Sekolah yang Tidak Memiliki Kurikulum Pendidikan Seksualitas

48 iii. Implementasi kurikulum a. Mendapatkan dukungan dan persetujuan dari Dewan Komite Sekolah. b. Pengajar pendidikan seksualitas hanya guru Bimbingan Konseling, namun guru Biologi dan guru Agama juga memberikan informasi yang berkaitan dengan seksualitas sesuai dengan topik yang ada di buku pelajaran Biologi dan Agama. c. Tidak melibatkan remaja dari luar sekolah untuk mengikuti pendidikan seksualitas di sekolah. Pendidikan seksualitas hanya ditujukan untuk siswi di sekolah tersebut. d. Memberikan pendidikan seksualitas pada siswi dengan alasan yang tepat yaitu berguna dalam proses pengembangan dirinya terutama yang berkaitan dengan kehidupan seksualitas.

b. Sekolah yang Tidak Memiliki Kurikulum Pendidikan Seksualitas

Berdasarkan wawancara dengan guru Bimbingan Konseling sekolah yang tidak memiliki kurikulum pendidikan seksualitas pada tanggal 21 Mei 2012, pendidikan seksualitas diberikan melalui mata pelajaran Biologi dan Agama kelas X oleh guru pengampu masing- masing sesuai dengan materi di buku pelajaran dan biasanya hanya terdiri dari 1 atau 2 topik saja. Materi seksualitas hanya terbatas pada kesehatan reproduksi di mata pelajaran Biologi dan hubungan dengan lawan jenis pacaran di mata pelajaran Agama. Pesan moral yang 49 disampaikan cenderung berlandaskan ajaran agama yang disampaikan oleh guru mata pelajaran Agama. Guru Bimbingan Konseling tidak berperan penuh dalam proses pengajaran pendidikan seksualitas, hanya terbatas pada ada tidaknya pertanyaan dari siswa. Sekolah tidak memiliki kurikulum pendidikan seksualitas karena ada keterbatasan waktu untuk memberikan pendidikan seksualitas berdasarkan kurikulum. Jam pelajaran Bimbingan Konseling lebih banyak dipakai untuk guru PPL dalam memberikan ulangan mata pelajaran yang diampunya. Pendidikan seksualitas yang diberikan cenderung mengarah ke abstinence yang berlandaskan agama yaitu mengajarkan siswa untuk menjauhi perilaku seksual hingga saatnya menikah karena sesuai dengan ajaran agama yang melarang melakukan perilaku seksual sebelum terjadinya pernikahan. Tabel 4 Perbedaan Sekolah yang Memiliki Kurikulum Pendidikan Seksualitas dan Sekolah yang Tidak Memiliki Kurikulum Pendidikan Seksualitas Sekolah dengan Kurikulum Pendidikan Seksualitas Sekolah yang Tidak Ada Kurikulum Pendidikan Seksualitas Pendidikan seksualitas diberikan di kelas XI Pendidikan seksualitas diberikan di kelas X Materi berurutan berupa perkembangan individu fisik, sosial, emosi, dan intelektual, hubungan dengan lawan jenis, perilaku seksual, kemampuan diri dalam mengatasi masalah seputar Materi seksualitas terbatas pada kesehatan reproduksi mata pelajaran Biologi, hubungan dengan lawan jenis pacaran mata pelajaran Agama. 50 seksualitas, kesehatan seksual dari segi fisik, sosial, budaya, psikologis. Diberikan melalui pelajaran Bimbingan Konseling Diberikan melalui pelajaran Biologi, Agama. Berdasarkan kurikulum yang di buat oleh guru Bimbingan Konseling, Biologi, dan Agama Berdasarkan materi di buku pelajaran Biologi, Agama, dan pertanyaan dari siswa Diberikan selama 1 tahun ajaran Melakukan asesmen kebutuhan Aktivitas, instruksi, dan pesan disesuaikan dengan budaya, tahap perkembangan remaja, pengalaman yang dimiliki siswa Beberapa kali pertemuan sesuai materi pelajaran yang membahas seksualitas, biasanya hanya 1 atau 2 topik Tidak melakukan asesmen kebutuhan Aktivitas, instruksi, dan pesan disesuaikan dengan budaya dan tahap perkembangan remaja tanpa melihat pengalaman seksual siswa. Materi seksualitas diberikan dengan metode presentasi, diskusi dengan para ahli dibidangnya seperti dokter, psikolog, dan romo Materi seksualitas diberikan dengan metode presentasi. Metode diskusi jarang dilakukan karena adanya keterbatasan waktu. Pendidikan seksualitas komprehensif Pendidikan seksualitas cenderung mengarah ke abstinence

2. Uji Coba Alat Ukur