Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian, golongan kepangkatan dan usia guru : studi kasus guru-guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ``1`` dan SMP BOPKRI 10 di

(1)

viii  

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN DAN USIA GURU Studi Kasus: Guru-Guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP

Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta

Stefani Inggit Badari R. A Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan kepangkatan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Yogyakarta yaitu SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2010. Populasi penelitian ini sebanyak 158 orang dan sampel yang diambil sebanyak 104 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu teknik random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan one way ANOVA.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian (Asymp. Sign. Sebesar 0,678 > α= 0,05 dan FHitung sebesar

0,390< Ftabel sebesar 3,09); (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan kepangkatan (Asymp. Sign. Sebesar 0,767 > α= 0,05 dan FHitung sebesar 0,380 <

Ftabel sebesar 3,09); (3) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru (Asymp. Sign. Sebesar 0,856 > α= 0,05 dan FHitung sebesar 0,156 < Ftabel sebesar 3,09).


(2)

ix  

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARD TEACHER’S CERTIFIED PORTOFOLIO ASSESSMENT PERCEIVED FROM EMPLOYEE

STATUS, CLASSIFIED RANK, AND AGE OF TEACHER

A Case Study on 8 and 10 State Junior High School, Perintis Junior High School, 17”1” Junior High School, Perak Junior High School, and BOPKRI 10

Junior High School Teachers in Yogyakarta

Stefani Inggit Badari R. A Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The research aims to find out the differences of teacher’s perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from : (1) employee status, (2) classified rank, (3) age of teacher.

This research was conducted in six Junior High Schools which lie in Yogyakarta namely 8 and 10 State Junior High School, Perintis Junior High School, Perak Junior High School, 17 “1” Junior High School and BOPKRI 10 Junior High School. This research was done from February until August 2010. The population of this research was 158 teachers and the samples were 104 teachers. The samples were chosen by applying random sampling. The technique of collecting data was questionnaire. The data analyzing technique was One-Away ANOVA.

The result of the research shows that: (1) there isn’t any different perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from employee status (Asymp. Sign 0,678 > α = 0,05 and Fcount 0,390 < F table 3,09);

(2) there isn’t any different perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from classified rank (Asymp. Sign 0,767 > α = 0,05 and Fcount 0,380 < F table 3,09); (3) there isn’t any different perception towards

teacher’s certified portofolio assessment perceived from the age of teacher (Asymp. Sign 0,856 >α = 0,05 and Fcount 0,156 < F table 3,09).


(3)

   

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI

STATUS KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN

DAN USIA GURU

Studi Kasus: Guru-Guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Stefani Inggit Badari Ruri Arundati NIM: 061334010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011


(4)

i  

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI

STATUS KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN

DAN USIA GURU

Studi Kasus: Guru-Guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Stefani Inggit Badari Ruri Arundati NIM: 061334010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011


(5)

ii  


(6)

iii  


(7)

iv  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Bapak tercinta Markus Trivida Soeparno

Ibu Tercinta Athanasia Sudaryanti Bapak Simon Paty (Alm.) Ibu A. Endang Purwosasongko

Saudara-saudaraku Mbak Anna, Mas Yadi, Mas Tinus, Mbak Like, Mas Erik, Mbak Susi, Mas Angga, Paska dan Andin (Alm.)

Tante tercinta Constantine Restutami (Alm.) Anakku tercinta Agustinus Darrell Kurniawan


(8)

v  

MOTTO

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;

carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah

maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius

7:7)

“Apa saja yang kamu minta dalam doa

dengan penuh kepercayaan, kamu akan

menerimanya” (Matius 21:22)

Fokus dalam doa dan karya adalah kunci

kesuksesan


(9)

vi  

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 April 2011 Penulis

………..


(10)

vii  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : STEFANI INGGIT BADARI RURI ARUNDATI

Nomor Mahasiswa : 061334010

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN, DAN USIA GURU

Studi Kasus : SMP Negeri 6, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17”1”, SMP BOPKRI 10

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hal untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 13 April 2011 Yang menyatakan

………


(11)

viii  

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN DAN USIA GURU Studi Kasus: Guru-Guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP

Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta

Stefani Inggit Badari R. A Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan kepangkatan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Yogyakarta yaitu SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2010. Populasi penelitian ini sebanyak 158 orang dan sampel yang diambil sebanyak 104 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu teknik random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan one way ANOVA.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian (Asymp. Sign. Sebesar 0,678 > α= 0,05 dan FHitung sebesar

0,390< Ftabel sebesar 3,09); (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan kepangkatan (Asymp. Sign. Sebesar 0,767 > α= 0,05 dan FHitung sebesar 0,380 <

Ftabel sebesar 3,09); (3) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru (Asymp. Sign. Sebesar 0,856 > α= 0,05 dan FHitung sebesar 0,156 < Ftabel sebesar 3,09).


(12)

ix  

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARD TEACHER’S CERTIFIED PORTOFOLIO ASSESSMENT PERCEIVED FROM EMPLOYEE

STATUS, CLASSIFIED RANK, AND AGE OF TEACHER

A Case Study on 8 and 10 State Junior High School, Perintis Junior High School, 17”1” Junior High School, Perak Junior High School, and BOPKRI 10

Junior High School Teachers in Yogyakarta

Stefani Inggit Badari R. A Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The research aims to find out the differences of teacher’s perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from : (1) employee status, (2) classified rank, (3) age of teacher.

This research was conducted in six Junior High Schools which lie in Yogyakarta namely 8 and 10 State Junior High School, Perintis Junior High School, Perak Junior High School, 17 “1” Junior High School and BOPKRI 10 Junior High School. This research was done from February until August 2010. The population of this research was 158 teachers and the samples were 104 teachers. The samples were chosen by applying random sampling. The technique of collecting data was questionnaire. The data analyzing technique was One-Away ANOVA.

The result of the research shows that: (1) there isn’t any different perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from employee status (Asymp. Sign 0,678 > α = 0,05 and Fcount 0,390 < F table 3,09);

(2) there isn’t any different perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from classified rank (Asymp. Sign 0,767 > α = 0,05 and Fcount 0,380 < F table 3,09); (3) there isn’t any different perception towards

teacher’s certified portofolio assessment perceived from the age of teacher (Asymp. Sign 0,856 >α = 0,05 and Fcount 0,156 < F table 3,09).


(13)

x  

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan, arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Bapak Drs. F. X. Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing, yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik, maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik, maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Dosen-dosen pengampu mata kuliah Program Studi Pendidikan Akuntansi

yang telah meberikan banyak pengetahuan dalam proses perkuliahan;

8. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah


(14)

xi  

9. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis,

SMP Perak, SMP 17”1”, SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

10. Bapakku tercinta Markus Trivida Soeparno dan Ibuku tercinta Athanasia Sudaryanti, terimakasih atas bantuannya baik spiritual maupu materiil, sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan juga;

11. Ibuku tecinta Antoniette Endang Purwosasongko, terimakasih banyak atas dukungan dan doanya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar;

12. Bapakku tercinta Simon Paty (Alm.), tanteku tercinta Constantine Restutami (Alm.), serta adikku tercinta Paskalia Andini Putri (Alm.), yang selalu mendoakanku di surga;

13. Saudara-saudaraku tercinta Mbak Anna, Mas Yadi, Mas Tinus, Mbak Like, Mas Erik, Mbak Susi, Mbak Asri, Mas Priyo, Mas Angga, Mbak Arum, dan Paska, terimakasih atas dukungan dan doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan juga;

14. Pangeran kecilku Agustinus Darrell Kurniawan, kamu adalah semangatku dalam menyelesaikan skripsi ini;

15. Mas Yoseph Kurniawan, yang menjadi motivasiku, terima kasih perhatian, kasih sayang, kesabaran, bantuan tenaga dan pikirannya, dan dukungan doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan (cepet nyusul ya,,,,,ayo kamu pasti bisa…..);

