Otak mengandung empat ventrikel, yaitu dua ventrikel lateral serta ventrikel ketiga dan keempat yang terletak di sentral. Cairan serebrospinalis
dihasilkan oleh pleksus koroideus, beredar melalui ventrikel-ventrikel, dan kemudian memasuki ruang subaraknoid melalui foramen Luschka atau foramen
Magendie di ventrikel keempat. Otak terutama diperdarahi oleh arteri vertebral yang berasal dari arteri subklavia, naik melalui foramen transversum dari vertebra
C1-C6, dan memasuki foramen magnum tengkorak; dan arteri karotid internal yang berasal dari arteri karotis komunis di leher, naik di leher, dan memasuki
kanalis karotis dan melintasi foramen laserum sehingga berakhir sebagai arteri serebral anterior dan medial yang beranastomosis dengan sirkulus Willisi
Hansen, 2010.
2.1.3. Histologi
Menurut Eroschenko 2008, otak dan medula spinalis dilindungi oleh tulang, jaringan ikat, dan cairan serebrospinalis. Di dalam kranium dan foramen
vertebrale terdapat meninges, yaitu suatu jaringan ikat yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu dura mater, araknoid mater, dan pia mater. Di antara araknoid mater
dan pia mater terdapat spatium subarachnoideum, tempat beredarnya cairan serebrospinalis yang membasahi dan melindungi otak dan medula spinalis.
Sel struktural dan fungsional jaringan saraf adalah neuron. Setiap neuron terdiri dari soma atau badan sel, banyak dendrit, dan satu akson. Badan sel atau
soma mengandung nukleus, nukleolus, berbagai organel, dan sitoplasma atau perikarion. Dari badan sel muncul tonjolan-tonjolan sitoplasma yang disebut
dendrit yang membentuk percabangan dendritik. Neuron dikelilingi oleh sel yang lebih kecil dan lebih banyak yaitu neuroglia, yaitu sel penunjang nonneural yang
memiliki banyak percabangan di SSP dan mengelilingi neuron, akson, dan dendrit. Sel ini tidak terangsang atau menghantarkan impuls karena secara
morfologis dan fungsional berbeda dari neuron. Sel neuroglia dapat dibedakan dari ukurannya yang jauh lebih kecil dan nukleus yang berwarna gelap dan
jumlahnya sekitar sepuluh kali lipat lebih banyak daripada neuron Eroschenko, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Bagian-bagian neuron X100, HE Sumber: Mescher, A.L., 2009. Junqueira’s Basic Histology Text Atlas. 12
th
ed. United States of America: The McGraw-Hill Professional
Empat jenis sel neuroglia adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependimal. Astrosit adalah sel neuroglia terbesar dan paling banyak ditemukan
di substansia grisea. Astrosit terdiri dari dua jenis, yaitu astrosit fibrosa dan astrosit protoplasmik. Oligodendrosit membentuk selubung mielin akson di SSP.
Mikroglia berasal dari sumsum tulang dan fungsi utamanya mirip dengan makrofag jaringan ikat. Sel ependimal adalah sel epitel kolumnar pendek atau
selapis kuboid yang melapisi ventrikel otak dan kanalis sentralis medula spinalis Eroschenko, 2008.
Otak dan medula spinalis mengandung substansia grisea dan substansia alba. Substansia grisea terdiri dari neuron-neuron, dendrit-dendritnya, dan
neuroglia, sedangkan substansia alba tidak mengandung badan sel neuron dan terutama terdiri dari akson bermielin, sebagian akson tidak bermielin, dan
oligodendrosit penunjang Eroschenko, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Astrosit fibrosa dan kapiler di otak. Pewarnaan: metode Cajal. Pembesaran sedang.
Sumber: Eroschenko, V.P., 2008. diFiore’s Atlas of Histology with Functional Correlations. 11
th
ed. United States of America: Lippincott Williams Wilkins. Terjemahan Brahm U. Pendit. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi
Fungsional. 2008. Edisi Ke-11. Jakarta: EGC, 159
Gambar 2.4. Oligodendrosit otak. Pewarnaan: metode Cajal. Pembesaran sedang. Sumber: Eroschenko, V.P., 2008. diFiore’s Atlas of Histology with Functional
Correlations. 11
th
ed. United States of America: Lippincott Williams Wilkins. Terjemahan Brahm U. Pendit. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi
Fungsional. 2008. Edisi Ke-11. Jakarta: EGC, 159
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5. Mikroglia otak. Pewarnaan: metode Hortega. Pembesaran sedang. Sumber: Eroschenko, V.P., 2008. diFiore’s Atlas of Histology with Functional
Correlations. 11
th
ed. United States of America: Lippincott Williams Wilkins. Terjemahan Brahm U. Pendit. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi
Fungsional. 2008. Edisi Ke-11. Jakarta: EGC, 159
Gambar 2.6. Sel ependimal pada kanalis sentralis medula spinalis X200, HE Sumber: Mescher, A.L., 2009. Junqueira’s Basic Histology Text Atlas. 12
th
ed. United States of America: The McGraw-Hill Professional
2.1.4. Fisiologi