Pengertian Kualitas Pembelajaran Tinjauan Teoritik

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoritik

1. Pengertian Kualitas Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah, sebagian besar terjadi di kelas dan lingkungan sekolah. Sebagian kecil pembelajaran terjadi juga di lingkungan masyarakat Hakekat pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah mengkondisikan lingkungan agar manunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. Hal tersebut merupakan tugas dan tanggungjawab guru sesuai dengan kompetensinya sebagai tenaga pengajar yang memiliki kemampuan melaksanakan pembelajaran. Dalam kamus Bahasa Indonesia, mengajar adalah memberikan palajaran. Dan pelajaran adalah sesuatu yang dikajidipahami atau diajarkan. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan aspek kognitif, juga dapat mempengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta keterampilan aspek psikomotor seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Komponen ini dapat dipilih menjadi dua bagian yaitu perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. a. Perencanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan tujuankompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumbermedia pembelajaran, skenario pembelajaran dan penilaian proses dan hasil belajar. Bukti fisik dari subkomponen ini berupa dokumen perencanaan pembelajaran RPRPPSPRPI yang diketahui dan disahkan oleh atasan. Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format yang telah dilakukan. Khusus untuk guru bimbingan dan konseling, dokumen ini berupa program pelayanan bimbingan dan konseling akan dilaksanakan. Program bimbingan dan konseling ini memuat nama program serta lingkup bidang pendidikanbelajar, karier, pribadi, sosial, dan akhlak muliabudi pekerti, yang didalamnya berisi tujuan, materi kegiatan, strategi, instrument dan media, waktu kegiatan, biaya, rencana evaluasi, dan tindak lanjut. Bukti fisik dari subkompenen ini berupa dokumen program pelayanan bimbingan pendidikanbelajar, karier, pribadi, sosial, dan akhlak muliabudi pekerti yang diketahuidisahkan oleh atasan dan dinilai oleh asesor dengan menggunakan format yang telah dibakukan. b. Pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas dan pembelajaran individual. Kegiatan ini mencakup tahapan prapembelajaran pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi, kegiatan inti penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan mediasumber belajar, evaluasi serta penggunaan bahasa, dan penutup refleksi, rangkuman dan tindak lanjut. Bukti fisik yang dilampirkan berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah danatau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran yang dikelola oleh guru dengan format yang telah dibakukan. Khusus untuk guru bimbingan dan konseling, komponen pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah kegiatan guru bimbingan dan konseling konselor dalam mengelola dan mengevaluasi pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi bidang pelayanan bimbingan pendidikanbelajar, karier, pribadi, sosial dan akhlak muliabudi pekerti. Jenis dokumen yang dilaporkan berupa agenda kerja guru bimbingan dan konseling, daftar konseli siswa, data kebutuhan dan permasalahan konseli, laporan bulanan, laporan semesterantahunan, aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling pemahaman, pelayanan langsung dan pelayanan tidak langsung, serta laporan hasil evaluasi program bimbingan dan konseling. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi rekamandokumen laporan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang disahkan oleh atasan. Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format yang telah dibakukan. Sementara itu, menurut Mulyana 2005 sedikitnya ada tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu : a. Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran b. Menunggu peserta didik berperilaku negatif c. Menggunakan destructive discipline d. Mengabaikan perbedaan peserta didik e. Merasa paling pandai dan tahu f. Tidak adil diskriminatif g. Memaksa hak peserta didik Bagi guru yang telah lulus sertifikasi diharapkan dapat memberikan penyegaran tentang kompetensi yang dimiliki oleh para guru sesuai dengan bidang studinya masing-masing. Jangan sampai ada guru yang setelah mendapatkan sertifikasi guru malah justru menjadi tidak profesional. Kurang kompeten dengan bidang yang dikuasainya yang berujung kepada kualitas belajar-mengajar guru tersebut. Kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh guru yang kompeten di bidangnya. Adanya pemberian sertifikasi guru profesional harus pula membuat para guru sadar untuk terus belajar sepanjang hajat. Guru tak boleh ’Gaptek’. Guru harus berusaha keras belajar dan belajar menguasai teknologi yang baru. Teknologi tidak harus berupa alat, tetapi teknologi bisa berupa metode yang tepat dalam menyampaikan materi ajarnya. Guru pun harus belajar dengan teknologi menuju masyarakat berpengetahuan. Bila banyak guru seperti ini, maka akan dapat dipastikan kualitas pendidikan kita akan meningkat. Setelah sertifikasi guru dituntut harus lebih baik lagi dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas bersumber dari guru yang profesioanal. Mampu untuk meningkatkan mutu dalam perencanaan, proses dan pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian dan hasil pembelajaran. Guru harus fokus dan berkonsentrasi dengan keahlian yang dimilikinya sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas.

2. Pengertian Guru

Dokumen yang terkait

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Kompetensi Guru Dan Sertifikasi Guru Di Sma Negeri Se-Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015.

0 2 12

Persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan, status guru dan golongan ruang : studi kasus pada guru SMP di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Jawa Tengah.

0 0 133

Persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja : studi kasus guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.

0 1 137

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian, golongan kepangkatan dan usia guru : studi kasus guru-guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ``1`` dan SMP BOPKRI 10 di

0 0 156

Persepsi guru terhadap program sertifikasi bagi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, masa kerja, beban mengajar, dan status guru ; studi kasus guru-guru SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Sleman.

0 0 203

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

0 0 113

PERSEPSI GURU TERHADAP UJI SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU DAN GOLONGAN RUANG

0 0 139

Kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari usia, golongan, dan jenis kelamin : studi kasus pada guru SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat - USD Repository

0 1 147

PERSEPSI GURU TERHADAP UJI SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU DAN GOLONGAN RUANG

0 0 131

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN DAN MASA KERJA

0 1 135