16. Teman-teman kelompok seminar penelitian bersama Sisil, Beni, Feri, Mas Lutvi, selain itu buat Lina, Lena dan Deta terimakasih atas dukungan serta bantuannya dalam memberikan kritik maupun saran, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan (cepet nyusul ya..);

17. Teman-teman seperjuangan waktu pendadaran: Mela, Siska, Dwi, Vivin, Roberti, Agil, Bang Welly, Mas Febran, terimakasih atas dukungannya sehingga kita bisa lulus sama-sama,


(15)

xii  

18. Teman-Teman PAK 06 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungannya dan kebersamaannya selama kurang lebih lima tahun d kampus tercinta, Universitas Sanata Dharma;

19. Mbak Sovia, Mbak Boim, Mbak Agnes dan kakak-kakak tingkat lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas bantuannya;

20. Lina Purwokerto, Lita, Nina, Anne, Indah, Fani, Yusi, Ivon, terimakasih atas dukungan dan doanya;

21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis,

Stefani Inggit Badari R.A


(16)

xiii  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6


(17)

xiv  

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 8

A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Persepsi ... 8

2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 11

3. Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 13

4. Status Kepegawaian ... 26

5. Golongan Kepangkatan Guru ... 28

6. Usia Guru ... 30

B Kerangka Berpikir 30 C Perumusan Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 35

D. Populasi dan Sampel ... 35

E. Variabel Penelitian ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Pengujian Instrumen ... 43

H. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Deskripsi Data ... 52

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 59

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67


(18)

xv  

A. Kesimpulan ... 74

B. Keterbatasan Penelitian ... 75

C. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(19)

xvi  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Populasi ... 35

Tabel 3.2. Sampel Responden ... 36

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 39

Tabel 3.4. Skoring Berdasarkan Skala Likert ... 43

Tabel 3.5. Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 44

Tabel 4.1. Sebaran Responden Penelitian ... 52

Tabel 4.2. Deskripsi Responden Menurut Status Kepegawaian ... 53

Tabel 4.3. Deskripsi responden Menurut Golongan Kepangkatan ... 53

Tabel 4.4. Deskripsi Responden Menurut Usia Guru ... 54

Tabel 4.5. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 55

Tabel 4.7. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian ... 56

Tabel 4.8. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Golongan Kepangkatan ... 57

Tabel 4.9. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Usia Guru ... 58

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian ... 59

Tabel 4.11. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Golongan Kepangkatan ... 60

Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Usia Guru ... 61


(20)

xvii  

Tabel 4.13 Tabel Homogenitas ... 62 Tabel 4.14 Tabel Anova Persepsi Persepsi Guru Terhadap Penilaian

Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian ... 63

Tabel 4.15 Tabel Anova Persepsi Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari

Golongan Kepangkatan ... 65 Tabel 4.16 Tabel Anova Persepsi Persepsi Guru Terhadap Penilaian

Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Usia Guru ... 66


(21)

xviii  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 79

Lampiran 2. Uji Validitas Dan Realibilitas ... 98

Lampiran 3. Data Induk Penelitian ... 104

Lampiran 4. Analisis Data... 117

Lampiran 5. Penilaian Acuan Patokan II (PAP II) ... 126


(22)

1  

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era sekarang, institusi pendidikan formal mengemban tugas penting untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas untuk masa depan. Di lingkungan pendidikan persekolahan ini, guru profesional memegang kunci utama bagi peningkatan mutu SDM. Guru merupakan tenaga profesional yang melakukan tugas pokok dan fungsi meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik sebagai aset manusia Indonesia bagi masa depan. Pemerintah tidak pernah berhenti berupaya meningkatkan profesionalisme guru dan kesejahteraan guru. Pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka peningkatan kualifikasi, kompetensi, kesejahteraan, serta perlindungan hukum dan perlindungan profesi bagi mereka. Langkah-langkah strategis ini perlu diambil, karena apresiasi tinggi suatu bangsa terhadap guru sebagai penyandang profesi yang bermartabat merupakan pencerminan sekaligus sebagai salah satu ukuran martabat suatu bangsa.

Dan pada saat ini pula, dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan-perubahan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan lokal dan perubahan global yang terjadi begitu pesat. Perubahan dan permasalahan tersebut misalnya seperti pasar bebas, tenaga kerja bebas, perkembangan masyarakat informasi, serta perkembangan ilmu pengetahuan,


(23)

teknologi, seni, dan budaya yang sangat luar biasa. Bersamaan dengan perubahan dan permasalahan di atas, bangsa Indonesia juga sedang dihadapkan pada fenomena, yakni rendahnya daya saing sebagai indikator bahwa pendidikan belum mampu menghasilkan sumber daya manuasia (SDM) berkualitas.

Hingga saat ini secara kuantitatif populasi guru di Indonesia sangat besar. Secara nasional masih banyak guru yang belum memenuhi persyaratan kualifikasi akademik. Untuk mempercepat agar seluruh guru dapat memenuhi persyaratan kualifikasi pendidikan yang diharapkan tuntas pada tahun 2015 sesuai dengan amanat UU Nomor 14 Tahun 2005, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional sejak tahun 2006 memberikan subsidi peningkatan kualifikasi guru pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang sedang dan akan menempuh pendidikan jenjang S1/D-IV,baik guru PNS maupun guru bukan PNS. Sejalan dengan itu, pelaksanaan sertifikasi guru yang telah dimulai sejak tahun 2007 akan terus dilakukan, sehingga diharapkan guru-guru yang ada telah memenuhi persyaratan untuk dapat memperoleh sertifikat sesuai dengan kriteria dan rentang waktu yang ditetapkan dalam undang-undang.

Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian utama, karena guru merupakan peranan utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah dan juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar


(24)

mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi dan sertifikasi guru, antara lain dengan disahkannya undang-undang guru dan dosen yang ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang guru dan dosen, yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru.

Pelaksanaan sertikasi guru dalam jabatan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 18 tahun 2007. Menurut Peraturan menteri ini, sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dalam jabatan. Program ini diikuti oleh guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV). Program ini diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional

Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi. Sertifikasi guru diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru. Bentuk peningkatan kesejahteraan tersebut berupa pemberian tunjangan profesi bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai


(25)

negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil (swasta).

Untuk memperoleh sumber daya berkualitas yang mampu bersaing dengan Negara maju diperlukan guru dan tenaga kependidikan professional yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan tersebut perlu dibina, dikembangkan, dan diberikan penghargaan yang layak sesuai dengan tuntutan visi, misi dan tugas yang diembannya, yaitu dengan memberikan sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi standar kompetensi guru.

Sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan melalui (1) Penilaian portofolio, dan (2) Jalur kependidikan. Sertifikasi melalui penilaian portofolio didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Pola ini diorientasikan pada guru senior yang memiliki pengalaman mengajar yang cukup.

Dalam hal ini, Pemerintah akan terus berusaha meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru. Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 14 Tahun 2005, bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik dimaksud diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Disamping berkualifikasi sebagaimana dimaksud, guru-guru dituntut


(26)

memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Implementasi program peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru, termasuk sertifikasi guru, akan dilakukan secara bertahap. Salah satu tahap tersebut yaitu melalui penilaian portofolio dengan mengumpulkan dokumen yang mencerminkan rekam jejak profesionalitas guru selama mengajar yang mencakup 10 komponen yang terdapat dalam penilaian portofolio.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini akan mengungkap tentang ”Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Status Kepegawaian, Golongan Kepangkatan, dan Usia Guru”.

