VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penggunaan sistem pengolahan limbah cair bagi industri memang menjadi kewajiban untuk menurunkan tingkat pencemar limbah terhadap lingkungan.
Sejauh mana pengawasan terhadap hasil olahan sistem pengolahan limbah, efisiensi dari pengolahan limbah, efektifitas pengolahan terhadap biaya
pengolahan limbah belum banyak dipelajari dan diamati. Penilaian efisiensi pengolahan limbah cair perlu dilakukan sebagai media pengawasan dan
pencegahan terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi akibat tingginya konsentrasi limbah yang dibuang.
Penelitian mengenai pengolahan limbah cair dalam sudut pandang ekonomi perlu dilakukan, hal ini dapat membantu perusahaan dalam efisiensi biaya dan
dapat menjadi pertimbangan untuk penghematan biaya dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menetapkan aturan-aturan dan menjadikan
hal ini sebagai stimulus positif bagi perusahaan. Penelitian dibidang ekonomi dapat dimulai dengan mengidentifikasi
keseluruahn biaya yang dibutuhkan dalam pengelolaan sistem pengolahan limbah cair. Hasil identifikasi keseluruhan biaya dapat digunakan untuk mengidentifikasi
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengurangi tingkat pencemar limbah cair.
6.1 Efisiensi Pengolahan Limbah Cair Reject Treatment Plant RTP Cold
Rolling Mill CRM PT. Krakatau Steel.
Berdasarkan pengolahan data dari uji laboraturium terhadap sampel hasil olahan Reject Treatment Plant RTP, nilai COD sebelum dan sesudah
pengolahan mengalami penurunan. Sebelum dilakukan perhitungan efisiensi, setidaknya dapat diketahui bahwa RTP dapat menurunkan COD. Rata-rata inlet
adalah 400 mgL dimana nilai tersebut berada diatas baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar 300 mgL. Setelah mengalami pengolahan,
rata-rata outletCODmenjadi 125,4 mgl dimana nilai tersebut berada dibawah baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan, dengan kata lain air limbah dapat
dibuang tanpa membahayakan perairan. Secara grafis, perbandingan inlet, standar baku mutu dan outlet parameter COD dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Sumber : Data pengujian RTP CRM PT. Krakatau Steel 2012 -2014 diolah.
Gambar 6.1 Perbandingan Konsentrasi Parameter COD Limbah Cair RTP CRM
PT. Krakatau Steel. Berdasarkan pengolahan data dari uji laboratorium terhadap sampel hasil
olahan Reject Treatment Plant RTP, nilai temperatur sebelum dan sesudah pengolahan mengalami penurunan. Rata-rata inlet temperatur adalah 60°C dimana
nilai tersebut berada diatas baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar 40°C. Setelah mengalami pengolahan, rata-rata outlet temperatur menjadi
36,5°C dimana nilai tersebut berada dibawah baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan, dengan kata lain air limbah dapat dibuang tanpa membahayakan
perairan. Hal ini membuktikan bahwa RTP bekerja dengan baik dalam menurunkan suhu limbah cair. Secara grafis, perbandingan inlet, standar baku
mutu dan outlet parameter temperatur dapat dilihat pada Gambar 6.2.
Sumber : Data pengujian RTP CRM PT. Krakatau Steel 2012 -2014 diolah.
Gambar 6.2 Perbandingan Konsentrasi Parameter Temperatur Limbah Cair RTP
CRM PT. Krakatau Steel.
200 400
Inlet Baku Mutu Outlet
MgL
50 100
inlet baku
mutu outlet
°C