64
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang memiliki varian yang sama.
Tabel 18 Hasil Uji Homogenitas
Levene statistic
p0,05 Kategori
Sikap terhadap perilaku seksual
0,332 0,566
Homogen
Berdasarkan uji homogenitas pada skala sikap terhadap perilaku seksual menunjukkan nilai Levene statistic sebesar 0,332
dengan taraf signifikansi sebesar 0,566 p0,05 yang berarti sampel penelitian memiliki varian yang sama.
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Independent Sample t-test dalam program SPSS versi 16.0 for windows. Hipotesis
penelitian menyatakan bahwa ada perbedaan sikap terhadap perilaku seksual antara remaja perempuan di sekolah yang memiliki kurikulum
pendidikan seksualitas dan remaja perempuan di sekolah yang tidak memiliki kurikulum pendidikan seksualitas.
Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai t sebesar -0,799 dengan probabilitas 0,426 p0,05 maka Ho diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap terhadap perilaku seksual antara remaja perempuan di sekolah yang memiliki kurikulum pendidikan
65
seksualitas dan remaja perempuan di sekolah yang tidak memiliki kurikulum pendidikan seksualitas.
Tabel 19 Hasil Uji Hipotesis
Jenis sekolah N
Mean Empiris
Std. Deviation
Std. Error Mean
t hitung p
SMA yang memiliki kurikulum pendidikan
seksualitas 66
107,26 25,371
3,123
-0,799 0,426
SMA yang
tidak memiliki
kurikulum pendidikan seksualitas
65 103,38
29,983 3,719
6. Uji t pada tiap Komponen Sikap
Ada tidaknya perbedaan pada tiap aspek menggunakan Independent Sample t-test dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for
windows. a. Afektif
Tabel 20 Hasil Uji t pada Komponen Afektif
Jenis sekolah N
Mean Empiris
Std. Deviation
Std. Error
Mean t
p
SMA yang memiliki kurikulum pendidikan
seksualitas 66
34,29 9,717
1,196 0,891
0,375
SMA yang tidak memiliki kurikulum
pendidikan seksualitas 65
35,97 11,807
1,464
66
Berdasarkan tabel di atas, hasil yang diperoleh nilai t sebesar 0,891 dengan p sebesar 0,375 p0,05 maka Ho diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap pada komponen afektif terhadap perilaku seksual antara remaja perempuan di sekolah yang
memiliki kurikulum pendidikan seksualitas dan remaja perempuan di sekolah yang tidak memiliki kurikulum pendidikan seksualitas.
b. Kognitif
Tabel 21 Hasil Uji t pada Komponen Kognitif
Jenis sekolah N
Mean Empiris
Std. Deviation
Std. Error Mean
t p
SMA memiliki kurikulum pendidikan
seksualitas 66
35,36 8,167
1,005 -3,542
0,001
SMA yang tidak memiliki kurikulum
pendidikan seksualitas 65
29,98 9,192
1,140
Berdasarkan tabel di atas, hasil yang diperoleh nilai t sebesar -3,542 dengan probabilitas sebesar 0,001 p0,05 maka Ho ditolak.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sikap pada komponen kognitif terhadap perilaku seksual antara remaja perempuan
di sekolah yang memiliki kurikulum pendidikan seksualitas dan remaja perempuan di sekolah yang tidak memiliki kurikulum pendidikan
seksualitas.
67
c. Konatif
Tabel 22 Hasil Uji t pada Komponen Konatif
Jenis sekolah N
Mean Empiris
Std. Deviation
Std. Error Mean
t p
SMA yang
memiliki kurikulum
pendidikan seksualitas
66 37,61
9,904 1,219
-0,093 0,926
SMA yang
tidak memiliki kurikulum
pendidikan seksualitas
65 37,43
11,618 1,441
Berdasarkan tabel di atas, hasil yang diperoleh nilai t sebesar -0,093 dengan p sebesar 0,926 p0,05 maka Ho diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap pada komponen konatif terhadap perilaku seksual antara remaja perempuan di sekolah
yang memiliki kurikulum pendidikan seksualitas dan remaja perempuan di sekolah yang tidak memiliki kurikulum pendidikan
seksualitas.
D. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap terhadap perilaku seksual antara remaja perempuan di sekolah yang memiliki
kurikulum pendidikan seksualitas dan remaja perempuan di sekolah yang tidak