Hasil Penelitian yang Relevan Kerangka Berfikir Paradigma Penelitian

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian lain yang terkait dengan topik pembahasan ini, antara lain oleh Hyancinthus Eko Guswanto 2004 yang dilakukan pada guru-guru SD, SMP dan SMA di kecamatan Bambanglipuro Kabupaten Bantul Yogyakarta berjudul “Persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan, status guru dan golongan ruang ‘Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan. Kesimpulan ini didukung oleh hasil perhitungan nilai t hitung 0,192 lebih kecil dari t tabel 1,974. Nilai probabilitas 0,848 lebih besar dari taraf signifikasi α =5 atau = 0,05. Hasil penelitian Yanita Minarmi 2004 yang berjudul “persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan status kepegawaian”. Hasil penelitian pertama menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, Hasil penelitian kedua menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, Hasil penelitian ketiga menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan. Dari uraian diatas tidak perbedaan terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan. Ditinjau dari golongan jabatan, dan tidak adanya perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

C. Kerangka Berfikir Paradigma Penelitian

1. Kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari usia. Menurut Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru, usia termasuk dalam penentuan kriteria peserta sertifikasi guru. Proses rekruitmen peserta sertifikasi dimulai dengan menyusun daftar guru yang memenuhi persyaratan sertifikasi. Setelah itu, Dinas KabupatenKota melakukan ranking calon peserta kualifikasi. Usia guru merupakan kriteria penentuan ranking kedua setelah masa kerja. Dengan adanya mekanisme rekruitmen tersebut, guru yang berusia lebih tua diduga kuat akan memiliki kualitas lebih positif karena mereka lebih diprioritaskan. Sedangkan guru yang berusia lebih muda akan memiliki kualitas kurang positif karena mereka harus sabar menanti hingga mereka diprioritaskan sebagai peserta sertifikasi. Dalam UU 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada semua jenjang pendidikan harus memenuhi kualifikasi akademik tingkat sarjana strata 1 atau diploma 4. Sejak awal 90-an, guru yang PNS di pendidikan dasar dan menengah diminta menyesuaikan kualifikasi akademik lewat jalur universitas terbuka dengan fasilitas pemerintah. Proyek penyetaraan ini masih berjalan hingga sekarang. Ada pula guru-guru yang melakukan penyetaraan atas kemauan dan biaya sendiri di berbagai perguruan tinggi. 2. Kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari golongan Golongan seorang guru erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seorang guru. Sebab golongan yang dipegang oleh seorang guru itu dibedakan berdasarkan tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin tinggi golongan dan semakin tinggi gaji yang diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat terjamin. Faktanya setiap guru mempunyai golongan yang berbeda-beda sebab tingkat pendidikannya juga berbeda. Penggolongan seorang guru itu didasarkan pada ijasah pendidikan terakhirnya. Pada umumnya guru-guru yang bekerja di Sekolah Menengah Atas paling rendah bergolongan IIIa yaitu penata muda sampai pada tingkat golongan tertinggi yaitu IVe atau pembina utama. Dari adanya perbedaan golongan itu maka dimungkinkan juga adanya perbedaan pembelajaran guru terhadap sertifikasi. 3. Kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari jenis kelamin. Jenis kelamin menunjukkan pria atau wanita. Penggolongan ini berdasarkan pendapat umum bahwa wanita dan pria mempunyai pola perkembangan fisiologis dan psikologis yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan perhatian, kesanggupan, pandangan dan sikap.

D. Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Kompetensi Guru Dan Sertifikasi Guru Di Sma Negeri Se-Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015.

0 2 12

Persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan, status guru dan golongan ruang : studi kasus pada guru SMP di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Jawa Tengah.

0 0 133

Persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja : studi kasus guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.

0 1 137

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian, golongan kepangkatan dan usia guru : studi kasus guru-guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ``1`` dan SMP BOPKRI 10 di

0 0 156

Persepsi guru terhadap program sertifikasi bagi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, masa kerja, beban mengajar, dan status guru ; studi kasus guru-guru SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Sleman.

0 0 203

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

0 0 113

PERSEPSI GURU TERHADAP UJI SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU DAN GOLONGAN RUANG

0 0 139

Kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari usia, golongan, dan jenis kelamin : studi kasus pada guru SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat - USD Repository

0 1 147

PERSEPSI GURU TERHADAP UJI SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU DAN GOLONGAN RUANG

0 0 131

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN DAN MASA KERJA

0 1 135