B. Identifikasi Masalah

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: (1) usia guru, (2) pengalaman mengajar guru, (3) golongan kepangkatan, (4) status kepegawaian guru, (5) status sosial ekonomi guru, (6) lingkungan sosial guru, (7) latar belakang pendidikan guru, dan (8) prestasi guru.

C. Batasan Masalah

Oleh karena keterbatasan kemampuan peneliti untuk meneliti seluruh permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi guru yang diduga mempunyai pengaruh


(27)

dominan. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) status kepegawaian, (3) golongan kepangkatan, dan (4) Usia guru.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari status kepegawaian?

2. Apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari kepangkatan/golongan?

3. Apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari Usia Guru?

E. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari status kepegawaian.

b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari kepangkatan/golongan.

c. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari Usia Guru.


(28)

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan mutu guru.

2. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru.

3. Bagi Universitas, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya kasanah pustaka.


(29)

8  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pusataka 1. Persepsi

Persepsi dalam Psikologi diartikan sebagai salah satu perangkat psikologis yang menandai kemampuan seseorang untuk mengenal dan memaknakan sesuatu objek yang ada di lingkungannya. Menurut Scheerer persepsi adalah representasi phenomenal tentang objek distal sebagai hasil dari pengorganisasian dari objek distal itu sendiri, medium dan rangsangan proksinal. Dalam persepsi dibutuhkan adanya objek atau stimulus yang mengenai alat indera dengan perantaraan syaraf sensorik, kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat kesadaran (proses psikologis). Selanjutnya, dalam otak terjadilah sesuatu proses hingga individu itu dapat

mengalami persepsi (proses psikologis)

(http://www.scribd.com/doc/4770849/PERSEPSI-GURU-SEKOLAH-DASAR-TERHADAP-PROGRAM-SERTIFIKASI-GURU).

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus di dapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya dilanjutkan oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi. Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal


(30)

neural yang bermakna, sedangkan persepsi merupakan sebuah proses yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang diterimanya. Persepsi (perception) merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat berwarna cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan sensasi (sensation). Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ sensoris. Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Semuanya inilah yang sering disebut dengan indera. (http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/persepsi.html).

Adapun jenis-jenis dari persepsi yang terbagi menjadi beberapa jenis(http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi#Persepsi_penciuman):

a. Persepsi visual merupakan persepsi yang didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.

b. Persepsi auditori merupakan persepsi yang didapatkan dari indera pendengaran.

c. Persepsi perabaan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.


(31)

d. Persepsi penciuman merupakan persepsi yang didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.

e. Persepsi pengecapan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

Walgito (dalam Hamka, 2002), menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut ini:

a Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.

b Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indra) melalui saraf-saraf sensoris.

c Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.

d Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu tahap berupa tanggapan dan perilaku.

Menurut Masidjo (1995:96) tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.

Menurut Thoha (1988:149-156) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi berasal dari luar atau dalam.

1. Faktor dari luar : a. Intensitas

Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal- hal itu dipahami (to be perceived).


(32)

b. Ukuran

Faktor ini sangat dekat dengan prinsip intensitas di atas. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar untuk suatu obyek, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.

c. Keberlawanan atau kontras

Prinsip berlawanan ini menyatakan bahwa stimulus dari luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya atau sama sekali di luar sangkaan orang banyak, akan menarik banyak perhatian.

d. Pengulangan (repetition)

Dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar di bandingkan dengan yang sekali dilihat.

e. Gerakan (moving)

Prinsip gerakan ini antaranya menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dari obyek yang diam. f. Baru dan familier

Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi ekternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.

2. Faktor dari dalam

a. Proses belajar (learning), semua faktor dari dalam yang

membentuk adanya perhatian kepada suatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan. Kekomplekan kejiwaan ini selaras dengan proses pemahaman/belajar dan motivasi yang dipunyai masing-masing orang.

b. Motivasi, selain proses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari dalam lainnya yang juga menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian. Walaupun motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi.

c. Kepribadian, dalam membentuk persepsi unsur ini sangat erat

hubungannya dengan proses belajar dan motivasi yang dibicarakan di atas, yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.

2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Tujuan dari sertifikasi guru adalah (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai


(33)

pendidik yang professional, (2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, serta (4) meningkatkan martabat guru dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Memaknai dasar dan tujuan sertifikasi, maka dalam pelaksanaannya baik para guru peserta sertifikasi, panitia pelaksana maupun instansi yang terkait dengan aktivitas sertifikasi jangan memanfaatkan sertifikasi hanya untuk memperoleh tambahan tunjangan dan pendapatan semata, tetapi semua pihak harus memiliki komitmen dan menunjukkan akuntabilitas kinerjanya yang didasari nilai moral yang tinggi (http://sertifikasiguru-r10.org/).

Sertifikasi guru merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru sehingga pembelajaran di sekolah menjadi berkualitas. Peningkatan program lain, yaitu peningkatan kualifikasi akademik guru menjadi S1/D4, peningkatan kompetensi guru, pembinaan karir guru, pemberian tunjangan guru, penghargaan, dan perlindungan guru (http://malangraya.web.id/2009/03/05/guru-usia-50-tahun-bisa-ikut sertifikasi ).

Sedangkan guru dalam jabatan adalah guru PNS dan Non PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat, dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama (Suyatno, 2008:26).


(34)

Sesuai Pasal 2 ayat 11 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, sertifikat pendidik diberikan langsung kepada (Pedoman Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru Bagi Pengawas dalam Jabatan Tahun 2009):

a. Guru yang diangkat dalam dalam jabatan pengawas pada satuan

pendidikan yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan tugas kepengawasan dengan golongan sekurang-kurangnya IV/ b atau yang memiliki angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b, atau;

b. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan

pendidikan yang sudah mempunyai golongan serendah-rendahnya IV/c, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c;

c. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidik yang menjadi calon penerima serifikat pendidik secara langsung diajukan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi untuk guru/pengawas PLB.

3. Penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan a. Pengertian dan Fungsi

Portofolio berasal dari bahasa Inggris “Portofolio” yang artinya dokumen atau surat-surat. Dapat juga diartikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga darisuatu pekerjaan tertentu. Tujuan menggunakan penilaian portofolio menurut Suderajat (dalam Immaculata, Mariana 2008:16) adalah:

1) Dapat menghargai perkembangan hasil belajar (prestasi) 2) Memberi perhatian kepada prestasi kerja ynag baik.

3) Dapat mendokumentasikan prestasi kerja yang berlangsung.

4) Dapat mereflesikan kesanggupan mengambil resiko dan dan

melakukan eksperimen.

5) Dapat membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri.

6) Lebih objektif dan terbuka karena dapat ikut menilai hasil kinerja sendiri.


(35)

Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. Dokumen ini terkait dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama guru yang bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran (kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial).

Portofolio guru merupakan suatu kumpulan dari pekerjaan yang dihasilkan oleh seorang guru, yang didesain untuk menggambarkan talenta yang dimilikinya. Portofolio guru dikonstruksi oleh guru itu sendiri yang menyoroti dan memperlihatkan tentang pengetahuan dan keterampilannya dalam proses belajar mengajar. Portofolio dapat dijadikan sebagai bahan refleksi. Dalam arti, untuk mengkritisi dan mengevaluasi efektivitas pekerjaan yang dilakukan guru yang bersangkutan, baik dalam hal pengajaran maupun tentang interaksinya dengan siswa atau rekan sejawat. Portofolio guru merupakan sebuah alat pendidikan (education tool), yang pada umumnya digunakan dalam dua cara. Pertama, portofolio digunakan sebagai tujuan untuk mengevaluasi tentang efektivitas dalam mengajar yang otentik yang dapat digunakan untuk kepentingan pemberian lisensi (licensure) atau membuat keputusan tentang ketenagakerjaan (employment decision). Kedua, portofolio guru digunakan untuk kepentingan umpan balik bagi guru yang bersangkutan sehingga dapat meningkatkan pengajaran dan derajat


(36)

profesionalismenya.(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/21/ konsep-penilaian-portofolio-guru)

Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru (khususnya guru dalam jabatan) untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai agen pembelajaran. Kompetensi pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik.

