QS. H ūd [11]:117-119

83 3 3 3 3 3 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 A A A Al l - -Q Q Q u u r rrr a a n n H H H H H a a a d d d di i d i s s s Ku u u K K K K r rr r i k k k ku u u ll lu u m m 2 2 1 13 3 3 tim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang som- bong dan membanggakan diri QS. an-Nisā [ ] : .

c. Penjelasan Ayat

Secara umum ayat ini menjelaskan tentang kewajiban manusia kepada Allah subḥānah” wa taʻālā dan kepada sesamanya. Perintah ibadah ini bukan hanya iba- dah ritual maḥḍah yaitu ibadah yang cara, kadar dan waktunya telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya, seperti salat, zakat, puasa, dan haji. Tapi ibadah juga mencak- up ibadah gairu maḥḍah, yaitu semua pekerjaan yang baik yang dikerjakan dalam rangka patuh kepada Allah subḥānah” wa taʻālā saja bukan karena yang lain, sep- erti membantu fakir miskin, memelihara anak yatim, dan mengajar orang, yang pelaksanaan dan tata caranya tidak diatur secara rinci dan di lapangan diserahkan pada manusia. Atau dengan kata lain mencakup segala aktivitas atau perbuatan yang hendak dilakukan hanya karena Allah subḥānah” wa taʻālā . Selanjutnya dalam ayat ini Allah mengatur kewajiban manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Setelah memerintahkan berbuat baik kepada kedua orang tua, Allah menyuruh berbuat baik kepada karib kerabat. Karib kerabat adalah orang yang paling dekat hubungannya dengan seseorang sesudah orang tua. Setelah itu berlanjut untuk berbuat baik kepada anak yatim dan orang-orang miskin. Semua perbuatan baik itu di dasarkan pada tuntunan agama dan rasa perikemanusiaan yang tinggi sebagai realisasi dari ketaqwaan kepada Allah subḥānah” wa taʻālā . Selain itu Allah juga memerintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga baik yang dekat atau yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya. Di akhir ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Keduanya mengandung makna kesombongan, kata اتخـم yaitu kesombongan yang terlihat dalam tingkah laku, dan kata kesombongan yang terlihat dalam ucapan-ucapannya . 5. QS. H ūd [11]:117-119 ق س َلا ق ق ق ق ل ق ُبقر قء قش ْ قڍقغ٧ قن ُحق ْ ُڎ ق ُ ْه ق ثقغ فم ْ ُ قب ىق ُ ْلا ق ق ْ ُ قل ق ُبقر قن قك قمقغ ُ ق ق قك ْ َ ق٭قغ ْ ُ ق ق قخ ق قڍق قلقغ ق ُبقر ق قحقر ْ قم قث٨ قيق ق ق ْ ُم قن ُڍاق قي قغ ًحق قحاقغ ً َمُث ٩ قيق ق ْ ق ث قس َلاقغ ق َ ق ْ لا ق قم ق َ ق قج َنلْڎل ق كقبقر Di unduh dari : Bukupaket.com B B Bu u u k k ku u u u u S S S ii s s s s wa w K K K Ke el a s s X X I 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4

a. Terjemah Kosa KataKalimat Mufradat Terjemah

Lafal Terjemah Lafal orang yang diberi rahmat ق قحقر ْ قم membinasakan ق ق ْ ُ قل telah tetap ْ َ ق٭قغ selama mereka قن ُڍاق قي قغ Aku pasti akan memenuhi َنلْڎق قل berselisih pendapat ق يق ق ق ْ ُم

b. Terjemah Ayat

Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, selama pen- duduknya orang-orang yang berbuat kebaikan 117. Dan jika Tuhanmu menghen- daki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat 118. Kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat keputusan Tuhanmu telah tetap, ”Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya

c. Penjelasan Ayat

Pada ayat Allah menjelaskan kepada kita bahwa Dia tidak akan membina- sakan suatu negeri selama penduduk negeri itu masih suka berbuat kebaikan, ti- dak berbuat zalim, tidak suka mengurangi timbangan sebagaimana kaumnya Nabi Su aib, tidak melakukan perbuatan liwaṭ homo seksual sebagaimana umatnya Nabi L”ṭ, tidak patuh, kejam dan bengis seperti halnya Raja Fir aun, yang demikian itu adalah suatu kezaliman. Selanjutnya pada ayat Allah Swt. menjelaskan bahwa apabila Dia menghen- daki sebagian umat yang satu dalam beragama sesuai dengan asal itrah kejadian- nya, tidak mempunyai usaha ikhtiyār mereka itu sama seperti semut dan lemah di dalam hidup bermasyarakat, dan seperti malaikat dalam hidup kerohanian, yang diciptakan hanya untuk taat kepada Allah, berakidah benar dan tidak pernah curang dan khianat pasti terjadi. Tetapi Allah Swt. menciptakan manusia itu dilengkapi dengan akal, sehingga mereka itu mempunyai usaha berbuat dengan ikhtiar tanpa ada paksaan dan dijadikan berbeda-beda tentang kemampuan dan pengetahuan- nya. Sekalipun manusia itu pada mulanya merupakan umat yang satu, dan tidak ada perselisihan di antara mereka, tetapi setelah berkembang biak timbullah keinginan dan kemauan yang berbeda-beda, karena itulah timbul perbedaan pendapat yang Di unduh dari : Bukupaket.com 85 5 5 5 5 5 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 A A A Al l - -Q Q Q u u r rrr a a n n H H H H H a a a d d d di i d i s s s Ku u u K K K K r rr r i k k k ku u u ll lu u m m 2 2 1 13 3 3 tidak habis-habisnya. Sedang pada ayat Allah Swt. menjelaskan bahwa tidak saja berselisih ten- tang agama yang dianut oleh masing-masing kaum, seperti agama Yah”di, Nasrani, Majusi dan slam, tetapi juga penganut satu agama sering berselisih, kecuali orang- orang yang mendapatkan rahmat, tau iq dan hidayah-Nya. Mereka itu bersatu dan selalu mengupayakan persatuan agar manusia tetap pada ketentuan Allah Swt. mengerjakan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang. Demikian kehendak Allah mengenai kejadian manusia. Bagi yang mendapatkan rahmat, tau iq dan hi- dayah-Nya senantiasa tetap dalam persatuan dan kesatuan. Oleh karenanya mereka termasuk golongan manusia yang berbahagia di akhirat dan mereka akan dima- sukkan ke dalam surganya Allah Swt.. Namun bagi mereka yang tidak dianugerahi rahmat, tau iq dan hidayah-Nya akan selalu berselisih dan oleh karenanya mereka termasuk orang yang celaka dan kelak akan dimasukkan ke dalam nerakanya Allah Swt. Anas bin Mālik pernah berkata: Manusia itu diciptakan sebagiannya berada di surga dan sebagiannya yang lain akan berada di neraka . Pada akhir ayat ini selanjutnya Allah menegaskan bahwa telah menjadi ketentu- an-Nya akan memenuhi neraka Jahanam dengan manusia dan jin, yaitu mereka yang selalu berbuat keonaran dan jahat di muka bumi ini.

6. Hadis