yang berbeda mengenai distribusi kelompok usia antara penelitian-penelitian tentang tumor otak.
5.2.2. Analisis Distribusi Jenis Kelamin Penderita Tumor Otak
Berdasarkan Tabel 5.2., kita dapat melihat bahwa perempuan lebih banyak menderita tumor otak dibandingkan dengan laki-laki, di mana perempuan
berjumlah 30 orang 52,63 orang, sedangkan laki-laki berjumlah 27 orang 47,37. Hal yang sama ditemukan pada data statistik dari Cancer Research UK
2013 yang menyatakan bahwa pada tahun 2010 di Inggris Raya, terdaftar sebanyak 9.156 kasus tumor SSP dengan rincian 4.541 kasus 49,60 terdapat
pada laki-laki dan 4.615 kasus 50,40 pada wanita. Penelitian Sari 2014 di Bandar Lampung menemukan adanya perbandingan antara pria dan wanita
sebesar 1:1,8. Namun, hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Hakim 2005 di Medan yang menemukan bahwa dari 48 orang penderita tumor otak di Medan pada tahun 2003-2004, laki-laki lebih banyak menderita
tumor otak, yaitu sebanyak 35 orang 72,92 dibandingkan dengan perempuan yang hanya sebanyak 13 orang 27,08. Terdapat jugapertentangan dengan
kepustakaan di mana penderita laki-laki lebih mungkin menderita tumor otak daripada perempuan American Society of Clinical Oncology, 2013. Hal ini
mungkin disebabkan oleh perbedaan populasi yang terdapat pada rentang waktu dan lokasi yang berbeda. Pada tahun 2003-2004, populasi penderita tumor otak
didominasi oleh laki-laki, sedangkan pada tahun 2011-2013, populasi penderita tumor otak didominasi oleh perempuan. Selain itu, jumlah data juga dapat
memengaruhi hasil penelitian. Jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini belum mencerminkan populasi penderita tumor otak secara keseluruhan.
5.2.3. Analisis Distribusi Gambaran Histopatologi Tumor Otak
Berdasarkan Tabel 5.3., dapat diketahui bahwa meningioma merupakan jenis tumor otak yang paling banyak dijumpai, yaitu sebanyak 25 orang 43,86,
diikuti oleh astrositoma sebanyak 6 orang 10,53. Hal ini sejalan dengan
Universitas Sumatera Utara
penelitian Hakim 2005 yang menemukan bahwa di Medan pada tahun 2003- 2004, meningioma merupakan tumor otak yang paling banyak dijumpai, yaitu
sebanyak 12 dari 48 orang pasien 25. Hal yang sama juga dijumpai pada penelitian Sari 2014 di RSUD Abdul Moeloek dan RS Imanuel Bandar
Lampung dari bulan Januari 2009-Oktober 2013, di mana meningioma mencakup 100 dari 173 orang pasien 57,8, kemudian diikuti oleh astrositoma dengan 50
orang pasien 28,9. Berdasarkan Tabel 5.3., juga dapat dilihat bahwa sebanyak 3 orang
5,26 didiagnosis menderita tumor otak glioblastoma multiforme, yaitu tumor ganas pada otak Grade IV. Glioblastoma multiforme merupakan tumor dari
astrosit yang sangat ganas karena sel-selnya bereproduksi dengan cepat dan disokong oleh jaringan pembuluh darah yang luas. Tumor ini biasanya
mengandung campuran dari berbagai jenis sel, mineral kistik, deposit kalsium, dan pembuluh-pembuluh darah American Brain Tumor Association, 2012.
Glioblastoma multiforme memiliki tampilan histopatologis yang sama dengan astrositoma anaplastik, disertai nekrosis dengan nukleus yang pseudopalisading
atau proliferasi pembuluh darah Kumar, 2013. Terdapat 1 orang pasien dengan diagnosis tumor otak metastasis yang
lokasi tumor primernya berasal dari tiroid. Menurut McWilliams 2003, karsinoma tiroid memiliki kecenderungan untuk bermetastasis ke bagian-bagian
tubuh lainnya. Namun, metastasis ke otak merupakan hal yang sangat jarang, bahkan hanya terjadi pada kira-kira 1 dari seluruh kasus karsinoma tiroid.
Menurut American Brain Tumor Association 2012, tumor otak metastasis terjadi ketika sel-sel kanker terlepas dari tumor primernya dan memasuki sistem
sirkulasi. Sel-sel kanker ini dapat terlepas bahkan ketika tumor primernya masih pada stadium awal. Kemudian sistem imun akan berusaha untuk menghancurkan
sel-sel kanker yang bermigrasi ini, namun apabila jumlah sel kanker sangat banyak, sistem imun tidak mampu untuk mengatasinya. Sel-sel kanker kemudian
akan mencapai organ yang baru, salah satunya otak. Menurut Fitri 2011, metastasis otak paling sering ditemukan di perbatasan substansia grisea dan alba,
di mana pembuluh darah menyempit hingga ke titik kritis untuk menjebak emboli
Universitas Sumatera Utara
tumor. Ini disebabkan distribusi aliran darah serebral sebagian besar adalah ke serebrum 85, kemudian ke serebelum 10-15, dan batang otak 3.
