Biaya Kesehatan Cost of Illness

48 diterima responden. Marjin berguna untuk menunjukkan kontribusi fakor-fakor produksi selain bahan baku. Besaran marjin dapat dilihat balas jasa terhadap fakor produksi yang terdiri dari balas jasa tenaga kerja, sumbangan input lain dan keuntungan perusahaan. Pembuatan pupuk kompos sebagian besar marjin yang diterima unit usaha didistribusikan pada keuntungan unit usaha. Pendapatan tenaga kerja sebesar 46,809 yang menjelaskan seberapa besar imbalan untuk tenaga kerja dengan marjin yang dihasilkan. Adanya keuntungan dari nilai sumbangan input lain yang digunakan sebesar 44,672, dihasilkan dari keuntungan yang didapat dari hasil pengolahan tanah endapan. Sebanyak 8,519 keuntungan yang didapat oleh pemilik usaha pupuk kompos. Hasil produksi total pupuk kompos dari tiga responden masyarakat pemulung sebesar 40 . 000 kg per bulan. Pengolahan tanah endapan menjadi pupuk kompos menghasilkam nilai tambah, sehingga diestimasi total nilai manfaat ekonomi yang diperoleh setiap bulannya sebesar Rp . 628 . 852 dalam tahun 2013. Nilai tersebut didapat dari perkalian jumlah produksi setiap bulan dengan keuntungan per kg bahan baku. Terdapat potensi untuk peningkatan nilai tambah dari sampah-sampah yang terdapat di TPAS “Namo Bintang”.

6.2.2 Eksternalitas Negatif Keberadaan TPAS “Namo Bintang”

Keberadaan TPAS “Namo Bintang” juga memiliki eksternalitas negatif seperti penurunan kualitas lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat pemulung dan non pemulung. Kualitas lingkungan yang tercemar dari adanya TPAS “Namo Bintang ” menyebabkan kualitas air dan udara serta lingkungan sekitar menurun, sehingga masyarakat mengeluarkan biaya pengobatan dan biaya konsumsi air bersih. Biaya konsumsi air bersih dapat dilihat dari biaya air galon isi ulang dan PAM.

6.2.2.1 Biaya Kesehatan Cost of Illness

Responden masyarakat pemulung menyatakan bahwa TPAS “Namo Bintang ” tidak memberikan eksternalitas negatif apapun karena responden menjadikan sampah di TPAS sebagai sumber penghasilan. Banyak masyarakat 49 pemulung yang membawa anak berumur satu tahun kebawah, ke TPAS “Namo Bintang ” yang sangat mengganggu pada kesehatan bayi. Hal itu tidak dapat dipungkiri dengan adanya dampak dari keberadaan TPAS “Namo Bintang” secara tidak langsung. Terlihat dari tingkat kesehatan yang terganggu bagi responden masyarakat pemulung sebanyak 31 . responden 60,78 dimana harus mengeluarkan biaya kesehatan setiap bulannya. Sebagian responden pemulung terganggu kesehatannya, akan tetapi mereka tidak menganggap hal tersebut suatu masalah yang serius. Berdasarkan hasil penelitian, bagi responden masyarakat non pemulung kesehatan tidak terlalu terganggu sebanyak 25 responden 78,13, sedangkan tujuh responden 21,88 mengalami gangguan kesehatan. Responden non pemulung mengatakan bahwa sangat tidak nyaman dengan adanya keberadaan TPAS yang mengganggu penciuman terhadap udara di lingkungannya, tetapi disisi sosial responden melihat adanya TPAS “Namo Bintang” adalah tempat dimana masyarakat pemulung mencari kehidupan. TPAS dapat merubah pendapatan masyarakat pemulung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keadaan air juga menjadi buruk, maka dari itu responden non pemulung baik yang memiliki jarak jauh dari lokasi, tetap menggunakan air yang bersumber dari PAM. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat penurunan kualitas lingkungan yang disebut juga eksternalitas negatif dari adanya TPAS “Namo Bintang”. Berdasarkan keterangan dari Bidan Desa Namo Bintang, penyakit yang mayoritas diderita pada tahun 2012 adalah demam, diare, ISPA, dan sakit kepala, namun demam dan sakit kepala bukan penyakit yang diakibatkan oleh keberadaan TPAS “Namo Bintang”. Tabel 14 hanya mencantumkan penyakit diare dan ISPA karena berkaitan langsung dengan keberadaan TPAS “Namo Bintang”. Biaya kesehatan dihitung per kepala keluarga yang didapatkan dari hasil wawancara terhadap responden berkunjung untuk berobat dan membeli obat setiap bulannya. Menurut responden, penyakit ini bukan penyakit parah dan tidak mengganggu mereka dalam bekerja, sehingga tetap mendapatkan penghasilan. 50 Tabel 14 Daftar penyakit yang diderita akibat TPAS “Namo Bintang” dan biaya kesehatan responden masyarakat Desa Namo Bintang Nama Penyakit Jumlah Responden orang Total Biaya Pengobatan Rpbulan Diare 11 375 . 000 ISPA 15 540 . 000 Total 26 915 . 000 Pada Tabel 14 terdapat biaya kesehatan yang terkait dengan keberadaan TPAS “Namo Bintang” yang dikeluarkan oleh responden masyarakat, yaitu diare dan ISPA. Penyakit yang banyak diderita adalah ISPA Infeksi Saluran Penapasan sebanyak 15 responden. Total biaya pengobatan ISPA terbesar karena responden yang menderita juga banyak. Jika dilihat dari rata-rata per responden pun biaya yang terbesar adalah ISPA sebesar Rp . 36 . 000 karena pengeluaran akan obat yang dibutuhkan lebih banyak. Biaya kesehatan tidak terlalu mahal karena jarak yang tidak jauh dan masyarakat cenderung berobat ke bidan ataupun klinik di Desa Namo Bintang dikarenakan letak puskesmas yang terlalu jauh. Biaya pengobatan yang dikeluarkan oleh seluruh responden sebesar Rp 915 . 000 per bulan dari 26 . orang. Rata-rata biaya yang dikeluarkan responden sebesar Rp . 35 . 200 per bulan sehingga didapat total biaya pengobatan yang dikeluarkan masyarakat di Desa Namo Bintang sebesar Rp . 56 . 249 . 600 per bulan atau Rp . 674 . 995 . 200 per tahun dari total rumah tangga sebanyak 1 . 598 KK dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Total biaya kesehatan yang dikeluarkan masyarakat Desa Namo Bintang Hal Nilai Total biaya pengobatan Rpbulan A 915 . 000 Jumlah responden orang B 26 Rata-rata biaya pengobatan Rpbulan C=AB 35 . 200 Jumlah rumah tangga KK D 1 . 598 Total biaya pengobatan Rpbulan E=CxD 56 . 249 . 600

6.2.2.2 Biaya Pengganti Replacement Cost

Dokumen yang terkait

Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

8 87 99

Hubungan Antara Komponen Rumah Dan Jarak Rumah Terhadap Kadar SO2 Dalam Rumah Disekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

2 46 101

Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

2 70 72

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

5 82 169

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 14

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 2

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 16

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 41

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 2

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 24