Hambatan Penanganan Dapur Sebagai Sarana Pendukung The Kitchen Hotel Restoran Pada Aryaduta Medan

39 yang tersedia di kitchen tetapi tetap melakukan tugas dengan baik dengan baik ditunjang dengan keprofesionalan dalam hal bekerja, tentunya ini juga akan menjadi salah satu kontribusi yang sangat besar bagi manajemen diluar kontribusi revenueyang dihasilkan oleh kitchen Hotel Aryaduta Medan.

4.4 Hambatan

Hambatan yang penulis alami dibagi menjadi beberapa aspek, diantaranya: a. Aspek Operasional Kurangnya sarana dan prasarana yang disediakan untuk menjalankan operasional terutama untuk para trainee. Sehingga para trainee tidak dapat secara langsung menerapkan apa yang sudah diajarkan oleh para staff yang ada. Keterbatasan alat-alat yang dimiliki sehingga menggangu pada saat membuat sebuah produk.Oleh karena itu para traineejuga harus belajar kreatif untuk memecahkan masalah dalam mengerjakan setiap pekerjaan.Jika tidak demikian pekerjaan banyak pekerjaan yang tidak terselesaikan. b. Aspek Personalia Sangat kurangnya tenaga kerja yang ada di hotel sehingga mengakibatkan para trainee dituntut untuk bertindak sesuai dengan para staff.Tidak adanya basictraining untuk pekerja baru maupun training baru.Penulis dipaksa ikut kerja tanpa adanya orientasi bagaimana melakukan pekerjaan di masing-masing outlet. Namun, disinilah pentingnya istilah “learning by doing”, besarnya rasa inisiatif yang selalu kampus ajarkan sangatlah berguna. Dengan ini penulis terbiasa menangkap hal yang baru dan belum sama sekali dipelajari dengan mudah. Karena tidak selamanya staff dapat mengajarkan para trainee hal-hal baru, pada saat itulah jika tidak Universitas Sumatera Utara 40 menggunakan inisiatif pribadi banyak pekerjaan yang tidak terselesaikan sebelum waktunya atau pada waktu yang tepat karena staff nya sendiri sering menghilang atau “missing” di tempat kerja. c. Aspek Training Perbedaan bahasa disini sangatlah terasa, walaupun masih di dalam negeri namun ada saja beberapa bahasa yang penulis tidak pahami. Karena para staff sudah terbiasa menggunakan bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari. Pada akhirnya setelah menjalani hampir dua bulan praktik, penulis pun sudah memahami hampir 60 bahasa Jawa, walaupun apabila penulis yang harus berbicara masih belum pasif. Karena hambatan inilah seringnya juga terjadi miss communicationantarstaff yang disebabkan oleh perbedaan persepsi satu sama lainnya, seperti staff yang baru masuk belum diberi training sehingga terjadilah perbedaan pendapat yang terkadang membingungkan penulis. Dan kurangnya staffpermanen dapat juga menjadi dampak masalah, sebab pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh staff permanen sering dibeban kepada anaktrainee.

4.5 Pentingnya Disiplin Dalam Management Kitchen Hotel Aryaduta Medan