Tabel 5.7. Distribusi penderita tumor otak di RSUP H. Adam Malik tahun 2011- 2013 berdasarkan gambaran histopatologi tumor dan jenis kelamin
Gambaran histopatologi Jenis kelamin
Total Laki-laki
Perempuan n
n n
Astrositoma 3
5,26 3
5,26 6
10,53 Meningioma
7 12,28
18 31,58
25 43,86
Glioblastoma multiforme 2
3,51 1
1,75 3
5,26 Kraniofaringioma
3 5,26
0,00 3
5,26 Oligodendroglioma
1 1,75
2 3,51
3 5,26
Metastasis tiroid 0,00
1 1,75
1 1,75
Makroadenoma pituitari 1
1,75 0,00
1 1,75
Tidak dapat ditentukan 10
17,54 5
8,77 15
26,32 Jumlah
27 47,37
30 52,63
57 100,00
Peneliti menelusuri lebih lanjut mengenai distribusi penderita tumor otak dengan gambaran histopatologi yang paling banyak ditemui, yaitu meningioma
dan astrositoma. Berdasarkan Tabel 5.7., dapat dilihat bahwa meningioma lebih banyak dijumpai pada perempuan, yaitu sebanyak 18 orang 31,58
dibandingkan dengan laki-laki yang hanya sebanyak 7 orang 12,28. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa jenis tumor otak yang
spesifik seperti meningioma lebih umum terjadi pada perempuan dengan tingkat insidensi dua kali lipat lebih sering dibandingkan pada laki-laki American Brain
Tumor Association, 2012; American Society of Clinical Oncology, 2013. Berdasarkan Tabel 5.7., juga dapat dilihat bahwa distribusi astrositoma menurut
jenis kelamin adalah sama untuk laki-laki dan perempuan, yaitu masing-masing sebanyak 3 orang pasien. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan American Brain
Tumor Association 2012 bahwa astrositoma lebih sering muncul pada laki-laki dibandingkan pada perempuan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8. Distribusi penderita tumor otak di RSUP H. Adam Malik tahun 2011- 2013 berdasarkan gambaran histopatologi dan kelompok usia
Gambaran histopatologi
Kelompok usia Total
0-10 11-20
21-30 31-40
41-50 51-60
60 n n
n n
n n
n n
Astrositoma 1
1,75 0,00
0,00 0,00
2 3,51
3 5,26
0,00 6
10,53 Meningioma
0,00 0,00
4 7,02
4 7,02
8 14,04
7 12,28
2 3,51
25 43,86
Glioblastoma multiforme
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 2
3,51 1
1,75 3
5,26 Kraniofaringioma
1 1,75
0,00 2
3,51 0,00
0,00 0,00
0,00 3
5,26 Oligodendroglioma
0,00 0,00
0,00 1
1,75 1
1,75 0,00
1 1,75
3 5,26
Metastasis tiroid 0,00
0,00 0,00
0,00 1
1,75 0,00
0,00 1
1,75 Makroadenoma
pituitari 0,00
0,00 0,00
0,00 1
1,75 0,00
0,00 1
1,75 Tidak dapat
ditentukan 0,00
3 5,26
1 1,75
2 3,51
1 1,75
8 14,04
0,00 15
26,32 Total
2 3,51
3 5,26
7 12,28
7 12,28
14 24,56
20 35,09
4 7,02
57 100,00
Berdasarkan Tabel 5.8., tidak terdapat kasus meningioma pada kelompok usia 0-10 hingga 11-20 tahun, namun muncul pada usia 21-30 tahun, kemudian
meningkat hingga mencapai puncaknya pada usia 41-50 tahun, sebelum menurun pada usia 51-60 tahun. Menurut American Brain Tumor Association 2012 dan
Wiemels 2010, meningioma lebih sering ditemukan pada orang dewasa dengan usia 60 tahun dan insidensinya meningkat seiring usia. Meningioma jarang
ditemukan pada anak-anak. Terdapat ketidaksesuaian dengan kepustakaan, meskipun terdapat kesesuaian di mana tidak ditemukan adanya meningioma pada
kelompok usia muda, yaitu 0-10 dan 11-20 tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan populasi penderita tumor otak pada rentang waktu dan lokasi yang
berbeda. Hubungan antara jenis kelamin dengan insidensi meningioma diduga disebabkan oleh pengaruh hormon, namun masih belum terdapat bukti yang
konsisten antara hubungan penggunaan hormon, baik endogen maupun eksogen, dengan insidensi meningioma Riemenschneider, 2006; Wiemels, 2010.
Beberapa penelitian menemukan bahwa meningioma adalah tumor yang sensitif
Universitas Sumatera Utara
terhadap progesteron, androgen, dan estrogen, serta berproliferasi setelah terpapar hormon-hormon tersebut, dengan ekspresi reseptor progesteron adalah yang
paling sering dijumpai Blitshteyn, 2007. Fungsi reseptor-reseptor ini sendiri belum dapat dipahami seluruhnya, namun hal ini masih bersifat kontroversial
karena ekspresi reseptor hormon estrogen, progesteron, dan androgen adalah sama untuk meningioma pada pasien laki-laki maupun perempuan Wiemels, 2010.
Berdasarkan Tabel 5.8., juga dapat dilihat bahwa astrositoma lebih banyak ditemui pada pasien dengan kelompok usia 51-60 tahun, yaitu sebanyak 3 orang
dari 6 orang pasien 50. American Brain Tumor Association 2012 menyatakan bahwa astrositoma paling sering dijumpai pada usia 45 tahun ke atas,
meskipun jenis astrositoma tertentu seperti astrositoma pilositik lebih sering muncul pada anak-anak dan dewasa muda. Namun, pada kelompok usia 0-10
tahun, peneliti mendapatkan gambaran histopatologi berupa diffuse fibrillary astrocytoma WHO grade II. Perbedaan hasil yang ditemukan mungkin
disebabkan oleh jumlah sampel yang sedikit dan adanya perbedaan populasi penderita tumor otak pada rentang waktu dan lokasi yang berbeda sehingga belum
dapat mencerminkan populasi penderita astrositoma yang sesungguhnya.
5.2.4. Analisis Distribusi Lokasi Tumor Otak