Karakteristik Responden Masyarakat Karakteristik Responden

34 “Namo Bintang” ini mulai dioperasikan sejak 5 Juli 1987 dan menggunakan sistem pemusnahan open dumping Dinas Kebersihan Kota Medan 2011. Saat ini jarak antara TPAS dengan lokasi tempat tinggal masyarakat terdekat adalah 300 meter, dimana masyarakat yang mendiami lokasi tersebut adalah masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai pemulung.

5.2 Karakteristik Responden

Responden utama dalam penelitian ini adalah masyarakat dan tenaga kerja. Karakteristik responden diuraikan berdasarkan jenis kelamin, umur, status, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan formal, pekerjaan, pendapatan, sumber pendapatan lain, lama tinggal, dan jarak tempat tinggal ke lokasi TPAS.

5.2.1 Karakteristik Responden Masyarakat

Responden masyarakat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu pemulung dan non pemulung. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di lokasi penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden masyarakat pemulung berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29 responden 56,86, sedangkan responden masyarakat non pemulung memiliki jumlah yang sama antara laki-laki dan perempuan sebesar 16 . responden 50,00. Kondisi di lapang menjunjukkan di lokasi TPAS Namo Bintang yang bekerja sebagai pemulung lebih banyak laki-laki karena mengeluarkan tenaga yang cukup banyak, sedangkan yang bukan non pemulung cendrung merata karena kebanyakan memiliki usaha milik sendiri seperti warung. Karakteristik umur responden Desa Namo Bintang dibagi berdasarkan umur produktif dan umur tidak produktif. Umur produktif berada antara umur 20 tahun hingga 50 tahun, sedangkan umur tidak produktif berada diatas umur 50 tahun. Tabel 8 menunjukkan responden masyarakat pemulung umur 20 tahun hingga 35 tahun sebanyak 27 responden 52,94 dan responden masyarakat non pemulung sebanyak 16 responden 50,00. Hal ini menunjukkan bahwa responden Desa Namo Bintang berada pada umur produktif. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata responden berstatus sudah menikah baik responden masyarakat pemulung dan non pemulung sebanyak 43 responden 84,31 dan 31 responden 96,88. 35 Begitupun dalam jumlah tanggungan, 23 responden masyarakat pemulung 45,10 dan 20 responden masyarakat non pemulung 62,50 memiliki tanggungan sebanyak satu hingga dua orang. Berikut merupakan data karakteristik responden masyarakat yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Karakteristik responden masyarakat pemulung dan non pemulung TPAS “Namo Bintang” No. Karakteristik Pemulung Non Pemulung Σ Σ 1 Jenis Kelamin a. Laki – Laki 29 56,86 16 50,00 b. Perempuan 22 43,14 16 50,00 Total 51 100,00 32 100,00 2 Umur Tahun a. 20 - 35 27 52,94 16 50,00 b. 36 - 50 15 29,41 12 37,50 c. 50 9 17,65 4 12,50 Total 51 100,00 32 100,00 3 Status a. Belum Menikah 8 15,69 1 3,13 b. Sudah Menikah 43 84,31 31 96,88 Total 51 100,00 32 100,00 4 Jumlah Tanggungan a. Tidak Memiliki 11 21,57 2 6,25 b. 1 – 2 23 45,10 20 62,50 c. 3 – 4 15 29,41 9 28,13 d. 4 2 3,92 1 3,13 Total 51 100,00 32 100,00 5 Tingkat Pendidikan Formal a. Tidak Sekolah 4 7,84 3 9,38 b. Sekolah Dasar SD 24 47,06 9 28,13 c. Sekolah Menengah Pertama SMP 13 25,49 13 40,63 d. Sekolah Menengah Atas SMA 9 17,65 5 15,63 e. Perguruan Tinggi 1 1,96 2 6,25 Total 51 100,00 32 100,00 6 Pekerjaan Sumber Pendapatan Utama a. Buruh 0,00 3 9,38 b. Pedagang 0,00 12 37,50 c. Pemulung 51 100,00 0,00 d. Lainnya 0,00 17 53,13 Total 51 100,00 32 100,00 7 Pendapatan Rpbulan a. ≤ 1 200 000 30 58,82 7 21,88 b. 1 200 001 – 2 100 000 17 33,33 17 53,13 c. 2 100 001 – 3 000 000 3 5,88 2 6,25 d. 3 000 000 1 1,96 6 18,75 Total 51 100,00 32 100,00 8 Sumber Pendapatan Lain a. Tidak Memiliki 34 66,67 29 90,63 b. Memiliki 17 33,33 3 9,38 Total 51 100,00 32 100,00 9 Lama Tinggal Tahun a. ≤ 20 18 35,29 12 37,50 b. 21 – 40 25 49,02 16 50,00 c. 41 – 60 8 15,69 3 9,38 d. 60 0,00 1 3,13 Total 51 100,00 32 100,00 10 Jarak Meter 1000 37 72,55 7 21,88 1001 – 2000 10 19,61 20 62,50 2000 4 7,84 5 15,63 Total 51 100,00 32 100,00 36 Tingkat pendidikan formal dibagi menjadi lima kategori, yaitu tidak sekolah, tingkat sekolah dasar, tingkat sekolah menengah pertama, tingkat sekolah menengah atas, dan tingkat perguruan tinggi. Berdasarkan data yang dipaparkan pada Tabel 9, dapat diketahui bahwa masyarakat yang tinggal berdekatan dengan lokasi TPAS baik pemulung dan non pemulung memiliki tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi. Mayoritas responden masyarakat pemulung