lebih baik dibandingkan dengan briket non karbonisasi seperti pada penelitian ini. Nilai kalor biobriket pada penelitian ini dibandingkan dengan nilai kalor briket
penelitian lain dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai kalor beberapa briket Briket
Nilai kalor kalg Biobriket limbah padat organik
4216.75-5336.7 Briket ampas tebu
4022-4155 Briket arang limbah organik perkotaan
5953-6906 Hasil analisis sidik ragam terhadap nilai kalor Lampiran 10 menunjukkan
bahwa ada pengaruh komposisi bahan baku biobriket terhadap nilai kalor. Hal ini terlihat dari nilai F hitung yang lebih besar daripada F tabel pada taraf nyata 5.
Hasil uji lanjut duncan pada nilai kalor Lampiran 10 memperlihatkan bahwa semua biobriket berbeda nyata. Penambahan serbuk kayu sengon juga
mempengaruhi besarnya nilai kalor.
4.5 Unsur C,H,O,N,S Biobriket
Biobriket memiliki unsur-unsur kimia yang terkandung di dalamnya, yaitu unsur karbon, unsur hidrogen, unsur oksigen, unsur nitrogen dan unsur sulfur.
Unsur-unsur tersebut berkaitan dengan proses pembakaran biobriket dan juga terkait dengan dampak dari proses pembakaran biobriket tersebut terhadap
pencemaran lingkungan. Hasil pengujian unsur C,H,O,N,S biobriket dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil pengujian kandungan unsur C,H,O,N,S biobriket Sampel
Karbon Hidrogen Oksigen Nitrogen Sulfur Biobriket 1
36.42 5.87
54.37 2.93
0.4 Biobriket 2
48.75 6.06
44.73 0.31
0.15 Biobriket 3
47.47 6.37
45.29 0.64
0.21 Biobriket 4
45.26 5.79
48.79 0.08
0.07 Keterangan : Biobriket 1 100 limbah padat organik rumah tangga
Biobriket 2 75 limbah padat organik rumah tangga dan 25 serbuk kayu sengon
Biobriket 3 50 limbah padat organik rumah tangga dan 50 serbuk kayu sengon
Biobriket 4 25 limbah padat organik rumah tangga dan 75 serbuk kayu sengon
Hasil pengujian unsur C,H,O,N,S biobriket seperti tersaji pada Tabel 3, dapat dilihat jika unsur karbon tertinggi hingga terendah dimiliki oleh biobriket 2,
biobriket 3, biobriket 4, dan biobriket 1 yaitu sebesar 48.75, 47.47, 45.26, dan 36.42 berturut-turut. Hal tersebut diduga terkait dengan nilai kalor yang
dimiliki biobriket. Biobriket 2 yang memiliki kadar karbon paling tinggi juga
memiliki nilai kalor paling tinggi jika dibandingkan dengan biobriket lain. Sementara itu biobriket 1 yang memiliki kadar karbon paling rendah juga
memiliki nilai kalor paling rendah dibandingkan dengan biobriket lain. Dapat dikatakan bahwa kadar karbon berkaitan dengan nilai kalor suatu biobriket.
Unsur hidrogen yang dimiliki biobriket pada penelitian ini dari yang tertinggi hingga terendah dimiliki oleh biobriket 3, biobriket 2, biobriket 1,
biobriket 4 dengan nilai 6.37, 6.06, 5.87, dan 5.79 berturut-turut. Unsur hidrogen yang terkandung dalam biobriket berkaitan dengan proses pembakaran,
karena unsur hidrogen dan juga unsur karbon merupakan unsur pembentuk senyawa hidrokarbon. Sementara itu, unsur oksigen yang dimiliki biobriket pada
penelitian ini dari yang tertinggi hingga terendah dimiliki oleh biobriket 1, biobriket 4, biobriket 3, biobriket 2 dengan nilai 54.37, 48.79, 45.29, dan
44.73 berturut-turut. Semakin tinggi kadar oksigen yang dimiliki oleh biobriket maka akan semakin baik dalam proses pembakaran, karena sesungguhnya proses
pembakaran itu sendiri adalah reaksi kimia dengan oksigen yang ada dalam udara. Sehingga kadar oksigen memang berpengaruh penting dalam proses pembakaran.
Kadar unsur nitrogen yang dimiliki biobriket pada penelitian ini dari yang tertinggi hingga terendah dimiliki oleh biobriket 1, biobriket 3, biobriket 2,
biobriket 4 dengan nilai 2.93, 0.64, 0.31, dan 0.08 berturut-turut. Sementara itu, pada penelitian ini unsur sulfur yang dimiliki biobriket dari yang
paling tinggi hingga terendah yaitu biobriket 1, biobriket 3, biobriket 2, biobriket 4 dengan nilai 0.4, 0.21, 0.15, dan 0.07 berturut-turut. Unsur nitrogen dan
unsur sulfur merupakan unsur-unsur yang berbahaya sebagai pencemar udara ketika proses pembakaran terjadi. Karena unsur nitrogen dan sulfur dapat
menimbulkan gas-gas asam seperti SOx dan NOx. Data hasil pengujian unsur C,H,O,N,S biobriket pada penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 11.
