58
3. Deskripsi Data tiap Komponen Sikap
a. Afektif Jumlah item
= 18 Skor maximum
= jumlah item × nilai tertinggi = 18 × 4
= 72 Skor minimum
= jumlah item × nilai terendah = 18 × 1
= 18
Range = skor maximum – skor minimum
= 72 - 18 = 54
Standart Deviasi = =
= 9
59
Tabel 11 Kategorisasi Komponen Afektif terhadap Perilaku Seksual
Norma Rentang nilai
Kategori
× ≤ ẋ - 1,5 SD × ≤
31,5 Sangat rendah
ẋ
- 1,5 SD × ≤ ẋ - 0,5 SD 31,5 × ≤ 40,5
Rendah ẋ
- 0,5 SD × ≤ ẋ + 0,5 SD 40,5 × ≤ 49,5 Sedang
ẋ
+ 0,5 SD × ≤ ẋ + 1,5 SD 49,5 × ≤ 58,5 Tinggi
ẋ
+ 1,5 SD ≤ × 58,5 ≤ ×
Sangat tinggi
Tabel 12 Hasil Kategorisasi Komponen Afektif terhadap Perilaku Seksual
Jenis sekolah MT
ME Kategori
SMA yang memiliki kurikulum pendidikan
seksualitas 45
34,29 Negatif
Rendah SMA
yang tidak
memiliki kurikulum
pendidikan seksualitas 35,97
Negatif Rendah
Pada aspek afektif, kedua sekolah memiliki mean empiris lebih rendah dibanding mean teoritik dan berada pada kategori negatif dan
rendah. Hal ini berarti pada aspek afektif subyek penelitian cenderung rendah atau kurang mendukung perilaku seksual.
b. Kognitif Jumlah item
= 17 Skor maximum
= jumlah item × nilai tertinggi = 17 × 4
= 68
Skor minimum = jumlah item × nilai terendah
60
= 17 × 1 = 17
+ Range
= skor maximum – skor minimum = 68 - 17
= 51 Standart Deviasi
= =
= 8,5
Tabel 13 Kategorisasi Komponen Kognitif terhadap Perilaku Seksual
Norma Rentang nilai
Kategori
× ≤ ẋ - 1,5 SD × ≤
29,75 Sangat rendah
ẋ - 1,5 SD × ≤ ẋ - 0,5
SD 29,75 × ≤ 38,25
Rendah ẋ
- 0,5 SD × ≤ ẋ + 0,5
SD 38,25 × ≤ 46,75
Sedang ẋ
+ 0,5 SD × ≤ ẋ + 1,5
SD 46,75 × ≤ 55,25
Tinggi ẋ
+ 1,5 SD ≤ × 55,25 ≤ ×
Sangat tinggi
61
Tabel 14 Hasil Kategorisasi Komponen Kognitif terhadap Perilaku Seksual
Jenis sekolah MT
ME Kategori
SMA yang memiliki kurikulum pendidikan
seksualitas 42,5
35,36 Negatif
Rendah SMA
yang tidak
memiliki kurikulum
pendidikan seksualitas 29,98
Negatif Rendah
Pada aspek kognitif, kedua sekolah memiliki mean empiris lebih rendah dibanding mean teoritik dan cenderung mengarah ke negatif
dan berada pada kategori rendah. Hal ini berarti pada aspek kognitif subyek penelitian cenderung rendah atau kurang mendukung perilaku
seksual. c. Konatif
Jumlah item = 19
Skor maximum = jumlah item × nilai tertinggi
= 19 × 4 = 76
Skor minimum = jumlah item × nilai terendah
= 19 × 1 = 19
,
62
+ Range
= skor maximum – skor minimum = 76 - 19
= 57 Standart Deviasi =
=
-
= 9,5
Tabel 15 Kategorisasi Komponen Konatif terhadap Perilaku Seksual
Norma Rentang nilai
Kategori
× ≤ ẋ - 1,5 SD × ≤ 33,25
Sangat rendah ẋ
- 1,5 SD × ≤ ẋ - 0,5
SD 33,25 × ≤ 42,75
Rendah ẋ
- 0,5 SD × ≤ ẋ + 0,5
SD 42,75 × ≤ 52,25
Sedang ẋ
+ 0,5 SD × ≤ ẋ + 1,5
SD 52,25 × ≤ 61,75
Tinggi ẋ
+ 1,5 SD ≤ × ≤ ×61,75
Sangat tinggi
Tabel 16 Hasil Kategorisasi Komponen Konatif terhadap Perilaku
Seksual
Jenis sekolah MT
ME Kategori
SMA yang
memiliki kurikulum
pendidikan seksualitas
47,5 37,61
Negatif Rendah
SMA yang tidak memiliki kurikulum
pendidikan seksualitas
37,43 Negatif
Rendah
63
Pada aspek konatif, kedua sekolah memiliki mean empiris lebih rendah dibanding mean teoritik dan cenderung kearah negatif dan
berada pada kategori rendah. Hal ini berarti pada aspek konatif subyek penelitian cenderung rendah atau kurang mendukung perilaku seksual.
4. Uji Asumsi