Jumlah Beban Laba Sebelum Pajak

6 5 4 3 2 1 7000000 6000000 5000000 4000000 3000000 2000000 1000000 I ndex P e n d a p a ta n L a in n y a A lpha lev el 0,2 Gam m a trend 0,2 Sm oothing C onstants M A PE 1,98222E+ 01 M A D 5,38948E+ 05 M SD 3,31290E+ 11 A ccuracy M easures A ctual F its F orecasts 95,0 PI V ariable DES = 02 = 0,2 Double Exponent ial Met hod Tingkat akurasi menggunakan α = 0,2 dan β = 0,2 lebih baik digunakan karena angka MAPE, MAD dan MSD yang dihasilkannya lebih kecil. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prediksi pendapatan lainnya tahun 2011 sebaiknya menggunakan angka Rp 5.784.429 juta. Tabel hasil Output forecasting pendapatan lainnya dapat dilihat di Lampiran 15., dan berikut ini merupakan grafik forecasting pendapatan lainnya. Gambar 5. Grafik Forecasting Pendapatan Lainnya

3. Jumlah Beban

Pola data yang dihasilkan dengan menggunakan fasilitas Time series out pada data jumlah beban menunjukkan bahwa data semakin naik ke kanan atas, yang menunjukkan data tidak stasioner. Sehingga tepat untuk menggunakan metode double exponential smoothing untuk meramalkan nilai jumlah beban di tahun berikutnya. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode double exponential smoothing dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2, hasil forecasting sebesar Rp 17.092.894 juta. Untuk menguji tingkat errornya, nilai t hitung yang dihasilkan sangat kecil atau lebih kecil dari t tabel yang bernilai sebesar 2,776, dan Ljung Box Q pada lag 10 dari 2 tabel 11,143, hal ini menunjukkan forecasting dengan metode ini dengan kriteria α=0,2 dan β=0,2 dapat digunakan untuk untuk memprediksi rata-rata jumlah beban dimasa mendatang. A lpha lev el 0,2 Gam m a trend 0,2 Sm oothing C onstants M A PE 1,98222E+ 01 M A D 5,38948E+ 05 M SD 3,31290E+ 11 A ccuracy M easures Alpha lev el 0,4 Gamma trend 0,3 Smoothing Constants MAPE 2,16928E+ 01 MAD 5,98820E+ 05 MSD 4,35978E+ 11 Accuracy Measures Untuk mengetahui forecast dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2 mempunyai kesalahan prediksi minimal maka dicoba dengan menggunakan besaran α=0,4 dan β=0,3. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut: Tingkat akurasi menggunakan α=0,2 dan β=0,2 baik karena angka MAPE, MAD dan MSD yang dihasilkannya lebih kecil. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prediksi jumlah beban tahun 2011 sebaiknya menggunakan angka Rp 17.092.894 juta. Tabel hasil Output forecasting jumlah beban dapat dilihat di Lampiran 15., dan berikut ini merupakan grafik forecasting- nya. Gambar 6. Grafik Forecasting Jumlah Beban

