Landasan Teori KAJIAN PUSTAKA

c. Saluran Distribusi Dalam perencanaan dewasa ini peran distributorpenyalur pemasaran bisa memberi jasa pelayanan kepada para konsumen akhir menjadi penting. Jadinya, karena produsen tidak mungkin lagi secara langsung berhubungan dengan konsumen. Hal ini disebabkan kompleksnya keputusan yang harus diambil oleh produsen dalam menjual hasil akhir produk yang ditawarkan. Meski produsen yang membentuk saluran pemasaran sendiri seringkali bias mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan cara meningkatkan investasi dalam bisnis pokoknya. Dengan adanya perantara akan mengurangi pekerjaan produsen sehingga bisa mencapai efisiensi tinggi dalam memasukkan produk sehingga banyak memenuhi pasar sasaran. Berkat hubungan, pengalaman, keahlian dan jangkauan operasi perantara pemasaran bias melaksanakan peran melebihi apa yang bisa dilakukan oleh produsen sendiri. Distribusi adalah merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar dan pengecer, melalui mana sebuah komoditi, produk atau jasa yang dipasarkan Hurriyati, 2005:47. Jadi perusahaan yang menyalurkan atau melakukan pemindahan terhadap suatu produk dari produsen itu, juga menyelenggarakan pasar sendiri, karena itu juga berusaha untuk menanamkan kepercayaan image pada benak konsumen juga menjual citra produk. Keseluruhan awal dalam bentuk studi apa yang diinginkan konsumen dan apa yang ditawarkan pesaing. Para konsumen tertarik pada sebagai hal yaitu: pengiriman tepat waktu, kemampuan pemasok untuk memenuhi konsumen yang mendesak, penanganan dengan cermat karena pemsok untuk mengganti barang - barang rusak dengan barang - barang baik secara cepat dan sejauh mana kemauan pemasok menjual produk pada konsumen. Distribusi fisik merupakan bagian penghematan biaya yang potensial dan meningkatkan kepuasan pelanggan, bila pengolah pesan, perancang gedung, nama perusahaan dan manager transportasi membuat keputusan, mereka saling mempengaruhi dalam hal biaya dan kapasitas. Jadi merupakan suatu rangkaian kerja yang terpadu. Lembaga yang ikut bagian dalam penyaluran barang adalah: 1 Produsen 2 Perantara 3 Konsumen Seorang produsen harus memperhatikan berbagai factor yang sangat berpengaruh dalam pemilikan saluran distribusi. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain menyangkut: 1 Pertimbangan pasar 2 Pertimbangan barang 3 Pertimbangan perusahaan 4 Pertimbangan perantara Secara fisik dikenal tiga macam saluran distribusi untuk suatu barang hasil produksi yaitu sebagai berikut: 1 Saluran distribusi langsung Yaitu saluran distribusi dari produsen ke konsumen atau pemakai industri atau saluran distribusi yang tidak mengguankan perantara. 2 Saluran distribusi semi langsung Yaitu saluran distribusi dari produsen melalui satu perantara misalnya pengecer baru ke konsumen. 3 Saluran distribusi tidak langsung Yaitu saluran distribusi dari produsen dengan menggunakan dua atau lebih perantara baru ke konsumen. d. Promosi Tujuan dari pada promosi adalah memberitahu konsumen, membujuk konsumen dan mengingatkan konsumen akan produk yang dihasilkan perusahaan yang pada akhirnya akan mendorong timbulnya permintaan. P romosi merupakan salah satu variabel dalam “marketing mix ” yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau jasanya. Promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel - variabel periklanan, personal selling dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan Hurriyati, 2005:47. Dengan adanya kegiatan promosi maka tujuan program penjualan akan tercapai. Yang termasuk dengan kegiatan promosi adalah : 1 Periklanan Periklanan merupakan bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. 2 Personal Selling Personal selling merupakan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditunjukkan untuk menciptakan penjualan. 3 Promosi Penjualan Promosi penjualan merupakan kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan effektivitas pengedar. 4 Publisitas Publisitas merupakan pendorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung. Promosi untuk setiap jenis produk maupun industri adalah berbeda - beda. Pada umumnya, periklanan dan personal selling merupakan alat promosi utama untuk barang dan jasa, dan dalam praktek, kedua kegiatan tersebut dapat didukung serta dilengkapi dengan promosi penjualan. Sedangkan publisitas dapat membantu dalam pemberian kesan positif bagi perusahaan maupun produk line. Menentukan variabel promosi paling efektif merupakan tugas yang sulit dalam manajemen harus mencari kombinasi yang terbaik atas penggunaan alat - alat tersebut. Di sini, kesulitan yang dihadapi adalah bahwa manajemen tidak dapat mengetahui secara pasti tentang luasnya kegiatan periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas atau alat promosi yang lain yang dipakai untuk mencapai tujuan program penjualan. Selain itu, seberapa besar hasil yang dapat dicapai dari pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan promosi juga sulit diketahui. 