Portofolio juga berfungsi sebagai (Pedoman Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, 2009:4) : (1) wahana guru untuk menampilkan dan/atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung, (2) informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidikan atau belum), dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan guru.


(37)

Penilaian portofolio berguna bagi peserta didik dalam hal mengendalikan pekerjaan peserta didik, merefleksikan sreategi dan memantau perkembangan. Sedangkan penilaian portofolio berguna bagi gurudalam hal member kesempatan untuk memikirkan kembali arti suatu hasil pekerjaan, meningkatkan motivasi, dan memperbaiki komitmen terhadap pengajaran (Suyatno, 2008:60-61).

Dalam Pedoman Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2009, terdapat 10 komponen portofolio yang meliputi: 1) Kualifikasi akademik

Kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang dimiliki oleh guru pada saat yang bersangkutan mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D-IV), baik di dalam maupun di luar negeri. Khusus untuk peserta sertifikasi yang belum memenuhi kualifikasi akademik S-1/D-IV sesuai Letentuan Peralihan Pasal 66 PP 74 Tahun 2008, komponen kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan terakhir yang dimiliki oleh guru peserta sertifikasi. Bukti fisik kualifikasi akademik berupa ijazah atau sertifikat diploma.

2) Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan Pelatihan adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti oleh guru dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi selama melaksanakan tugas sebagai pendidik baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional,


(38)

maupun internasional. Workshop/lokakarya yang sekurang-kurangnya dilaksanakan 8 jam dan menghasilkan karya dapat dikategorikan ke dalam komponen ini. Bukti fisik komponen pendidikan dan pelatihan ini berupa sertifikat atau piagam yang dikeluarkan oleh lembaga penyelenggara. Bukti fisik untuk workshop/lokakarya berupa sertifikat/piagam disertai hasil karya. Apabila sertifikat workshop/lokarya tidak mencantumkan lama waktu pelaksanaan dan hasil karya dikategorikan sebagai forum ilmiah.

3) Pengalaman mengajar

Pengalaman mengajar adalah masa kerja sebagai guru pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik dari komponen pengalaman mengajar ini berupa surat keputusan, surat tugas, atau surat keterangan dari lembaga yang berwenang (pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan, atau satuan pendidikan).

4) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran adalah persiapan pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk satu topik atau kompetensi tertentu. Perencanaan pembelajaran sekurang-kurangnya memuat perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/media pembelajaran, scenario pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar. Bukti fisik perencanaan pembelajaran berupa


(39)

dokumen perencanaan pembelajaran (RPP/RP/SP) hasil karya guru yang bersangkutan sebanyak lima satuan yang berbeda.

Pelaksanaan pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kinerja guru tersebut meliputi tahapan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut). Bukti fisik pelaksanaan pembelajaran berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas terhadap kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

5) Penilaian dari atasan dan pengawas

Penilaian dari atasan dan pengawas adalah penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial. Aspek yang dinilai meliputi (1)

ketaatan menjalankan ajaran agama, (2) tanggung jawab, (3) kejujuran, (4) kedisiplinan, (5) keteladanan, (6) etos kerja, (7) inovasi dan kreativitas, (8) kemampuan menerima kritik dan saran,

(9) kemampuan berkomunikasi, dan (10) kemampuan bekerjasama. 6) Prestasi akademik

Prestasi akademik adalah prestasi yang dicapai guru dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik dan agen pembelajaran yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat


(40)

kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, amupun internasional. Komponen ini meliputi sebagai berikut:

(a) Lomba karya akademik, yaitu juara lomba akademik atau karya akademik (juara I, II, atau III) yang relevan dengan bidang studi/bidang keahlian, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, maupun internasional.

(b) Karya monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan adalah karya guru yang bersifat inovatif (belum ada sebelumnya) dan bermanfaat bagi masyarakat (minimal tingkat kabupaten/kota).

(c) Sertifikat keahlian/keterampilan tertentu pada guru SMK dan guru olahraga dan capaian TOEFL.

(d) Pembimbingan teman sejawat, yaitu guru yang melaksanakan tugas sebagai instruktur, guru inti, tutor, pembimbingan guru yunior, dan pamong PPL calon guru.

(e) Pembimbingan siswa sampai mencapai juara (juara I, II atau III) atau tidak mencapai juara sesuai dengan bidang studi/keahliannya. 7) Karya pengembangan profesi

Karya pengembangan profesi adalah hasil karya dan/atau aktivitas guru yang menunjukkan adanya upaya pengembangan profesi. Komponen ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

(a) Buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional;


(41)

(b) Artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah yang tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional;

c) Reviewer buku, penyunting buku, penyunting jurnal, penulis soal EBTANAS/UN;

d) Modul/diktat cetak lokal yang minimal mencakup materi

pembelajaran selama 1 (satu) semester. e) Media/alat pembelajaran dalam bidangnya;

f) Laporan hasil penelitiian di bidang pendidikan

(individu/kelompok); dan

g) Karya teknologi (teknologi tepat guna) dan karya seni (patung, kriya, lukis, sastra, music, tari, suara, dan karya seni lainnya) yang relevan dengan bbidang tugasnya.

Bukti fisik larya pengembangan profesi berupa sertifikat/piagam/surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang disertai dengan bukti fisik yang dapat berupa buku, artikel, deskripsi dan/atau foto hasil karya, laporan penelitiain, dan bukti fisik lain yang relevan.

8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah

Keikutsertaan dalam forum ilmiah adalah partisipasi guru dalam forum ilmiah (seminar, semiloka, symposium, sarasehan, diskusi panel, dan jenis forum ilmiah lainnya) pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai narasumber/pemakalah maupun sebagai peserta. Bukti fisik


(42)

keikutsertaan dalam forum ilmiah berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi peserta.

9) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial

Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial adalah keikutsertaan guru menjadi pengurus organisasi kependidikan atau organisasi sosial pada tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, nasional, atau internasional, dan/atau mendapat tugas tambahan. Pengurus organisasi di bidang kependidikan antara lain: pengurus Forum Komunikasi Kepala Sekolah (FKKS), Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI), Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI), Asosiasi Pendidikan Khusus Indonesia (APKHIN), dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Pengurus organisasi sosial antara lain: ketua RT, ketua RW, Ketua LMD/BPD, dan Pembina kegiatan keagamaan ( takmir masjid, Pembina gereja dan lain-lain yang sejenis). Mendapat tugas tambahan antara lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala urusan, ketua jurusan, ketua program ahli, kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio, kepala klinik rehabilitasi, wali kelas (guru kelas SD/TK), dan kegiatan


(43)

ekstrakurikuler. Bukti fisik komponen ini adalah foto kopi surat keputusan atau surat keterangan.

10) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan adalah penghargaan yang diperoleh guru atas dedikasinya dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik dan/atau bertugas di daerah Khusus dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil, lokasi/geografis), dan kualitatif (komitmen, etos kerja), baik pada tingkat satuan pendidikan, desa atau kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.