4. Laba Sebelum Pajak

Pola data yang dihasilkan dengan menggunakan fasilitas Time series out pada data laba sebelum pajak menunjukkan bahwa data semakin naik ke kanan atas, yang menunjukkan data tidak stasioner. Sehingga tepat untuk menggunakan metode double exponential smoothing untuk meramalkan nilai laba sebelum pajak di tahun berikutnya. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode double exponential smoothing dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2, hasil forecasting sebesar Rp 15.483.198 juta. Alpha lev el 0,4 Gamma tr end 0,3 Smoothing Constants MAPE 6,56688E+ 00 MAD 7,85377E+ 05 MSD 8,93664E+ 11 Accur acy Measur es Alpha lev el 0,2 Gamma trend 0,2 Smoothing Constants MAPE 5,82277E+ 00 MAD 6,86122E+ 05 MSD 6,75623E+ 11 Accuracy Measures 6 5 4 3 2 1 20000000 18000000 16000000 14000000 12000000 10000000 8000000 6000000 I ndex Ju m la h B e b a n Alpha lev el 0,2 Gamma tr end 0,2 Smoothing Constants MAPE 5,82277E+ 00 MAD 6,86122E+ 05 MSD 6,75623E+ 11 Accur acy Measur es Actual Fits For ecasts 95,0 PI Var iable Smoothing Plot for Jumlah Beban Double Exponential Method Untuk menguji tingkat errornya, nilai t hitung yang dihasilkan sangat kecil atau lebih kecil dari t tabel yang bernilai sebesar 2,776, dan Ljung Box Q pada lag 10 dari 2 tabel 11,143, hal ini menunjukkan forecasting dengan metode ini dengan kriteria α=0,2 dan β=0,2 dapat digunakan untuk untuk memprediksi rata-rata laba sebelum pajak dimasa mendatang. Untuk mengetahui forecast dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2 mempunyai kesalahan prediksi minimal maka dicoba dengan menggunakan besaran α = 0,4 dan β = 0,3. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut: Tingkat akurasi menggunakan α=0,4 dan β=0,3 baik karena angka MAPE, MAD dan MSD yang dihasilkannya lebih kecil. Hasil forecasting menggunakan α = 0,4 dan β = 0,3 menghasilkan prediksi nilai laba sebelum pajak sebesar Rp 15.564.172 juta. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prediksi sebelum pajak bersih tahun 2011 sebaiknya menggunakan angka Rp 15.564.172 juta. Tabel hasil Output forecasting laba sebelum pajak dapat dilihat di Lampiran 15., dan berikut ini merupakan grafik forecasting-nya. Gambar 7. Grafik Forecasting Laba Sebelum Pajak Dari hasil forecasting pendapatan bunga bersih diperoleh prediksi nilai pendapatan bunga bersih BRI tahun 2011 naik menjadi Rp34.553.308 juta, yaitu meningkat sebesar Rp1.664.705 5,06 persen dari tahun 2010 yaitu pada tahun 2010 Alpha lev el 0,2 Gamma tr end 0,2 Smoothing Constants MAPE 9,64736E+ 00 MAD 9,80438E+ 05 MSD 1,34467E+ 12 Accur acy Measur es Alpha lev el 0,4 Gamma tr end 0,3 Smoothing Constants MAPE 1,01801E+ 01 MAD 1,07317E+ 06 MSD 1,77865E+ 12 Accur acy Measur es 6 5 4 3 2 1 20000000 17500000 15000000 12500000 10000000 7500000 5000000 I ndex La b a S b lm P a ja k Alpha lev el 0,4 Gamma tr end 0,3 Smoothing Constants MAPE 1,01801E+ 01 MAD 1,07317E+ 06 MSD 1,77865E+ 12 Accur acy Measur es Actual Fits For ecasts 95,0 PI Var iable Double Exp. Smoothing dengan = 0 ,4 dan = 0 ,3 Double Exponential Method bernilai Rp32.888.603 menjadi 34.553.308 juta di tahun 2011. Prediksi nilai pendapatan lainnya naik sebesar Rp239.896 juta 4,33 persen dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2010 bernilai Rp5.544.533 juta menjadi Rp5.784.429 di tahun 2011. Demikian juga pada jumlah beban, jumlah beban naik sebesar Rp 979.202 6,08 persen yaitu Rp16.113.692 juta menjadi Rp17.092.894 juta di tahun 2011. Forecasting laba sebelum pajak juga mengalami kenaikan sebesar Rp 655.942 juta 4,40 persen yaitu pada tahun 2010 Rp14.908.230 menjadi Rp15.564.172 di tahun 2011. Peningkatan Laba tersebut berpeluang meningkatkan nilai EVA, artinya kinerja keuangan perusahaan semakin baik lagi. Hasil forecasting komponen rugi laba untuk tahun 2011 dapat diringkas ke dalam satu grafik yang sama seperti berikut ini. Gambar 8. Grafik Forecasting Komponen Laba Rugi

4.5.2 Forecasting Komponen Neraca

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

2 79 15

Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 34 88

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011 - 2012

0 73 84

Analisis Economic Value Added (EVA) Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Indosat, Tbk

6 60 100

Analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Bank Mandiri, Tbk

9 92 91

Analisis Economic Value Added (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

15 102 104

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92