2. Suasana Toko Salah satu faktor yang dimiliki oleh toko untuk menarik perhatian setiap konsumen adalah suasana toko store atmosphere. Suasana toko mempengaruhi keadaan emosi pembeli yang menyebabkan atau mempengaruhi pembelian. Keadaan emosional akan membuat dua perasaan yang dominan yaitu perasaan senang dan membangkitkan keinginan. Menurut Kotler dan Keller 2009:156, suasana toko adalah suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik pelanggan untuk membeli. Sedangkan menurut Berman dan Evan 2007:71, store atmosphere merupakan karakteristik fisik toko yang dapat menunjukkan image kesan toko dan menarik konsumen. Definisi lain mengenai suasana toko menurut Levy dan Weitz 2001:8 menyatakan bahwa store atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasin visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk menstimulasi persepsi dan respon emosional pelanggan dan akhirnya mempengaruhi perilaku pelanggan dalam membeli barang. Menurut Sutisna dan Pawitra 2009:576 mengatakan bahwa suasana toko adalah status afeksi dan kognisi yang dipahami pelanggan dalam suatu toko, walaupun mungkin tidak sepenuhnya disadari pada saat berbelanja. Definisi yang lebih luas dijelaskan oleh Peter dan Olson 2009:334 yang menjelaskan bahwa suasana toko meliputi hal-hal yang bersifat luas seperti halnya tersedianya pengaturan udara AC, tata ruang toko, penggunaan warna cat, penggunaan jenis karpet, warna karpet, bahan-bahan rak penyimpan barang, bentuk rak dan lain - lain. Suasana toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perencanaan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian. Berbagai keputusan dalam penentuan desain suatu toko akan menciptakan suatu lingkungan toko yang menyenangkan untuk toko dengan dasar retailer atau eceran. Banyak konsumen menilai suatu toko hanya berdasarkan penampilan luarnya untuk kemudian memutuskan apakah calon pembeli akan masuk ke toko atau tidak berdasarkan persepsi yang dibentuk olehnya. Berbagai ciri di dalam desain toko seperti store, layout, dan fasilitas fisik lainnya bertujuan untuk mempengaruhi perilaku belanja, perasaan emosi pelanggan terhadap toko dan juga pada perilaku pembelian. Beberapa faktor yang berpengaruh dalam menciptakan suasana toko menurut Lamb, Hair, dan McDaniel 2001:108, yaitu: a. Jenis karyawan, Karakteristik umum karyawan, sebagai contoh; rapi, ramah, berwawasan luas, atau berorientasi pada pelayanan. b. Jenis barang dagangan dan kepadatan, Jenis barang dagangan yang dijual bagaimana barang tersebut dipajang menentukan suasana yang ingin diciptakan oleh pengecer. c. Jenis perlengkapan tetap fixute dan kepadatan, Perlengkapan tetap bisa elegan terbuat dari kayu jati, trendi dari logam dan kaca tidak tembus pandang. Perlengkapan tetap harus konsisten dengan suasana umum yang ingin diciptakan. Contoh: menciptakan suasana santai dan teratur dengan meja dan rak, memungkinkan pelanggan lebih mudah melihat, dan menyentuh barang dagangan dengan mudah. d. Bunyi suara, Bunyi suara bisa menyenangkan atau menjengkelkan bagi seorang pelanggan. Musik juga bisa membuat konsumen tinggal lebih lama di toko. Musik dapat mengontrol lalu lintas di toko, menciptakan suasana citra, dan menarik atau mengarahkan perhatian pembelinya. e. Aroma, Bau bisa merangsang maupun mengganggu penjualan. Penelitian menyatakan bahwa orang - orang menilai barang dagangan secara lebih positif, menghabiskan waktu yang lebih untuk berbelanja. dan umumnya bersuasana hati lebih baik bila ada aroma yang dapat disetujui. Para pengecer menggunakan pewangi antara lain sebagai perluasan dan strategi eceran. f. Faktor visual, warna dapat menciptakan suasana hati atau memfokuskan perhatian, warna merah, kuning atau orange dianggap sebagai warna yang hangat dan kedekatan yang diinginkan. Warna - warna yang menyejukkan seperti bins hijau dan violet digunakan untuk membuka tempat yang tertutup, dan menciptakan suasana yang elegan dan bersih. Pencahayaan juga dapat mempunyai pengaruh penting pada suasana toko. Tampak luar suatu toko juga mempunyai pengaruh pada suasana yang diinginkan dan hendaknya tidak menerbitkan kesan pertama yang mengkhawatirkan bagi pembelanja. Suasana toko memiliki elemen - elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Elemen suasana toko terdiri dari interior, exterior, store layout, dan interior displays . Menurut Berman dan Evan 2009:604, membagi elemen- elemen suasana toko ke dalam 4 elemen yaitu: a. Interior bagian dalam toko Berbagai motif konsumen memasuki toko, hendaknya memperoleh kesan yang menyenangkan. Kesan ini dapat diciptakan, misalnya dengan warna dinding toko yang menarik, musik yang diperdengarkan, serta aroma atau bau dan udara di dalam toko. b. Exterior bagian depan toko Bagian depan toko adalah bagian yang termuka. Maka hendaknya memberikan kesan yang menarik, dengan mencerminkan kemantapan dan ketokoan, maka bagian depan dan bagian luar ini dapat menciptakan kepercayaan dan goodwill. Di samping itu hendaklah menunjukan spirit perusahaan dan sifat kegiatan yang ada di dalamnya. Karena bagian depan dan exterior berfungsi sebagai identifikasi atau tanda pengenalan maka sebaiknya dipasang lambang - lambang. c. Store layout tata letak Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari jalan atau gang di dalam toko yang cukup lebar dan memudahkan orang untuk berlalu-lalang, serta fasilitas toko seperti kelengkapan ruang ganti yang baik dan nyaman. d. Interior display Sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan informasi kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan dan laba bagi toko. Yang termasuk interior display ialah : poster, tanda petunjuk lokasi, rack, case, display barang-barang pada hari-hari khusus seperti lebaran dan tahun baru 3. Kualitas Pelayanan Kualitas layanan tidak seperti kualitas barang, yang dapat diukur secara obyektif