Hasil analisis sidik ragam terhadap unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur Lampiran 12 menunjukkan bahwa ada pengaruh komposisi
bahan baku biobriket terhadap unsur-unsur tersebut. Hal ini terlihat dari nilai F hitung yang lebih besar daripada F tabel pada taraf nyata 5. Hasil uji lanjut
duncan pada unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur Lampiran 12 memperlihatkan bahwa semua biobriket berbeda nyata.
4.6 Uji Bakar Biobriket
Pengujian bakar pada biobriket bertujuan untuk mengetahui seberapa baik kualitas panas yang dihasilkan biobriket ketika proses pembakaran terjadi.
Masing-masing biobriket memiliki nilai panas yang berbeda satu sama lain, hal tersebut dapat dilihat dari suhu yang dihasilkan. Selain itu waktu lama biobriket
terbakar juga berbeda satu sama lain. Data hasil uji bakar biobriket pada penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 13.
Biobriket 1 memiliki suhu bara yang berkisar antara 122.4- 487.1˚C seperti
tersaji pada Gambar 1. Suhu bara maksimal yang dimiliki biobriket 1 yaitu sebesar 487.1˚C, suhu tersebut sudah cukup tinggi dan baik untuk biobriket.
Sementara itu suhu bawah panci berkisar antara 95.8 – 192.4˚C, dapat dilihat
bahwa suhu bara dan suhu bawah panci memiliki tren sama yaitu suhu menurun
sesuai dengan lamanya waktu biobriket hingga habis terbakar. Lama waktu biobriket 1 hingga habis terbakar yaitu selama 50 menit.
Uji bakar biobriket 2 memiliki hasil suhu bara yang berkisar antara 125- 56
0.2˚C seperti yang tersaji pada Gambar 2. Suhu bara maksimal yang dimiliki biobriket 2 yaitu sebesar 56
0.2˚C. Hasil suhu bawah panci berkisar antara 70.5- 257˚C. Suhu bawah panci biobriket 2 memiliki hal yang berbeda dibandingkan
dengan hasil uji biobriket lain yaitu suhu bawah panci yang tidak turun secara terus menerus tetapi di waktu tertentu suhu bawah panci menjadi naik. Suhu
bawah panci saat menit ke 30 yaitu sebesar 207.3˚C tetapi suhu menjadi naik saat menit ke 35 yaitu sebesar 252.9˚C. Hal tersebut diduga karena masih ada biobriket
yang belum terbakar secara sempurna, sehingga suhu bawah panci menjadi belum stabil dan menjadi lebih tinggi. Waktu yang diperlukan untuk biobriket 2 terbakar
hingga habis yaitu selama 85 menit.
Biobriket 3 memiliki suhu bara yang berkisar antara 126.2- 546.7˚C seperti
tersaji pada Gambar 3. Suhu bara maksimal yang dimiliki biobriket 3 yaitu sebesar 546.7˚C, suhu tersebut sudah tinggi dan baik untuk biobriket sebagai
bahan bakar. Sementara itu suhu bawah panci berkisar antara 71.7 – 336.8˚C,
dapat dilihat bahwa suhu bara dan suhu bawah panci memiliki tren sama yaitu suhu menurun sesuai dengan lamanya waktu biobriket hingga habis terbakar.
Lama waktu biobriket 3 hingga habis terbakar yaitu selama 60 menit.
Biobriket 4 memiliki suhu bara yang berkisar antara 109.5- 488.2˚C seperti
tersaji pada Gambar 4. Suhu bara maksimal yang dimiliki biobriket 4 yaitu sebesar 488.2˚C, suhu tersebut sudah tinggi dan baik untuk biobriket sebagai
bahan bakar. Sementara itu suhu bawah panci berkisar antara 82.5 – 378.2˚C,
dapat dilihat bahwa suhu bara dan suhu bawah panci memiliki tren sama yaitu suhu menurun sesuai dengan lamanya waktu biobriket hingga habis terbakar.
Lama waktu biobriket 4 hingga habis terbakar yaitu selama 55 menit.
4.7 Mutu Biobriket
Biobriket memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain, sehingga untuk menjadikan biobriket sebagai bahan bakar yang baik perlu adanya
penetapan mutu biobriket pada penelitian ini. Mutu biobriket sebagai bahan bakar padat dapat diketahui dengan cara membandingkan dengan standar Indonesia
yaitu standar mutu briket arang kayu di Indonesia. Perbandingan nilai hasil penelitian dengan standar mutu briket arang kayu di Indonesia menurut SNI 01-
6235-2000 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Perbandingan nilai biobriket hasil penelitian dengan SNI Parameter Uji
Hasil penelitian Nilai SNI
Kadar air 7.67-13.5
Maks 8 Kadar abu
3.14-19.46 Maks 8
Nilai kalor kalg 4216.75-5336.7
Min 5000 Standar mutu kadar air briket arang kayu seperti tersaji pada Tabel 9, dapat
dilihat bahwa maksimal nilai kadar air sebesar 8. Sementara itu nilai kadar air