Pembuatan Perekat Pencampuran dengan Perekat

Gambar 10 Pengeringan biobriket 3.3.9 Pengujian Mutu Biobriket Pengujian mutu biobriket pada penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu pengujian sifat fisis yang terdiri dari penetapan kadar air dan kerapatan, pengujian sifat kimia yang terdiri dari penetapan kadar abu, nilai kalor, pengujian kandungan unsur C,H,O,N,S. dan yang terakhir adalah pengujian pembakaran biobriket.

3.3.9.1 Pengujian Sifat Fisis a. Penetapan Kadar Air

Sampel biobriket dimasukkan ke dalam cawan porselin kemudian ditimbang dengan timbangan digital hingga beratnya sebesar dua gram. Sampel tersebut dimasukkan ke oven untuk dikeri ngkan dengan suhu 105˚C hingga beratnya konstan selama 2 jam. Sampel yang telah konstan beratnya kemudian didinginkan dalam desikator selama 10 menit. Penetapan kadar air dilakukan sebanyak dua kali pengulangan dan tersaji pada Gambar 11 dan 12. Penetapan kadar air mengacu pada ASTM D-3172. Kadar air biobriket dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : � = − �� �� � Keterangan : KA = Kadar air bahan BA = Berat awal gram BKT = Berat kering tanur gram Gambar 11 Pengukuran berat sampel Gambar 12 Oven yang digunakan dalam penetapan kadar air

b. Penetapan Kerapatan

Kerapatan dinyatakan dalam perbandingan berat dan volume. Biobriket yang telah dihasilkan diukur bobotnya menggunakan timbangan elektrik dalam satuan gram pada kondisi kering udara. Selanjutnya biobriket tersebut diukut dimensi tinggi dan diameter untuk mengetahui volumenya dalam satuan centimeter. Nilai bobot dan nilai volume biobriket digunakan untuk menetapkan besarnya kerapatan biobriket tersebut. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Penetapan kerapatan biobriket tersaji pada Gambar 13 dan Gambar 14. Penetapan kerapatan berdasarkan ASTM 1959. Persamaan penetapan kerapatan biobriket adalah sebagai berikut: �� = � Keterangan : Kr = Kerapatan gcm 3 BBA = Berat biobriket gram VBA = Volume biobriket cm 3 Gambar 13 Pengukuran tinggi biobriket Gambar 14 Pengukuran berat biobriket