Berikut adalah cara mengisi instrumen-instrumen yang terdapat dalam Pedoman Penyusunan portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan: a) Identitas guru peserta sertifikasi

Identitas guru peserta sertifikasi, meliputi; nama (lengkap dengan gelar akademik), nomor peserta, NIP/NIK, pangkat/golongan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, pendidikan terakhir, akta mengajar, sekolah tempat tugas (nama, alamat, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nomor telepon, e-mail, nomor statistik sekolah), guru mata pelajaran/guru kelas, dan beban mengajar perminggu. Pangkat dan golongan bagi guru non-PNS mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Halaman identitas ini ditandatangani oleh penyusun dan disahkan oleh


(44)

Kepala Sekolah dan Pengawas Pendidikan setelah portofolio selesai disusun.

b) Daftar isi

Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen portofolio dengan daftar

isi agar memudahkan tim penilai (asesor) dalam melaksanakan

tugasnya. Daftar isi ini menjelaskan tentang nama komponen dan di halaman berapa komponen tersebut disusun.

c) Dokumen portofolio

Dokumen portofolio ini memuat sepuluh komponen portofolio yang di dalam instrumen ditampilkan dalam bentuk tabel. Peserta sertifikasi diminta untuk mengisi tabel tersebut sesuai dengan pengalaman dan hasil karya yang dimiliki secara jujur dan bertanggungjawab. Peserta juga diminta melampirkan bukti-bukti fisik berupa dokumen dan/atau hasil karya sesuai dengan yang dituliskan dalam tabel. Untuk dokumen-dokumen seperti sertifikat/piagam/surat keterangan dapat berupa fotocopy dokumen-dokumen tersebut yang telah dilegalisasi oleh atasan. Untuk dokumen fotocopy ijazah/akta mengajar harus dilegalisasi oleh perguruan tinggi yang mengeluarkannya atau oleh Direkktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk ijazah luar negeri. d) Penutup

Komponen penutup ini berisi pernyataan dari penyusun dan pemilik dokumen yang memuat tentang jaminan keaslian dan tidak melanggar kode etik dalam membuat dan atau mendapatkannya. Disamping itu,


(45)

pernyataan juga berisi kesiapan menerima sanksi atas pelanggaran yang terkait dengan hak cipta, apabila ditemukan atau di kemudian hari ditemukan bukti terjadinya pelanggaran.

Bukti fisik atau dokumen disusun dengan urutan sebagai berikut: (a) Halaman sampul,

(b) Daftar isi,

(c) Instrumen portofolio, yang meliputi; (1) identitas peserta dan pengesahan dan (2) komponen portofolio yang telah diisi.

(d) Bukti fisik atau dokumen portofolio, yang terdiri dari 10 komponen portofolio.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan portofolio adalah sebagai berikut:

1) Setiap bukti fisik hanya boleh digunakan untuk satu komponen portofolio,

2) Bukti fisik yang dilampirkan untuk komponen 2 (pendidikan dan pelatihan) dan komponen 8 (keikutsertaan dalam forum ilmiah) adalah sertifikat/piagam asli dan foto kopi yang telah dilegalisasi oleh atasan langsung.

3) Seriap bukti diberi kode di pojok kanan atas, sesuai dengan


(46)

4) Setiap pergantian komponen portofolio diberi lembar tabel komponenyang sesuai dengan kertas berwarna sekaligus sebagai kertas pembatas

5) Dokumen portofolio dibandel (dijilid) dan dibuat rangkap dua. Pada bendel pertama, bukti fisik untuk komponen 2 dan komponen 8 berupa sertifikat/piagam asli, sedangkan bukti fisik pada bendel kedua semua foto kopi yang sudah dilegalisasi oleh atasan langsung.

4. Status Kepegawaian Guru

Secara umum menurut (M.S. Suwondo, 2003:439) status kepegawaian tenaga pendidikan pada suatu lembaga pendidikan dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Guru tetap, adalah guru yang telah diangkat menjadi pegawai tetap pada suatu instansi pendidikan yang berkewajiban mengajar 24 jam per minggu dan melaksanakan tugas administrasi lainnya. Guru tetap dapat dapat berstatus pegawai negeri sipil (PNS) atau bukan PNS. b. Guru tidak tetap, adalah guru yang belum diangkat menjadi pegawai

tetap pada suatu instansi pendidikan negeri maupun swasta. Guru tidak tetap dapat berstatus guru bantu. Pengadaan guru bantu dapat dilakukan melalui ikatan kerja dengan sistem kontrak yang sebelumnya proses seleksi yang berorientasi pada standar kompetensi


(47)

guru dan dilaksanakan secara terpadu melalui kerjasama antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten kota.

Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 menyebutkan bahwa:

1) Guru Tetap adalah guru yang dipekerjakan secara permanen oleh pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainnya yang menyelenggarakan satuan pendidikan.

2) Guru Tetap Pegawai Negeri Sipil adalah guru tetap yang diangkat sebagai pegawai negeri sipil oleh pemerintah dan/ pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Guru Tetap Non PNS adalah guru tetap yang diangkat oleh BHP, atau badan hukum lainnya yang menyelenggarakan satuan pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja.

4) Guru Tidak Tetap adalah guru yang diangkat secara sementara oleh pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainya yang menyelenggarakan satuan pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja. Berdasarkan keterangan di atas, maka status kepegawaian guru dapat dibedakan menjadi:

a) Pegawai Negeri Sipil b) Guru Tetap Yayasan c) Guru Bantu


(48)

5. Golongan Kepangkatan Guru

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerdarminto, 1982:281,242) menyatakan bahwa golongan adalah kelompok dan jabatan adalah pekerjaan dalam pemerintah atau organisasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa golongan jabatan adalah kelompok pekerjaan dalam suatu pemerintahan atau organisasi. Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil pasal 5 ayat 2 menyatakan berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu :

1. Jenjang utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tertinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d sampai dengan pembina utama, golongan ruang IV/e.

2. Jenjang madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina, golongan ruang IV/a sampai dengan pembina utama muda, golongan ruang IV/c.

3. Jenjang muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan penata tingkat I, golongan ruang III/d.

4. Jenjang pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat dasar dengan kepangkatan mulai dari Penata muda, golongan ruang III/a sampai dengan penata muda tingkat I, golongan ruang III/b.

Pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil pasal 6 ayat 2


(49)

dituliskan berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional ketrampilan dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu:

1. Jenjang penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan jabatan fungsional tingkat di bawahnya yang mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

2. Jenjang pelaksana lanjutan, adalah jenjang jabatan fungsional

ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan pembimbing, pengawas dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

3. Jenjang pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.

4. Jenjang pelaksana pemula, adalah jenjang jabatan fungsional

ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan teknis operasional penunjang yang didasari cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari pengatur muda, golongan ruang II/a.

6. Usia Guru

Usia guru adalah usia maksimal guru yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti sertifikasi guru. Usia guru merupakan faktor penting yang menentukan apakah guru tersebut diperkenankan mencalonkan diri sebagai peserta sertifikasi guru atau tidak. Usia guru yang masuk dalam persyaratan khusus uji kompetensi melalui Penialian Portofolio yaitu guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang belum memiliki kualifikasi S1/D-IV apabila pada tanggal 1 Januari 2010


(50)

telah memiliki usia 50 tahun dan memiliki pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru. Menurut Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Dalam Jabatan tahun 2010 menyebutkan bahwa usia dihitung berdasarkan tanggal, bulan dan tahun kelahiran yang tercantum dalam akta kelahiran atau bukti lain yang sah. Dan usia yang dihitung adalah usia kronologis, diperinci sampai dengan bulan supaya dapat terlihat perbedaannya.

B. Kerangka Berpikir

1. Persepsi Guru Tentang Penilaian Portofolio pada Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Status Kepegawaian

Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru yaitu dengan memberikan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok kepada guru yang memiliki sertifikat pendidik. Secara umum status kepegawaian guru dibagi menjadi dua, yaitu pegawai tetap dan pegawai tidak tetap, namun menurut Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 menyebutkan bahwa ada empat macam status kepegawaian guru, yaitu Guru Tetap, Guru Tetap Pegawai Negeri Sipil, Guru Tetap Non PNS, dan Guru Tidak Tetap.

