Analisis Regresi Linear Sederhana

keeratan korelasi yang lemah. Nilai p-value 0,003 0,1 α = 10 yang berarti cukup signifikan. Artinya, dapat disimpulkan bahwa antara faktor kondisi kerja dan motivasi kerja saling berkorelasi. Sehingga menolak hipotesis awal Ho4 dan terima Ha4. Nilai korelasi Pearson pada faktor kompensasi dengan motivasi kerja karyawan adalah sebesar 0.395 dengan nilai p-value 0,000 0,1 α = 10 yang berarti signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa antara faktor kompensasi dengan motivasi kerja karyawan memiliki keeratan korelasi yang lemah. Koefisien korelasi bertanda positif, artinya bahwa antara faktor kompensasi dan motivasi kerja adalah searah, sehinggga jika tingkat faktor kompensasi naik, maka tingkat motivasi kerja karyawan juga semakin naik. Kesimpulannya adalah menolak hipotesis awal Ho5 dan terima Ha5 yang berarti bahwa antara faktor kompensasi dan motivasi kerja saling berkorelasi.

4.7. Faktor Lingkungan Kerja yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Karyawan Faktor-faktor lingkungan kerja pada KP Bogor adalah hubungan atasan dengan bawahan, hubungan dengan rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja serta kompensasi. Analisis regresi dilakukan dengan regesi linear sederhana, regresi berganda dan regresi stepwise antara faktor lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan. Output regresi linear sederhana, regresi berganda dan regresi stepwise dapat dilihat pada Lampiran 7.

