Kadar Abu Biobriket Limbah Padat Organik Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Gambar 29 Grafik nilai kalor biobriket Nilai kalor paling tinggi pada penelitian ini dimiliki oleh biobriket 2 yaitu sebesar 5336.7 kalg. Nilai kalor yang tinggi pada biobriket 2 diduga karena berkaitan dengan kadar air yang rendah yang dimiliki biobriket 2 dibandingkan dengan kadar air yang dimiliki biobriket lain. Kadar air biobriket 2 paling rendah yaitu sebesar 7.67 seperti tersaji pada Gambar 1, sehingga bisa dikatakan kadar air rendah yang terdapat pada biobriket 2 mengakibatkan nilai kalor yang tinggi. Selain itu, kadar abu juga berpengaruh pada nilai kalor suatu biobriket. Kadar abu yang dimiliki biobriket 2 juga paling rendah yaitu sebesar 3.14 seperti tersaji pada gambar 3. Hal tersebut karena semakin besar kadar abu yang dimiliki oleh suatu biobriket dapat mempengaruhi nilai kalor pembakaran biobriket itu sendiri. Sementara itu, nilai kalor paling rendah pada penelitian ini terdapat pada biobriket 1 yaitu sebesar 4216.75 kalg. Hal ini diduga karena berkaitan juga dengan kadar air biobriket 1 yang tinggi jika dibandingkan dengan biobriket lain yaitu sebesar 13.5. Dan kadar abu yang dimiliki biobriket 1 yang sangat tinggi dibandingkan dengan kadar abu biobriket lain yaitu sebesar 19.46. Semakin tinggi kadar air yang dimiliki suatu briket maka akan berpengaruh akan penurunan nilai kalor briket karena proses pembakaran menjadi kurang efisien Listiyanawati et al, 2008. Nilai kalor pada penelitian kali ini yaitu sebesar 4216.75-5336.7 kalg, hasil penelitian ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai kalor briket ampas tebu penelitian Hartadi 2015 yaitu sebesar 4022-4155 kalg. Faktor jenis bahan baku juga mempengaruhi besarnya nilai kalor bakar briket yang dihasilkan, karena di dalam setiap jenis bahan baku memiliki kadar karbon terikat yang berbeda sehingga mengakibatkan nilai kalor yang berbeda juga. Hasil nilai kalor biobriket pada penelitian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai kalor briket arang limbah organik perkotaan Setyawan 2006 yaitu sebesar 5953-6906 kalg. Nilai kalor yang dihasilkan briket arang penelitian Setyawan 2006 lebih tinggi dan lebih baik dibandingkan penelitian ini, hal tersebut berkaitan dengan kadar air. Kadar air pada penelitian ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai kadar air briket arang pada penelitian Setyawan 2006. Selain itu, pada penelitian ini tidak melakukan proses karbonisasi seperti pada penelitian Setyawan 2006. Proses karbonisasi juga sangat berpengaruh akan tinggi nya nilai kalor pembakaran yang akan dihasilkan. Briket arang memang memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dan 1000 2000 3000 4000 5000 6000 Biobriket 1 Biobriket 2 Biobriket 3 Biobriket 4 Nilai ka lor ka l g lebih baik dibandingkan dengan briket non karbonisasi seperti pada penelitian ini. Nilai kalor biobriket pada penelitian ini dibandingkan dengan nilai kalor briket penelitian lain dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai kalor beberapa briket Briket Nilai kalor kalg Biobriket limbah padat organik 4216.75-5336.7 Briket ampas tebu 4022-4155 Briket arang limbah organik perkotaan 5953-6906 Hasil analisis sidik ragam terhadap nilai kalor Lampiran 10 menunjukkan bahwa ada pengaruh komposisi bahan baku biobriket terhadap nilai kalor. Hal ini terlihat dari nilai F hitung yang lebih besar daripada F tabel pada taraf nyata 5. Hasil uji lanjut duncan pada nilai kalor Lampiran 10 memperlihatkan bahwa semua biobriket berbeda nyata. Penambahan serbuk kayu sengon juga mempengaruhi besarnya nilai kalor.

4.5 Unsur C,H,O,N,S Biobriket

Biobriket memiliki unsur-unsur kimia yang terkandung di dalamnya, yaitu unsur karbon, unsur hidrogen, unsur oksigen, unsur nitrogen dan unsur sulfur. Unsur-unsur tersebut berkaitan dengan proses pembakaran biobriket dan juga terkait dengan dampak dari proses pembakaran biobriket tersebut terhadap pencemaran lingkungan. Hasil pengujian unsur C,H,O,N,S biobriket dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil pengujian kandungan unsur C,H,O,N,S biobriket Sampel Karbon Hidrogen Oksigen Nitrogen Sulfur Biobriket 1 36.42 5.87 54.37 2.93 0.4 Biobriket 2 48.75 6.06 44.73 0.31 0.15 Biobriket 3 47.47 6.37 45.29 0.64 0.21 Biobriket 4 45.26 5.79 48.79 0.08 0.07 Keterangan : Biobriket 1 100 limbah padat organik rumah tangga Biobriket 2 75 limbah padat organik rumah tangga dan 25 serbuk kayu sengon Biobriket 3 50 limbah padat organik rumah tangga dan 50 serbuk kayu sengon Biobriket 4 25 limbah padat organik rumah tangga dan 75 serbuk kayu sengon Hasil pengujian unsur C,H,O,N,S biobriket seperti tersaji pada Tabel 3, dapat dilihat jika unsur karbon tertinggi hingga terendah dimiliki oleh biobriket 2, biobriket 3, biobriket 4, dan biobriket 1 yaitu sebesar 48.75, 47.47, 45.26, dan 36.42 berturut-turut. Hal tersebut diduga terkait dengan nilai kalor yang dimiliki biobriket. Biobriket 2 yang memiliki kadar karbon paling tinggi juga