dengan indikator-indikator seperti keawetan durability dan jumlah barang cacat. Kualitas pelayanan service quality merupakan elemen abstrak dan elusive karena empat sifat unik pelayanan: intangibility tidak berwujud, inseparability tidak terpisah antara produksi dan konsumsi. variability outputnya tidak terstandar, dan peristability tidak dapat disimpan Tjiptono, 2006:6. Tidak adanya penilaian objektif, pendekatan yang memadai untuk menilai kualitas layanan perusahaan adalah dengan menilai persepsi konsumen terhadap kualitas. Oleh sebab itu konsep kualitas layanan secara menyeluruh tidak mudah untuk didefinisikan. Secara sederhana pengertian kualitas layanan dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara layanan yang diharapkan konsumen dengan layanan yang diterimanya Tjiptono, 2006:9. Dengan kata lain ada dua faktor utama yang mempengarui kualitas layanan, yaitu expected service dan perceived service. Apabila layanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan harapan konsumen, maka kualitas layanan dipersepsikan sebagai kualitas ideal, tetapi sebaliknya jika layanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan maka kualitas layanan dipersepsikan rendah. Kualitas persepsian perceived quality didefinisikan sebagai pendapat konsumen mengenai produk yang bermutu tinggi atau superior, kualitas terdiri dari 2 elemen pokok yaitu : a. Sejauh mana sebuah produk atau service memenuhi keinginan konsumen. b. Sejauh mana sebuah produk atau service terbatas dari kekurangan tidak sempurna atau kurang baik. Dengan demikian baik tidaknya kualitas layanan bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia layanan, melainkan berdasar pada persepsi konsumen. Persepsi konsumen terhadap kualitas layanan itu sendiri merupakan penilaian menyeluruh konsumen atas dasar keunggulan suatu layanan. Menurut Parasuraman dalam Tjiptono 2002:70 mengemukakan bahwa dari sepuluh dimensi kualitas pelayanan yang ada sebelumnya dapat dirangkum menjadi lima dimensi pokok, kelima dimensi pokok tersebut meliputi : a. Bukti langsung Tangibles, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. b. Kehandalan Reability, yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan denan segera, akurat, dam memuaskan. c. Daya tanggap Responsiveness, yaitu keyakinan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap. d. Jaminan Assurance, mencangkup pengetahuaan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf ; bebas dari bahaya, resiko atau keragu - raguaan. e. Empati Emphaty, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggannya. 4. Loyalitas Konsumen Definisi loyalitas menurut Kotler Keller 2005:18, menyebutkan bahwa loyalitas pelanggan adalah suatu pembelian ulang yang dilakukan oleh seorang pelanggan karena komitmen pada suatu merek atau perusahaan. Loyalitas menurut Griffin dalam Hurriyati 2005:129 lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit - unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih. Sedangkan menurut Oliver dalam Hurriyati, 2005:129, loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan bertahun - tahun secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. Sebenarnya ada banyak faktor yang mempengaruhi suatu konsumen untuk loyal, antara lain faktor harga, seseorang tentu akan memilih perusahaan atau merek yang menurutnya menyediakan alternatif harga paling murah diantara pilihan - pilihan yang ada. Selain itu ada juga faktor kebiasaan, seseorang yang telah terbiasa menggunakan suatu merek atau perusahaan tertentu maka kemungkinan untuk berpindah ke pilihan yang lain akan semakin kecil. Faktor kualitas produk, apabila produk tersebut memiliki fungsi dan fitur yang dibutuhkan oleh pelanggan, maka pelanggan akan loyal terhadap produk yang diberikan oleh perusahaan itu terhadap produk yang dibuat. Kemudian juga ada faktor merek, dimana merek tersebut merupakan merek yang terkenal dan sudah melekat dibenak konsumen, maka konsumen juga akan loyal terhadap merek tersebut. Loyalitas pelanggan merupakan terjalinnya hubungan antara perusahaan dan pelanggan. Hubungan tersebut bisa langgeng apabila dilandasi dengan 10 prinsip pokok loyalitas pelanggan Tjiptono, 2006:297 yaitu: a. Kemitraan yang didasarkan pada etika dan integritas yang utuh. b. Nilai tambah kualitas, biaya, waktu siklus, teknologi, profitabilitas, dan seterusnya dalam kemitraan antara pelanggan dan pemasok. c. Saling percaya antara manajer dan karyawan, serta antara perusahaan dan pelanggan. d. Keterbukaan saling berbagi data, teknologi, strategi, dan biaya antara pelanggan dan pemasok. e. Saling membantu secara aktif dan konkrit. f. Bertindak berdasarkan semua unsur Customer Enthusiasm. Dalam bidang jasa unsur-unsur tersebut terdiri dari kualitas, ketepatan waktu, dependability , cooperativeness, dan komunikasi. g. Berfokus pada faktor-faktor tidak terduga unexpected yang dapat menghasilkan Customer Delight. h. Kedekatan dengan pelanggan. i. Tetap menjalin relasi dengan pembeli pada tahap purna beli. j. Antisipasi kebutuhan dan harapan pelanggan di masa datang. Menurut Griffin 2003:22, jenis-jenis loyalitas dibagi menjadi empat macam, diantaranya: a. Tanpa loyalitas b. Loyalitas yang lemah c. Loyalitas tersembunyi d. Loyalitas premium Sedangkan tingkatan loyalitas menurut Griffin 2003:35 adalah: a. Suspect b. Prospect c. Disqualified Prospects d. First Time Customers e. Repeat Customers f. Client g. Advocate