4.7.1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Hasil analisis regresi linear sederhana faktor lingkungan kerja dan motivasi kerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil analisis regresi linear sederhana faktor lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan. Analisis Regresi Linaer Sederhana Persamaan Model Regresi Y = 14.8 + 0.650 X Nilai F 75.90 Nilai T 8.71 Nilai P-Value dari F 0.000 Nilai P-Value dari T 0.000 Koefisien determinasi R-Sq 0.500 Faktor- faktor lingkungan kerja X terhadap Motivasi kerja karyawan Y Koefisien determinasi R-Sqadj 0.493 Berdasarkan Tabel 10 persamaan regresi linear sederhana antara faktor lingkungan kerja X terhadap motivasi kerja karyawan Y adalah sebagai berikut: Motivasi Kerja Y = 14.8 + 0.650 Faktor–faktor Lingkungan Kerja X Konstanta a sebesar 14.8, artinya jika variabel independen faktor-faktor lingkungan kerja X bernilai 0 nol, maka tingkat motivasi kerja karyawan Y adalah 14.8. Koefisien regresi X b adalah 0.650, artinya adalah apabila faktor lingkungan kerja meningkat sebanyak 1 unit, maka motivasi kerja Y akan meningkat sebesar 0.650 unit. Koefisien determinasi R 2 adalah 0.500, artinya 50 variabel dependen motivasi kerja dijelaskan oleh variabel independen faktor lingkungan kerja dan sisanya 50 dijelaskan oleh variabel lain diluar varibel yang digunakan. Berdasarkan Tabel 10 nilai p-value 0,000 level of significant α 10, artinya signifikan. Sehingga Ha1 diterima dan Ho1 ditolak. Artinya faktor lingkungan kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. 4.7.2. Analisis Regresi Berganda dan Regresi Stepwise Variabel Faktor-faktor Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Output analisis regresi berganda antara faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil analisis regresi berganda faktor-faktor lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan. Analisis Regresi Berganda Persamaan Model Regresi Y = 13.7 + 0.615 X1 + 1.49 X2 + 0.829 X3 + 0.422 X4 – 0.240 X5 Nilai F 17.82 Nilai T X1 2.91 Nilai T X2 4.00 Nilai T X3 2.00 Nilai T X4 0.83 Nilai T X5 -0.56 Nilai P-Value dari F 0.000 Nilai P-Value dari T X1 0.005 Nilai P-Value dari T X2 0.000 Nilai P-Value dari T X3 0.049 Nilai P-Value dari T X4 0.407 Nilai P-Value dari T X5 0.580 Koefisien determinasi R-Sq 0.553 Faktor hubungan atasan dengan bawahan X1, Faktor hubungan dengan rekan kerja X2, faktor peraturan dan kebijakan perusahaan X3, faktor kondisi kerja X4, dan faktor kompensasi X5 terhadap Motivasi kerja karyawan Y Koefisien determinasi R- Sqadj 0.522 Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa persamaan model regresi berganda antara faktor-faktor lingkungan kerja faktor hubungan atasan dengan bawahan X1, faktor hubungan dengan rekan kerja X2, faktor peraturan dan kebijakan perusahaan X3, faktor kondisi kerja X4, dan faktor kompensasi X5 terhadap motivasi kerja karyawan Y terdapat perbedaan tanda koefisien regresi, sehingga model regresi berganda belum tepat digunakan dalam permodelan. Namun, Uji simultan dengan F-test melalui ouput Minitab pada Tabel 11 menunjukkan p-value 0 nol 0.1 yang artinya adalah significant dan kesimpulannya Ha2 diterima dan Ho2 ditolak. Ini berarti faktor hubungan atasan dengan bawahan X1, faktor hubungan dengan rekan kerja X2, faktor peraturan dan kebijakan perusahaan X3, faktor kondisi kerja X4 dan faktor kompensasi X5 secara bersama-sama berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu model terbaik yaitu dengan menggunakan analisis rgresi stepwise. Regresi Stepwise adalah salah satu metode untuk mendapatkan model terbaik dari sebuah analisis regresi. Pada regresi ini variabel yang pertama kali masuk adalah variabel yang korelasinya tertinggi dan significant dengan variabel dependent, variabel yang masuk kedua adalah variabel yang korelasi parsialnya tertinggi dan masih significant, setelah variabel tertentu masuk ke dalam model maka variabel lain yang ada di dalam model dievaluasi, jika ada variabel yang tidak significant maka variabel tersebut dikeluarkan Rosyied, 2009. Hasil analisis regresi stepwise dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil analisis regresi stepwise faktor-faktor lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan. Analisis Regresi Berganda Persamaan Model Regresi Y = 14.52 + 0.57 X1 + 1.55 X2 + 0.83 X3 Nilai T X1 2.94 Nilai T X2 4.43 Nilai T X3 2.04 Nilai P-Value dari T X1 0.004 Nilai P-Value dari T X2 0.000 Nilai P-Value dari T X3 0.045 Koefisien determinasi R-Sq 54.78 Faktor hubungan atasan dengan bawahan X1, Faktor hubungan dengan rekan kerja X2, faktor peraturan dan kebijakan perusahaan X3, terhadap Motivasi kerja karyawan Y Koefisien determinasi R- Sqadj 52.95 Motivasi kerja Y = 14.52 + 0.57 Faktor hubungan atasan dengan bawahan + 1.55 Faktor hubungan dengan rekan kerja + 0.83 faktor peraturan dan kebijakan perusahaan Konstanta a sebesar 14.52, artinya jika variabel-variabel independen faktor hubungan atasan dengan bawahan X1, faktor hubungan dengan rekan kerja X2, faktor peraturan dan kebijakan perusahaan X3 bernilai 0 nol, maka tingkat motivasi kerja karyawan Y adalah 14.52. Koefisien regresi X1 b1 adalah 0.57, artinya adalah apabila faktor hubungan atasan dengan bawahan X1 meningkat sebanyak 1 unit, maka motivasi kerja Y akan meningkat sebesar 0.57 unit. Koefisien regresi X2 b2 adalah 1.55, artinya adalah apabila faktor hubungan dengan rekan kerja X2 meningkat sebanyak 1 unit, maka motivasi kerja Y akan meningkat sebesar 1.55 unit. Koefisien regresi X3 b3 adalah 0.83, artinya adalah apabila faktor peraturan dan kebijakan perusahaan X3 meningkat sebanyak 1 unit, maka motivasi kerja Y akan meningkat sebesar 0.83 unit Dari hasil perhitungan regresi stepwise antara faktor hubungan atasan dengan bawahan X1, faktor hubungan dengan rekan kerja X2, faktor peraturan dan kebijakan perusahaan X3 terhadap motivasi kerja karyawan Y didapat R-Square adjusted adalah sebesar 52.95. Artinya 52.95 variabel dependen motivasi kerja karyawan dijelaskan oleh variabel independen faktor hubungan atasan dengan bawahan X1, faktor hubungan dengan rekan kerja X2, faktor peraturan dan kebijakan perusahaan X3 dan sisanya 47.05 100-52.95 dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan. Uji parsial dengan T-test yang dapat dilihat dari ouput Minitab pada Tabel 12 menunjukkan bahwa faktor hubungan atasan dengan bawahan X1 memiliki nilai p-value 0,004 0,1, artinya signifikan, sehingga Ha3 diterima dan Ho3 ditolak. Artinya faktor hubungan atasan dengan bawahan X1 secara parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan Y. Faktor hubungan dengan rekan kerja X2 memiliki niali p-value 0,000 0,1, artinya siginifikan. Dengan demikian Ha4 diterima dan Ho4 ditolak. Artinya faktor hubungan dengan rekan kerja X2 secara parsial bepengaruh terhadap motivasi kerja karyawan Y. Faktor peraturan dan kebijakan perusahaan X3 memiliki nilai p-value 0,045 0,1, artinya cukup signifikan, sehingga Ha5 diterima dan Ho5 ditolak. Artinya faktor peraturan dan kebijakan perusahaan X3 secara parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan Y.

4.8. Implikasi Manajerial

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Tidak Langsung Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT Sinar Sosro Medan

7 90 84

Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan

31 176 154

Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Tetap Divisi Penjualan (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor

5 24 241

Pengaruh Penerapan Faktor-faktor Quality Of Work Life Terhadap Komitmen Organisasi Pada Kantor Penjualan PT Sinar Sosro Bogor

1 5 177

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SINAR SOSRO KPW JAWA TENGAH DI SEMARANG.

0 6 34

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Pada Kantor Perum Perhutani Kph Ngawi).

2 10 14

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Pada Kantor Perum Perhutani Kph Ngawi).

1 4 13

PENGARUH SELEKSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SINAR SOSRO KANTOR PENJUALAN WILAYAH SUMATERA UTARA DAN NANGGROE ACEH DARUSSALAM.

0 2 30

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO GRESIK.

3 17 85

Pengaruh kompensasi, budaya organisasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Sinar Sosro Bangka Tengah. - Repository Universitas Bangka Belitung

0 2 21