Dilihat dari kesempatan dan peluang yang ada menurut status kepegawaian di atas, terdapat perbedaan persepsi antara Guru Tetap Pegawai Negeri Sipil, Guru Tetap Yayasan dan Guru Tidak Tetap. Guru


(51)

yang memiliki status pegawai tetap negeri diduga memiliki pandangan yang lebih positif dibandingkan dengan pegawai tetap yayasan. Ini disebabkan karena mereka lebih mudah/lebih banyak memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan latihan (diklat), dan juga lebih mudah untuk memperoleh bukti fisik seperti sertifikat, piagam atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat yang merupakan salah satu komponen yang harus dipenuhi dalam penilaian portofolio, sehingga diyakini bahwa guru tersebut telah memenuhi 4 kompetensi guru yaitu di bidang pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Guru tetap negeri lebih mudah untuk mengikuti diklat dikarenakan guru tetap negeri memiliki tanggungjawab penuh kepada pemerintah, selain itu mereka lebih mudah mengikuti kegiatan di luar kegiatan mengajar, yaitu keikutsertaan dalam forum ilmiah seperti seminar-seminar dan kegiatan-kegiatan keorganisasian di luar sekolah dan mereka juga dapat pula diperbantukan sebagai guru di sekolah yayasan yang lain. Sehingga skor yang diperoleh guru tetap negeri lebih tinggi. Sedangkan guru tetap yayasan tidak semudah guru negeri dalam mengikuti diklat, dikarenakan guru tetap yayasan memiliki pertanggungjawaban sendiri kepada yayasan, walaupun dalam prosesnya pemerintah memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengawasi jalannya pendidikan. Kemudian untuk guru yang tidak tetap memiliki persepsi negatif, karena guru yang tidak tetap tersebut tidak terikat aturan dari yayasan maupun dari pemerintah, sehingga tidak ada kesempatan untuk memperoleh sertifikat pendidik. Hal ini juga didukung


(52)

oleh Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2010 yang dirancang oleh pemerintah menyebutkan syarat khusus uji kompetensi untuk uji kompetensi melalui penilaian portofolio bahwa guru tersebut harus memiliki masa kerja sebagai guru tetap baik PNS maupun bukan PNS. Guru tidak tetap dapat ikutserta dalam penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan, apabila mereka sudah menjadi guru tetap.

2. Persepsi Guru Tentang Penilaian Portofolio pada Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Kepangkatan

Pangkat/golongan adalah pangkat/golongan terakhir yang dimiliki guru saat dicalonkan sebagai peserta sertifikasi guru. Kriteria ini khusus untuk guru PNS atau guru bukan PNS yang sudah memiliki SK Inpassing (Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru, 2009: 20).

Dalam hal peluang dan kesempatan untuk mengikuti penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan, dilihat dari kepangkatan/golongan diduga guru memiliki persepsi yang berbeda-beda pada setiap golongan. Untuk guru yang memiliki golongan IV/a.b.c.d memiliki persepsi yang positif terhadap penilaian portofolio, karena mereka dianggap telah memiliki pengalaman mengajar yang sudah lama dan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam hal keguruan, sehingga skor yang diperoleh untuk memenuhi komponen portofolio lebih tinggi. Untuk golongan III/a.b.c.d memilliki persepsi yang cukup positif mengenai penilaian portofolio, karena memiliki pengalaman mengajar


(53)

yang kurang lama dibandingkan dengan golongan IV/a.b.c.d sehingga mereka dianggap masih perlu banyak bimbingan dan belajar mengenai profesionalisme sebagai seorang guru. Sedangkan untuk guru yang memiliki golongan II/a.b.c.d memiliki persepsi yang negatif mengenai penilaian portofolio, karena pada golongan ini masih tergolong usia muda dan pengalaman mengajar masih belum lama, sehingga masih perlu bimbingan dari guru-guru yang sudah memiliki pengalaman yang matang mengenai keguruan, selain itu guru yang bergolongan rendah skor yang diperoleh untuk memenuhi salah satu komponen portofolio, yaitu pengalaman mengajar memiliki skor lebih rendah .

3. Persepsi Guru Tentang Penilaian Portofolio pada Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru

Usia Guru adalah usia maksimal guru yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti persyaratan untuk mengikuti sertifikasi guru. Usia guru juga merupakan faktor penting yang menentukan apakah guru tersebut diperkenankan untuk mengikuti program penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.

Dalam hal usia guru, ada perbedaan persepsi yang mencolok. Guru yang berusia 50 – 60 th diduga memiliki persepsi yang positif karena mereka memiliki pengalaman mengajar yang lebih lama dibandingkan usia lebih muda dibawahnya, sehingga pengetahuan mereka mengenai keguruan dianggap lebih matang dan mereka pun lebih didahulukan untuk


(54)

mengikuti penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan, karena usia mereka yang lebih tua dibandingkan guru yang lain. Sedangkan untuk usia 35 – 50 th diduga memiliki persepsi yang cukup positif, meskipun mereka memiliki pengalaman mengajar yang cukup lama, namun mereka masih harus memerlukan bimbingan dari guru-guru yang memiliki pengalaman mengajar yang lebih lama dari mereka. Dan untuk guru yang berusia kurang dari 35 tahun diduga memiliki persepsi yang negatif, karena mereka dianggap masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman mengajar yang cukup dibandingkan dengan guru yang berusia antara 50 - 60th dan antara 35 – 50 th. Selain itu, juga karena ini merupakan hal yang etis bahwa harus memprioritaskan usia yang lebih tua.

C. Perumusan Hipotesis

1. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari status kepegawaian.

2. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari Golongan Kepangkatan.

3. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari Usia Guru.


(55)

34  

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif-komparatif, yaitu bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasi, kejadian, kegiatan, yang sejenis atau hampir sama. Dari hasil pembandingan tersebut dapat ditentukan unsur-unsur atau faktor-faktor penting yang

melatarbelakangi persamaan atau perbedaan

(http: //repository.upi.edu/operator/upload/s_a0251_0607321_chapter3.pdf). Penelitian deskriptif-komparatif digunakan oleh peneliti untuk mendeskripsikan sejauh mana persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan. Di samping itu juga untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan dapat ditinjau dari status kepegawaian, golongan kepangkatan, dan usia guru.

B. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian akan dilakukan terhadap guru-guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis SMP Perak, SMP 17 “1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian


(56)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek peneltian adalah bagian yang terlibat dan terkait dalam penelitian. Subjek penelitian ini adalah guru-guru SMP SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis SMP Perak, SMP 17 “1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta.

2. Objek Peneltian

Objek peneltian adalah sesuatu yang menjadi pusat atau titik perhatian dalam suatu peneltian. Objek peneltian ini yaitu persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan, status kepegawaian guru, golongan kepangkatan, serta usia guru.

D. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian adalah 158 responden yang tersebar pada enam SMP di Kota Yogyakarta. Jumlah populasi keenam SMP tersebut disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Tabel Populasi Nama Sekolah Jumlah

Guru

% SMP Negeri 8

SMP Negeri 10 SMP Perintis SMP Perak SMP 17 ”1” SMP BOPKRI 10

70 38 13 16 13 8

44,30 24,05 8,23 10,13 8,23 5,06


(57)

2. Sampel

Jumlah anggota sampel dalam penelitian ini sebanyak 104 responden, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik random sampling, sehingga tiap-tiap subjek memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai anggota sampel. Distribusi sampel nampak pada tabel:

Tabel 3.2

Tabel Sampel Responden Nama Sekolah Jumlah

Guru

% SMP Negeri 8

SMP Negeri 10 SMP Perintis SMP Perak SMP 17 ”1” SMP BOPKRI 10

48 21 11 6 12

6

46,15 20,19 10,58 5,77 11,54 5,77

JUMLAH 104 100

E. Variabel Penelitian 1. Jenis Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu:

1) Variabel Status kepegawaian 2) Variabel Golongan Kepangkatan 3) Variabel Usia Guru


(58)

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang drpengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini, yaitu Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.

