4.2. Distribusi Keterpaparan Responden
Keterpaparan responden dilihat melalui variabel umur, pendidikan, jenis kelamin, dan lama tinggal. Berdasarkan penelitian ini hasil penelitian ditunjukkan
dalam tabel distribusi.
4.2.1. Distribusi Responden
Berdasarkan Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lingkungan sebelum aliran sungai terbanyak pada kelompok umur 24-29 yaitu 34 orang dan di lingkungan sesudah
aliran sungai pada kelompok umur 17-23 orang 40 orang, seperti tertera dalam Tabel 4.1. berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden
Lokasi No
Umur Sebelum
Sesudah Jumlah
1 17-23 Tahun
21 40
61 30,8
2 24-29 Tahun
34 33
67 33,8
3 30-35 Tahun
19 31
50 25,3
4 40 Tahun
11 9
20 10,1
Total 85
113 198
100,0
4.2.2. Distribusi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki jenis kelamin terbanyak di lingkungan sebelum aliran sungai terbanyak pada jenis kelamin laki-laki
yaitu 74 orang, dan di lingkungan setelah aliran air sungai terbanyak pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 39 orang, seperti terlihat pada Tabel 4.2. berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Lokasi No
Jenis Kelamin Sebelum
Sesudah Jumlah
1 Laki-Laki
74 39
113 57,1
2 Perempuan
49 36
85 42,9
Total 123
75 198
100,0
4.2.3. Distribusi Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada responden pada lokasi penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan seperti terlihat pada
Tabel 4.3. sebagai berikut :
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden
Lokasi No
Pendidikan Sebelum
Sesudah Jumlah
1 SD-SMP
34 54
98 49,5
2 Menengah
Sederajat 29
49 78
39,4 3
DIII Sarjana 9
13 22
11,1 Total
73 126
198 100,0
4.3. Distribusi Berdasarkan Komponen Kualitas Air Limbah
Distribusi komponen kualitas air limbah dimaksud untuk menggambarkan persentasi dari sampel air limbah yang diambil dari 3 tiga titik pengambilan air
yaitu sampel air di badan sungai sebelum rumah sakit, sampel air di lokasi pada titik pembuangan limbah cair rumah sakit dan sampel air di badan sungai berjarak 100 m
setelah titik pembuangan limbah rumah sakit. Pemeriksaan dilakukan di laboratorium berupa kadar BOD, COD, pH, TSS, Phosfat, NH3 Bebas dengan membandingkannya
pada PPRI No 82 Tahun 2001. Dari hasil pemeriksaan laboratorium dapat diketahui
Universitas Sumatera Utara
distribusi persentasi nilai baku dari kualitas air di 3 tiga titik seperti terlihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kualitas Air Di Badan Sungai di Lokasi Sebelum Rumah Sakit, Pada Titik Pembuangan Limbah
Cair dan Jarak 100 m Setelah Buangan Air Limbah
Titik Pengambilan Sampel Air
No Parameter
Satuan Sebelum
RS Pada
Saluran Limbah Sesudah
RS Baku
Mutu
1 Temperatur
0 C 29
29 28
Dev 3 2
pH -
6,7 6,8
6,8 6-9
3 BOD
mgL 2,1788
5,1056 3,2845
3 4
COD mgL
21,5568 27,9440
29,5408 25
5 TSS
mgL 168
170 172
50 6
NH
3
Bebas mgL
0,9846 1,1107
1,1052 -
7 fosfat
mgL 0,4900
0,5850 0,5433
0,2
Keterangan: Baku mutu didasarkan pada PPRI No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kelas II
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa dari ke 3 tiga jenis sampel air yang diambil diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan komponen yang
mempengaruhi kualitas air sungai yang menyebabkan kualitas air sungai mengalami peningkatan pada :
1. Perubahan
kadar komponen kualitas air sungai sebelum RS dan air sungai pada titik pembuangan
sebagai berikut: pH dari sebelum RS dan air sungai pada titik pembuangan
meningkat sebanyak 1 mgL sementara kadar pH air sungai sesudah RS
mengalami penurunan. Kadar BOD dari air sungai sebelum RS dan air sungai pada
titik pembuangan limbah meningkat sebanyak 2,8268 mgL, COD meningkat
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 6,3872 mgL, TSS meningkat sebanyak 2 mgL, NH
3
Bebas meningkat sebanyak
1,361 mgL dan Phosfat meningkat sebanyak 0,950 mgL 2.
Perubahan kadar komponen kualitas air sungai dari titik pembuangan limbah ke air
sungai sesudah RS sebagai berikut: pH dari titik pembuangan limbah ke air sungai
sesudah RS tidak mengalami perubahan, BOD mengalami penurunan sebanyak
1,9211 mgL dari air sungai sesudah RS, COD mengalami perubahan sebesar 1,968
mgL dari air sungai sesudah RS, TSS mengalami perubahan sebanyak 2 mgL dari air
sungai sesudah RS dan NH
3
Bebas mengalami penurunan sebanyak 0,955 mgL dari air
sungai sesudah RS, Kadar phosfat 0,147 mgL.
Hal ini menunjukkan bahwa contoh air limbah yang diambil dari sungai telah mengalami perubahan kualitas sebagai akibat pembuangan limbah cair rumah sakit
yang mengaliri suungai tersebut. Peningkatan kadar BOD,COD, TSS, NH
3
Bebas, Phosfat terlihat lebih tinggi pada aliran sungai badan sungai yang bercampur aliran
parit buangan rumah sakit dan aliran sungai 100 mL ke arah hilir sungai sesudah bercampur dengan aliran parit buangan rumah sakit.
4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden yang Berada pada Lokasi Penelitian