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, diantaranya adalah : 1. Penelitian Selang 2013 yang meneliti tentang “Bauran Pemasaran Marketing mix Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Fresh Mart Bahu Mall Manado”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk, harga, tempat dan promosi secara bersama dan individual terhadap loyalitas konsumen. Metode pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan teknik non probability yaitu purposive Sampling, dimana sampel dipilih secara sengaja dan metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial produk, harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen dan promosi, tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. Secara simultan produk, harga, promosi dan tempat berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. 2. Penelitian Sawitri, Yasa, dan Jawas 2013 yang meneliti tentang “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Tegal Sari Accommodation Di Ubud”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan Tegal Sari Accommodation Ubud. Responden penelitian adalah pelanggan mancanegara dengan usia minimal 17 tahun yang menginap di Tegal Sari Accommodation minimal dua kali dalam lima tahun terakhir. Jumlah responden penelitian ditetapkan sebanyak 140 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling . Penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modelling SEM dengan bantuan program AMOS. Hasil penelitian menunjukkan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan, kepuasan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas, kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan Tegal Sari Accommodation Ubud. 3. Penelitian Putri 2014 yang meneliti tentang “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Serta Citra Perusahaan Dalam Membangun Loyalitas Konsumen PT. KAI”. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen, citra perusahaan dan loyalitas konsumen Kelas Eksekutif Argo Parahyangan PT. Kereta Api Indonesia. Kereta Api Argo Parahyangan adalah kereta api yang dioperasikan PT. Kereta Api Indonesia di Pulau Jawa dengan jurusan Bandung –Jakarta dan sebaliknya. Penelitian ini juga mencoba mengetahui tingkat dan pengaruh kualitas pelayanan, kepuasan konsumen dan citra perusahaan dan loyalitas konsumen Kelas Eksekutif Argo Parahyangan PT. Kereta Api Indonesia. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada 200 responden. Sedangkan data sekunder diperoleh langsung dari pihak PT. KAI berupa data jumlah konsumen. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu penumpang kereta api kelas eksekutif Argo Parahyangan yang minimal sudah dua kali menggunakan jasa PT. KAI dalam satu tahun terakhir. Dalam mengukur kualitas pelayanan, kepuasan konsumen, citra perusahaan dan loyalitas konsumen, penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling dengan alat bantu LISREL. Penelitian ini terdiri dari 34 atribut pernyataan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa tingkat kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, citra perusahaan dalam kategori tinggi dan loyalitas konsumen berada pada kategori cukup. Di dalam penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap citra perusahaan dan kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Citra perusahaan memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap loyalitas konsumen. Citra perusahaan memiliki pengaruh terhadap loyalitas konsumen dan kepuasan konsumen memiliki pengaruh terhadap loyalitas konsumen.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Pada umumnya sebuah loyalitas konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya produk, harga, promosi, suasana toko dan kualitas pelayanan Berdasarkan hal tersebut, maka dapat digambar kerangka dari konseptual penelitian sebagai berikut : Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa variabel produk, harga, promosi, suasana toko dan kualitas pelayanan diduga berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Tanda menunjukkan pengaruh secara Produk Harga Promosi Kualitas Pelayanan Suasana Toko Loyalitas Konsumen Gambar II.1 Kerangka Pemikiran parsial dari variabel produk, harga, promosi, suasana toko dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen, sedangkan tanda menunjukkan pengaruh secara simultan dari variabel produk, harga, promosi, suasana toko dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen.