2. Pengukuran Variabel

a. Variabel persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan adalah suatu tanggapan guru mengenai keyakinan yang ditangkap oleh panca indera tentang isu-isu yang berkaitan mengenai penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan, terdapat 10 komponen portofolio yang meliputi Kualifikasi Akademik, Pendidikan dan Pelatihan, Pengalaman Mengajar, Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran, Penilaian dari Atasan dan Pengawas, Prestasi Akademik, Karya Pengembangan Profesi, Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah, Pengalaman menjadi Pengurus Organisasi di Bidang Kependidikan Dan Sosial, dan Penghargaan yang Relevan dengan Pendidikan.


(59)

b. Variabel Status Kepegawaian

Status kepegawaian menyatakan status pengangkatan guru sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap. Ada 4 macam status kepegawaian guru antara lain Pegawai Negeri Sipil (PNS), Guru Tetap Yayasan, Guru Honorer, dan Guru Bantu. Dalam penelitian ini, Guru Honorer dan Guru Bantu masuk dalam kategori Guru Tidak Tetap. Pemberian skor untuk variabel status kepegawaian adalah sebagai berikut:

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) Skor 0 b. Guru Yayasan Skor 1 c. Guru Tidak Tetap Skor 2 c. Variabel Golongan Kepangkatan Guru

Golongan Kepangkatan guru merupakan kelompok atau jabatan guru dalam suatu organisasi keguruan. Pemberian skor untuk variabel Golongan Kepangkatan Guru adalah sebagai berikut:

a. Golongan II/a.b.c.d Skor 1

b. Golongan III/a.b.c.d Skor 2

c. Golongan IV/a.b.c.d Skor 3

d. Variabel Usia Guru

Usia guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah umur seorang guru saat ia masih melaksanakan tugasnya sebagai guru pada satuan pendidikan tertentu. Pemberian skor untuk variabel usia guru adalah sebagai berikut:


(60)

a. ≤ 35 th Skor 1 b. 35-<50 th Skor 2

c. 50-60 th Skor 3

F. Teknik pengumpulan data 1. Instrumen Penelitian

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisikan sesuai dengan keadaan reponden yang sebenarnya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan, status kepegawaian , golongan kepangkatan dan usia guru. 2. Penyusunan Instrumen/Kuesioner

Tabel penyusunan kuesioner/kisi-kisi penyusunan kuesioner nampak dalam tabel berikut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Kuesioner Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

No Dimensi Indikator Nomor item

kuesioner 1 Kualifikasi

Akademik

a. Kompetensi guru

dalam hubungannya dengan kepemilikan ijazah (akademik) dalam bidang pedagogik

b. Kompetensi guru dalam hubungannya dengan kepemilikan ijazah (akademik) dalam


(61)

bidang profesional 2 Pendidikan dan

Pelatihan

a. Kompetensi guru dalam hubungannya dengan pendidikan dan pelatihan dalam bidang pedagogik.

b. Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan pendidikan dan pelatihan

dalam bidang profesional.

13-19

3 Pengalaman Mengajar

a. Kompetensi guru dalam hubungan dengan pengalaman mengajar dalam bidang pedagogik. b. Kompetensi guru dalam

hubungan dengan pengalaman mengajar

dalam bidang kepribadian.

c. Kompetensi guru dalam

hubungan dengan pengalaman mengajar dalam bidang sosial.

20-22

4 Perencanaan dan

Pelaksanaan Pembelajaran

a. Kompetensi dalam

hubungannya dengan perencanaan dan pelaksanaan dan pembelajaran bidang pedagogik

b. Kompetensi dalam

hubungannya dengan perencanaan dan pelaksanaan dan pembelajaran bidang profesional 23-49

5 Penilaian dari Atasan dan Pengawas

a. Kompetensi guru yang berhubungan dengan penilaian dari atasan dan pengawas dalam bidang kepribadian


(62)

b. Kompetensi guru yang berhubungan dengan penilaian dari atasan dan pengawas dalam bidang sosial

6 Prestasi Akademik a. Kompetensi guru dalam

hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang pedagogik

b. Kompetensi guru dalam hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang sosial

c. Kompetensi guru dalam

hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang profesional

58-75

7 Karya Pengembangan Profesi

a. Kompetensi guru dalam hubungannya dengan karya pengembangan profesi dalam bidang pedagogik

b. Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan karya pengembangan profesi dalam bidang profesional

76-82

8 Keikutsertaan dalam

Forum Ilmiah

a. Kompetensi guru dalam hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang pedagogik

b. Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang sosial

c. Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang professional


(63)

9 Pengalaman menjadi Pengurus Organisasi

di Bidang Kependidikan Dan

Sosial

a. Kompetensi guru dalam hubungannya dengan Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kependidikan dan sosial dalam bidang kepribadian

b. Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kepndidikan dan sosial dalam bidang sosial

89-92

10 Penghargaan yang

Relevan dengan Pendidikan

a. Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan pendidikan dalam bidang

pedagogik

b. Kompetensi guru

dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan pendidikan dalam bidang kepribadian

c. Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan pendidikan dalam bidang sosial

d. Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan pendidikan dalam bidang profesional 93-96


(64)

Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan diukur menggunakan skala Likert. Pemberian skor pada setiap pernyataan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Skoring Berdasarkan Skala Likert

Kriteria Jawaban Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Kurang Setuju 2 3

Tidak Setuju 1 4

G. Pengujian instrumen 1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahian suatu instrumen. Insntrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Arikunto, 2002:45). Taraf validitas suatu instrumen dinyatakan dalam koefisien validitas(rxy) yang dicari

dengan menggunakan rumus korelasi produk moment sebagai berikut:

∑ ∑

− − = ) ) ( )( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 Y Y X X N Y X XY n rxy Keterangan:

rxy = Koefisien antara X dan Y

N = jumlah subyek


(65)

Y = Skor total butir uji coba

Σ X = Jumlah skor butir

Σ Y = Jumlah skor total butir

∑ XY = Jumlah hasil perkalian skor butir dan skor total Σ X2 = Jumlah kuadrat skor butir

Σ Y2 = Jumlah kuadrat skor total butir.

Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Kemudian harga koefisien korelasi(rxy)ini dibandingkan dengan harga rtabel pada taraf signifikansi

0,05. Jika r hitung lebih besar atau sama dengan rtabel, maka butir soal

tersebut valid. Sebaliknya apabila harga rhitung lebih kecil dari rtabel, berarti

soal tersebut valid.

