II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lingkungan Kerja
Menurut Nitisemito 2000, lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang diembankan. Sedangkan Sedarmayanti 2001 mendefinisikan lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan
bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
maupun sebagai kelompok. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik
ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat bekerja. Lingkungan kerja non fisik adalah
semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun
hubungan dengan bawahan, kompensasi serta peraturan dan kebijakan perusahaan. Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik
yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.2. Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif, yang berarti daya penggerak yang mencakup dorongan, alasan dan kemauan yang timbul dari diri seseorang
yang menyebabkan ia berbuat sesuatu Winardi, 2004. Menurut Arep dan Tanjung 2003, motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk
bekerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.
Teori motivasi merupakan suatu pandangan mengenai cara atau sistem pemberian motivasi yang didalamnya terdapat prinsip-prinsip,
norma-norma yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam memberikan motivasi kepada orang-orang atau kelompok tertentu. Ada beberapa macam
teori motivasi, salah satunya adalah teori motivasi Higienis Herzberg. Teori
motivasi ini disebut juga teori pemiliharaan motivasi motivation maintenance theory yang menyatakan bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi kerja pegawai, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik seperti prestasi, pengakuan, dan tanggung jawab terkait
dengan kepuasan satisfier dan motivasi kerja. Sedangkan faktor ekstrinsik seperti kebijakan dan pengelolaan perusahaan, pengawasan, hubungan antar
pribadi dan kondisi kerja terkait dengan ketidakpuasan kerja dissatisfier. Menurut Herzberg, faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan terpisah dan
berbeda dari yang menghasilkan ketidakpuasan kerja. Oleh sebab itu, penghapusan faktor-faktor yang menciptakan ketidakpuasan kerja hanya
dapat menghasilkan harmoni di tempat kerja, namun bukan motivasi. Faktor Higienis merupakan faktor ekstrinsik yang menghilangkan ketidakpuasan
kerja tetapi tidak memotivasi, sedangkan motivator adalah faktor intrinsik yang meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi. Teori motivasi Herzberg
dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Teori motivasi Herzberg
Motivator Faktor Higienis
1. Prestasi 1. Pengawasan 2. Pengakuan 2. Kebijakan perusahaan
3. Bekerja sendiri 3. Hubungan dangan atasan 4. Tanggung jawab 4. Kondisi kerja
5. Perkembangan 5. Hubungan dengan rekan kerja 6. Pertumbuhan 6. Upah
7. Keamanan 8. Kehidupan pribadi
9. Hubungan dengan bawahan 10.Status
Sangat Memuaskan Netral Sangat Tidak Memuaskan
Sumber : Robbins dan Coulter 2005
2.3. Hubungan Lingkungan Kerja dengan Motivasi Kerja