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono 2005:1, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan dari jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan rumusan masalah yang ada, teori yang telah dikemukakan dan didukung dengan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Produk, harga, promosi, suasana toko dan kualitas pelayanan berpengaruh secara simultan terhadap loyalitas konsumen tujuh Alfamart di wilayah Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.. 2. Produk, harga, promosi, suasana toko dan kualitas pelayanan berpengaruh positif secara parsial terhadap loyalitas konsumen tujuh Alfamart di wilayah Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dirancang sebagai penelitian kausal dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kausal berguna untuk mengukur hubungan antara variabel riset, atau untuk menganalisis bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya Sugiyono, 2005:11. Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk mengetahui pengaruh produk, harga, promosi, suasana toko dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen. Penelitian ini menekankan pada pengukuran variabel dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik dengan menggunakan analisis regresi liniear berganda.

B. Subyek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah konsumen tujuh Alfamart di wilayah Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah produk, harga, promosi, suasana toko, kualitas pelayanan dan loyalitas.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan Febuari - Maret 2015.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN.

1 7 18

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PADA TOKO ALFAMART BREBES.

0 0 14

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PADA TOKO ALFAMART BREBES.

0 0 6

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN DAN ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN OUTLET BIRU DI YOGYAKARTA.

0 1 14

Analisis pengaruh kualitas pelayanan, harga, dan suasana cafe terhadap kepuasan konsumen. Studi kasus pada konsumen di Goeboex Coffee Yogyakarta Jl. Perumnas , Caturtunggal, Depok. Sleman, Yogyakarta.

5 27 127

Pengaruh lingkungan fisik, kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen : studi kasus pada konsumen Waroeng Steak and Shake cabang Sleman, Yogyakarta.

1 6 178

Pengaruh persepsi konsumen mengenai kualitas pelayanan, kualitas produk, dan harga terhadap loyalitas konsumen : studi kasus pada Toko Buku Gramedia Jln. Jend. Sudirman No. 54-56 Yogyakarta.

0 3 190

ANALISIS PENGARUH CITRA SUPERMARKET TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA TOKO ALFAMART DI BOYOLALI

0 0 75

PENGARUH KUALITAS PRODUK, SUASANA TOKO DAN GAYA HIDUP TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PONDOK DEGAN MAGER PANGKALPINANG

0 0 31

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN, KUALITAS LAYANAN, SUASANA LOKASI, DAN HARGA PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (STUDI PADA LURI RESTO PURWOKERTO)

0 0 15