Uji validitas terhadap item-item pertanyaan variabel persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan pada guru-guru SMP di luar yang menjadi sampel penelitian ini. Rangkuman uji validitas untuk variabel persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Corrected Item-Total Correlation

rtabel Status

1 0,271 0,193 Valid

2 0,264 0,193 Valid

3 0,249 0,193 Valid

4 0,311 0,193 Valid

5 0,307 0,193 Valid

6 0,148 0,193 Tidak Valid

7 0,317 0,193 Valid

8 0,404 0,193 Valid

9 0,326 0,193 Valid


(66)

11 0,318 0,193 Valid

12 0,276 0,193 Valid

13 0,480 0,193 Valid

14 0,322 0,193 Valid

15 0,540 0,193 Valid

16 0,454 0,193 Valid

17 0,573 0,193 Valid

18 0,521 0,193 Valid

19 0,454 0,193 Valid

20 0,430 0,193 Valid

21 0,483 0,193 Valid

22 0,442 0,193 Valid

23 0,435 0,193 Valid

24 0,546 0,193 Valid

25 0,445 0,193 Valid

26 0,459 0,193 Valid

27 0,569 0,193 Valid

28 0,431 0,193 Valid

29 0,478 0,193 Valid

30 0,553 0,193 Valid

31 0,503 0,193 Valid

32 0,602 0,193 Valid 

33 0,501 0,193 Valid 

34 0,497 0,193 Valid 

35 0,477 0,193 Valid 

36 0,478 0,193 Valid 

37 0,566 0,193 Valid 

38 0,614 0,193 Valid 

39 0,616 0,193 Valid 

40 0,483 0,193 Valid 

41 0,583 0,193 Valid 

42 0,528 0,193 Valid 

43 0,528 0,193 Valid 

44 0,563 0,193 Valid 

45 0,523 0,193 Valid 

46 0,522 0,193 Valid 

47 0,569 0,193 Valid 

48 0,600 0,193 Valid 

50 0,651 0,193 Valid 

51 0,586 0,193 Valid 

52 0,526 0,193 Valid 

53 0,619 0,193 Valid 

54 0,612 0,193 Valid 


(67)

56 0,636 0,193 Valid 

57 0,559 0,193 Valid 

58 0,638 0,193 Valid 

59 0,707 0,193 Valid 

60 0,556 0,193 Valid 

61 0,718 0,193 Valid 

62 0,657 0,193 Valid 

63 0,458 0,193 Valid 

64 0,591 0,193 Valid 

65 0,543 0,193 Valid 

66 0,693 0,193 Valid 

67 0,646 0,193 Valid 

68 0,671 0,193 Valid 

69 0,515 0,193 Valid 

70 0,628 0,193 Valid 

71 0,535 0,193 Valid 

72 0,597 0,193 Valid 

73 0,680 0,193 Valid 

74 0,629 0,193 Valid 

75 0,620 0,193 Valid 

76 0,624 0,193 Valid 

77 0,644 0,193 Valid 

78 0,512 0,193 Valid 

79 0,577 0,193 Valid 

80 0,646 0,193 Valid 

81 0,609 0,193 Valid 

82 0,545 0,193 Valid 

83 0,575 0,193 Valid 

84 0,579 0,193 Valid 

85 0,666 0,193 Valid 

86 0,652 0,193 Valid 

87 0,558 0,193 Valid 

88 0,571 0,193 Valid 

89 0,327 0,193 Valid 

90 0,462 0,193 Valid 

91 0,542 0,193 Valid 

92 0,510 0,193 Valid 

Dari data hasil uji validitas dengan bantuan program SPSS versi 12.0 yang dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan r hitung. Sedangkan untuk menentukan r tabel dapat terlebih dahulu


(68)

mencari df = n – 2 = 104 – 2 = 102 dan taraf signifikasi = 5% menunjukkan r tabel = 0,193. Kemudian membandingkan nilai Corrected Item-Total Correlation dengan r tabel. Jika r positif, serta nilai r hitung > r tabel maka butir variabel tersebut valid. Dari perbandingan diatas, maka dapat kesimpulan bahwa keseluruhan butir pertanyaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan adalah valid. 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena unstrumen tersebut sudah baik (Arikunto,2002:154). Untuk menguji reliabilitas butir soal dalam penelitian ini digunakan rumus alpha sebagai berikut:

⎛ −

=

2

2 11

1

1

t

b

K

K

r

σ

σ

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan ∑σb2 = Jumlah varians soal

σt2 = Varians soal

Setelah diperoleh r11 kemudian dibandingkan dengan r tabel

dengan jumlah n sampel, pada taraf signifikansi 5%. Jika r11 lebih besar

dari r tabel maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel. Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena unstrumen


(69)

tersebut sudah baik (Arikunto,2002:154). Berdasarkan hasil uji validitas ulangan, dimana nilai r hitung untuk semua butir yang valid pada pengujian sebelumnya, maka dapat dilanjutkan dengan pengujian reliabilitas. Untuk pengujian reliabilitastaitu dengan melihat nilai dari alpha cronbach. Jika alpha cronbach > dari 0,6 maka dikatakan kuesioner tersebut reliabel. Dari output diketahui nilai alpha cronbach 0,971, sehingga 0,971 > 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut reliabel.

H. Teknik analisis data 1. Analisis Deskriptif

Untuk mendeskripsikan responden dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif, yaitu dengan tabulasi responden untuk menentukan jumlah dan persentase berdasarkan latar belakang responden. Kemudian untuk mendeskripsikan masing-masing variabel penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diinterpretasikan berdasarkan pedoman penilaian acuan patokan II (PAP II).

2. Uji prasyarat analisis

Uji persyarat analisis pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

a) Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas yang digunakan adalah dengan uji Kolmogrov Smirnov. Untuk mengetahui


(70)

hal tersebut digunakan rumus One-Sample Kolmogrov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:

 

 

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

Fo(Xi) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn (Xi) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang

diobeservasi

Kriteria pengujian normalitas yaitu jika Fhitung > Ftabel pada taraf

signifikansi 5%maka data berdistribusi normal. Sebalikya jika nilai Fhitung < Ftabel maka data tidak berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada kesamaan varians kelompok-kelompok yang berdistribusi normal. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:

2 2

2 1 S S

F= Sudjana (2005:249)

Keterangan:

F = uji F

S12 = Varians data kelompok 1


(71)

Statistik lain yang digunakan untuk menguji hipotesis H0 adalah:

terkecil Varians

terbesar Varians

F =

Kriteria pengujian yaitu dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05, jika F hitung> F tabel serta signifikansi lebih besar dari 0,05 maka

varians data yang dianalisa homogen, sebaliknya jika F hitung< F tabel

serta signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka varians data yang dianalisa tidak homogen.

c) Uji Hipotesis

1) Rumusan Hipotesis I

H0 = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian

H1 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian

2) Untuk menguji rumusan hipotesis di atas digunakan analisis

varians satu arah (one way ANOVA) dengan rumus:

     

 

Keterangan :

MKant = Mean kuadrat antar kelompok


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari jenis kelamin, pendidikan tertinggi dan golongan/kepangkatan : sebuah survai terhadap guru-guru di dua SMP Negeri dan tiga SMP swasta di Kota Yogyakarta.

0 0 253

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian masa kerja, dan latar belakang pendidikan guru : studi kasus terhadap guru-guru di SMPN 5, SMPN 7, SMP Piri 1, SMP BOPKRI 2, dan SMP Islam.

0 0 269

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian, status sertifikasi profesi, dan jenis kelamin : sebuah survai terhadap guru-guru di dua SMP negeri dan tiga SMP swasta di Kota Yogyakarta.

0 0 156

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, pangkat/golongan, dan latar belakang pendidikan guru : studi kasus terhadap guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi Luhur 1, SMP Budya Waca

0 2 153

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, usia guru, dan status sertifikasi : studi kasus guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bopkri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis.

0 0 130

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian guru dan jenjang sekolah : survei guru SD, SMP, dan SMA negeri dan swasta di Kecamatan Wates.

0 0 172

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, USIA GURU, DAN STATUS SERTIFIKASI Studi Kasus: Guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bopkri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis SKRIPSI

0 0 128

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, PANGKATGOLONGAN, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi Luhur 1, SMP Budya Wacana,

0 0 151

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, STATUS SERTIFIKASI PROFESI, DAN JENIS KELAMIN Sebuah Survai terhadap Guru-guru di dua SMP Negeri dan tiga SMP Swasta di Kota Yogyakarta SKRIPSI Di

0 0 154

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian, golongan kepangkatan dan usia guru : studi kasus guru-guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ``1`` dan SMP BOPKRI 10 di

0 0 154