IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Berawal dari sebuah badan pengelola dana masjid di Purwokerto yang bertugas mengelola dan menyalurkan dana kepada masyarakat dengan skema
yang sederhana. Raden Aria Wiriatmaja pada tanggal 16 Desember 1895, mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden.
Lembaga ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi perekonomian masyarakat.
BRI mengalami beberapa kali perubahan nama, seperti menjadi Hulp-en Spaarbank der Inlandshe Bestuurs Ambtenareen
1895, De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw Credietbank
atau Volksbank 1912. Kembali mengalami perubahan nama menjadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen
Algemene 1912 dan berubah menjadi Algemene Volkscredietbank atau dikenal
juga sebagai AVB 1934. Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, AVB berganti namanya menjadi Syomin Ginko 1942-1945.
Melalui Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946, pada tanggal 22 Februari 1946 Pemerintah Indonesia mengubah nama Syomin Ginko menjadi Bank Rakyat
Indonesia BRI. Saat itu BRI, sebagai bank Pemerintah, menjadi ujung tombak dalam pembangunan perekonomian nasional. Nama BRI kemudian diubah lagi
oleh Pemerintah pada tahun 1960 menjadi Bank Koperasi Tani Nelayan BKTN. Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968, Pemerintah kembali
menetapkan nama Bank Rakyat Indonesia sebagai bank umum. BRI mengalami perubahan badan hukumnya tahun 1992 PT Bank Rakyat
Indonesia Persero berdasarkan Undang- Undang Perbankan No.7 Tahun 1992. Dan menjadi Perseroan Terbuka pada tanggal 10 November 2003 dan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, kini Bursa Efek Indonesia BEI, dengan kode “BBRI”. Saham BRI sampai saat ini tergabung dalam indeks saham
LQ-45 dan menjadi salah satu saham unggulan blue chip di BEI. Selain itu, BRI mengakuisisi Bank Jasa Artha pada tahun 2007 yang kemudian dikonversi
menjadi PT Bank BRISyariah dan pada 24 November 2010 BRI telah melakukan akuisisi saham PT Bank Agroniaga Tbk.
Sejak awal didirikan, fokus usaha BRI adalah pada pelayanan perbankan di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM dan hingga sekarang BRI
tercatat sebagai bank yang memberikan dana kredit UMKM terbesar nasional. Sebagian besar saham BRI dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sebesar
56,75 dan sisanya sebesar 43,25 dimiliki oleh masyarakat. Nilai kapitalisasi pasar saham BRI pada akhir tahun 2010 mencapai Rp129,57 triliun atau sekitar
4,13 dari total nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia.
4.1.2 Visi, Misi, Strategi dan Budaya Perusahaan