijakan perusahaan 0.502 0.000 0.1 4 Kondisi kerja 0.331 0.003 0.1 5 Kompensasi 0.395 0.000 0.1 Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa nilai korelasi Pearson pada faktor hubungan atasan dengan bawahan dengan motivasi kerja karyawan adalah sebesar 0.619 dengan nilai p-value 0,000 0,1 α = 10 yang berarti signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa antara faktor lingkungan kerja dengan motivasi kerja karyawan memiliki keeratan korelasi yang kuat. Koefisien korelasi bertanda positif, artinya bahwa antara faktor hubungan atasan dengan bawahan dan motivasi kerja adalah searah, sehinggga jika tingkat faktor hubungan atasan dengan bawahan naik, maka tingkat motivasi kerja karyawan juga semakin naik. Kesimpulannya adalah menolak hipotesis awal Ho1 dan terima Ha1 yang berarti bahwa terdapat korelasi antara faktor hubungan atasan dengan bawahan dengan motivasi kerja. Nilai korelasi Pearson pada faktor hubungan dengan rekan kerja dengan motivasi kerja karyawan adalah sebesar 0.605 dengan nilai p-value 0,000 0,1 α = 10 yang berarti signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa antara faktor hubungan dengan rekan kerja dengan motivasi kerja karyawan memiliki keeratan korelasi yang kuat. Koefisien korelasi bertanda positif, artinya bahwa antara faktor hubungan dengan rekan kerja dan motivasi kerja adalah searah, sehinggga jika tingkat faktor hubungan dengan rekan kerja naik, maka tingkat motivasi kerja karyawan juga semakin naik. Kesimpulannya adalah menolak hipotesis awal Ho2 dan terima Ha2 yang berarti bahwa antara faktor hubungan dengan rekan kerja dan motivasi kerja memiliki korelasi cukup erat. Nilai korelasi Pearson pada faktor peraturan dan kebijakan perusahaan dengan motivasi kerja karyawan adalah sebesar 0.502 dengan nilai p-value 0,000 0,1 α = 10 yang berarti signifikan dan memiliki keeratan yang kuat. Kesimpulannya adalah menolak hipotesis awal Ho3 dan terima Ha3 yang berarti bahwa antara peraturan dan kebijakan perusahaan dan motivasi kerja memiliki korelasi cukup erat. Berdasarkan Tabel 9, nilai korelasi faktor kondisi kerja dengan motivasi kerja karyawan adalah sebesar 0.331. Hal ini menunjukkan bahwa antara faktor kondisi kerja dengan motivasi kerja karyawan memiliki keeratan korelasi yang lemah. Nilai p-value 0,003 0,1 α = 10 yang berarti cukup signifikan. Artinya, dapat disimpulkan bahwa antara faktor kondisi kerja dan motivasi kerja saling berkorelasi. Sehingga menolak hipotesis awal Ho4 dan terima Ha4. Nilai korelasi Pearson pada faktor kompensasi dengan motivasi kerja karyawan adalah sebesar 0.395 dengan nilai p-value 0,000 0,1 α = 10 yang berarti signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa antara faktor kompensasi dengan motivasi kerja karyawan memiliki keeratan korelasi yang lemah. Koefisien korelasi bertanda positif, artinya bahwa antara faktor kompensasi dan motivasi kerja adalah searah, sehinggga jika tingkat faktor kompensasi naik, maka tingkat motivasi kerja karyawan juga semakin naik. Kesimpulannya adalah menolak hipotesis awal Ho5 dan terima Ha5 yang berarti bahwa antara faktor kompensasi dan motivasi kerja saling berkorelasi.

4.7. Faktor Lingkungan Kerja yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Tidak Langsung Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT Sinar Sosro Medan

7 90 84

Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan

31 176 154

Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Tetap Divisi Penjualan (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor

5 24 241

Pengaruh Penerapan Faktor-faktor Quality Of Work Life Terhadap Komitmen Organisasi Pada Kantor Penjualan PT Sinar Sosro Bogor

1 5 177

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SINAR SOSRO KPW JAWA TENGAH DI SEMARANG.

0 6 34

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Pada Kantor Perum Perhutani Kph Ngawi).

2 10 14

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Pada Kantor Perum Perhutani Kph Ngawi).

1 4 13

PENGARUH SELEKSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SINAR SOSRO KANTOR PENJUALAN WILAYAH SUMATERA UTARA DAN NANGGROE ACEH DARUSSALAM.

0 2 30

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO GRESIK.

3 17 85

Pengaruh kompensasi, budaya organisasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Sinar Sosro Bangka Tengah. - Repository Universitas Bangka Belitung

0 2 21