memberi hukuman fisik, komunikasi yang dilakukan komunikasi dua arah antara orang tua dan anak maka remaja telah
mempersepsikan pola asuh yang diterimanya adalah jenis pola asuh demokratis. Dalam hal ini remaja akan menjadi pribadi yang lebih
matang dan dewasa serta memiliki penyesuaian diri yang baik. Ketika remaja mempersepsikan pola asuh yang diterimanya sebagai
pola asuh demokratis, remaja memiliki kemampuan untuk mengembangkan sikap kerjasama dan lebih terlibat banyak kegiatan
yang dapat dilakukan bersama-sama dengan orang tuanya. Dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap pola asuh
demokratis merupakan penilaian subyektif individu terhadap kecenderungan sikap dan perlakuan orang tua dalam berhubungan
dengan subyek yang ditandai dengan : adanya penerapan disiplin yang tegas namun penuh kehangatan dan perhatian, tidak adanya
hukuman fisik, komunikasi dua arah antara orang tua dan anak serta pemberian kesempatan kepada anak untuk berpendapat.
3. Aspek-aspek Pola Asuh Demokratis
Aspek pola asuh demokratis menurut Kohn dalam Setiawan,1996 adalah sebagai berikut :
1. Aspek pandangan orang tua terhadap anak Pandangan orang tua yang berpola asuh demokatis terhadap
anak adalah mereka lebih mementingkan pemahaman terhadap
perasaan, keinginan dan kondisi anaknya, mendorong dan memberi kesempatan kepada anak untuk mandiri dan bertindak
secara matang sesuai dengan kemampuan anak, mengharapkan anaknya mencapai tingkat pendidikan tertentu, memberikan
tanggung jawab terhadap anak. Menghargai adanya hak-hak yang dimiliki anaknya.
2. Aspek komunikasi Cara komunikasi orang tua yang berpola asuh demokratis
terhadap anaknya adalah komunikasi dua arah. Orang tua memberi
kesempatan anak
untuk mengekspresikan
pendapatnya, memberi
kesempatan untuk
berdiskusi, menjelaskan secara jelas
dan logis aturan-aturan yang diterapkan kepada anak, suka mengajak dialog dan orang tua
tetap sebagai pengambil keputusan bila terjadi perbedaan pendapat.
3. Aspek pemenuhan kebutuhan anak Pemenuhan kebutuhan anak pada orang tua yang
demokratis adalah bersikap menerima dan telaten dalam mengasuh, responsif dan tidak mengabaikan permintaan anak.
Mengekspresikan emosi-emosi positif terhadap anak dan kondisi sekitar anak sehingga tercipta rumah yang penuh
kegembiraan dan menyenangkan bagi anak. Kebutuhan anak lebih diutamakan daripada kebutuhan orang tua sendiri. Sering