menyelesaikan tingkat pendidikan di bangku sekolah dasar, yaitu sebanyak 24 responden 47,06 dan responden masyarakat non pemulung menyelesaikan tingkat pendidikan hingga tingkat sekolah menengah pertama sebanyak 13 responden 40,63. Hal ini menunjukkan bahwa responden masyarakat pemulung tidak memiliki biaya untuk melanjutkan tingkat pendidikan formal yang tinggi dan memilih untuk menjadi sebagai pemulung karena rendahnya tingkat pendidikan tidak membutuhkan persyaratan lulus sekolah, sedangkan responden masyarakat non pemulung merasa menyelesaikan wajib sembilan tahun sudah cukup. Tingkat pendidikan masyarakat di sekitar TPAS “Namo Bintang” juga merefleksikan jenis pekerjaan sebagai sumber pendapatan utama dan pendapatan yang diperoleh. Responden masyarakat pemulung bekerja sebagai pemulung di TPAS “Namo Bintang” sebagai sumber pendapatan utama dengan penghasilan mayoritas lebih kecil atau sama dengan Rp . 1 . 200 . 000 per bulan sebanyak 30 responden 58,82, tetapi adapula masyarakat pemulung yang memiliki sumber pendapatan lain untuk mencukupi kebutuhannya. Sebanyak 17 responden 33,33 masyarakat pemulung memiliki sumber pendapatan lain untuk mencukupi kebutuhannya. Sumber pendapatan lain diantaranya beternak, mengompos, buruh, pegawai, pendaur ulang bola lampu, dan penjual stek mangga. Responden pendaur ulang bola lampu hanya memulung bola lampu ataupun alat elektronik yang tidak dipergunakan lagi, dengan keahliannya responden dapat mendaur ulang kembali menjadi bola lampu yang dapat berfungsi seperti layaknya bola lampu yang baru dengan daya tahan yang lebih lama dari bola lampu baru pada umumnya. Begitupun dengan penjual stek mangga yang hanya memulung bekas biji mangga yang ada di TPAS “Namo Bintang” dan diperbaharui menjadi stek biji mangga yang dapat dijual menggunakan polybag kantongan tanaman plastik. Responden masyarakat non pemulung mayoritas 37 memiliki sumber pendapatan utama dari usaha sendiri, sebanyak 17 responden 53,13 memiliki pendapatan dari Rp . 1 . 200 . 001 hingga Rp . 2 . 100 . 000 per bulan. Usaha yang terdapat di sekitar TPAS “Namo Bintang” adalah warung, tukang jahit, dan penjual sayur. Hal tersebut adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat non pemulung. Berdasarkan hasil penelitian yang terkait dengan lama tinggal, responden masyarakat pemulung sebanyak 25 responden 49,02 dan non pemulung 16 . responden 50,00 sudah tinggal selama 21 hingga 40 tahun di lingkungan sekitar TPAS “Namo Bintang”. Hal ini dikarenakan rata-rata responden masyarakat pemulung dan non pemulung merupakan penduduk asli setempat. Adapun alasan responden masyarakat pemulung dan non pemulung yang baru tinggal di Desa Namo Bintang dikarenakan untuk mencari pekerjaan ataupun karena ikut dengan suami atau istri yang sudah berstatus penduduk asli Desa Namo Bintang. Jarak lokasi TPAS ke tempat tinggal dibedakan menjadi tiga zona, yaitu zona pertama yang berjarak kurang dari satu kilometer, zona kedua berjarak satu hingga dua kilometer, dan zona ketiga berjarak lebih dari dua kilometer dari pusat TPAS “Namo Bintang” dimana pembagian jarak mengacu pada penelitian Bujangusti yang didasari oleh penelitian BKLH Bujangusti 2009. Responden masyarakat pemulung mayoritas tinggal dijarak yang tidak selayaknya yaitu lebih kecil dari 1000 meter sebanyak 37 responden 72,55, sedangkan responden masyarakat non pemulung banyak yang tinggal pada jarak antara 1001 hingga 2000 meter dari lokasi dengan jumlah 20 responden 62,50. Berdasarkan hasil penelitian jarak tempat tinggal masyarakat terdekat dengan jarak 300 meter, kondisi ini terjadi karena mereka sudah tinggal sebelum dari adanya TPAS dibangun. Hal ini menunjukkan bahwa tempat tinggal yang memiliki jarak dekat dari TPAS tidak dijadikan suatu masalah bagi masyarakat pemulung.

5.2.2 Karakteristik Responden Tenaga Kerja

Dokumen yang terkait

Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

8 87 99

Hubungan Antara Komponen Rumah Dan Jarak Rumah Terhadap Kadar SO2 Dalam Rumah Disekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

2 46 101

Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

2 70 72

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

5 82 169

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 14

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 2

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 16

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 41

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 2

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 24