BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Gambaran umum lokasi penelitian secara geografis kota Medan terletak pada 3’30’ – 3’43’ LU dan 98’35’ – 98’44’ LS. Salah satu sungai yang mengaliri wilayah
kota Medan ini adalah Sungai Deli yang berhulu di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang dan hilir sungai berada di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan
Belawan Kota Medan. Sepanjang jalur aliran sungai Deli melewati ± 5 lima Rumah Sakit di mana beberapa dari Rumah Sakit tersebut tidak memiliki Instalasi
Pengelolaan Air Limbah dan membuang limbah cair rumah sakit ke badan air sungai Deli. Kebutuhan akan tempat hunian juga menjadi penyebab masyarakat menjadikan
daearah aliran sungai sebagai tempat bermukim dan memanfaatkan air sungai sebagai sarana prasarana MCK dimana air yang dimanfaatkan untuk keperluan MCK tersebut
dikhawatirkan terpapar oleh limbah cair dari rumah sakit. Penelitian dilakukan pada salah satu bahagian ruas sungai Deli tepatnya di
Kelurahan Silalas Kecamatan Medan Barat, dimana aliran sungai melewati 2 dua rumah sakit di mana salah satu rumah sakit belum memiliki Instalasi Pengelolaan Air
Limbah sesuai dengan standard yang ditetepkan pemerintah berdasarkan golongan rumah sakit dan dikhawatirkan membuang limbah cair rumah sakit ke badan air
sungai Deli yang berpotensi mengganggu kualitas air sungai, seperti terlihat dalam Gambar Lampiran 1.
47
Universitas Sumatera Utara
4.2. Distribusi Keterpaparan Responden
Keterpaparan responden dilihat melalui variabel umur, pendidikan, jenis kelamin, dan lama tinggal. Berdasarkan penelitian ini hasil penelitian ditunjukkan
dalam tabel distribusi.
4.2.1. Distribusi Responden
Berdasarkan Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lingkungan sebelum aliran sungai terbanyak pada kelompok umur 24-29 yaitu 34 orang dan di lingkungan sesudah
aliran sungai pada kelompok umur 17-23 orang 40 orang, seperti tertera dalam Tabel 4.1. berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden
Lokasi No
Umur Sebelum
Sesudah Jumlah
1 17-23 Tahun
21 40
61 30,8
2 24-29 Tahun
34 33
67 33,8
3 30-35 Tahun
19 31
50 25,3
4 40 Tahun
11 9
20 10,1
Total 85
113 198
100,0
4.2.2. Distribusi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki jenis kelamin terbanyak di lingkungan sebelum aliran sungai terbanyak pada jenis kelamin laki-laki
yaitu 74 orang, dan di lingkungan setelah aliran air sungai terbanyak pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 39 orang, seperti terlihat pada Tabel 4.2. berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Lokasi No
Jenis Kelamin Sebelum
Sesudah Jumlah
1 Laki-Laki
74 39
113 57,1
2 Perempuan
49 36
85 42,9
Total 123
75 198
100,0
4.2.3. Distribusi Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada responden pada lokasi penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan seperti terlihat pada
Tabel 4.3. sebagai berikut :
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden
Lokasi No
Pendidikan Sebelum
Sesudah Jumlah
1 SD-SMP
34 54
98 49,5
2 Menengah
Sederajat 29
49 78
39,4 3
DIII Sarjana 9
13 22
11,1 Total
73 126
198 100,0
4.3. Distribusi Berdasarkan Komponen Kualitas Air Limbah
Distribusi komponen kualitas air limbah dimaksud untuk menggambarkan persentasi dari sampel air limbah yang diambil dari 3 tiga titik pengambilan air
yaitu sampel air di badan sungai sebelum rumah sakit, sampel air di lokasi pada titik pembuangan limbah cair rumah sakit dan sampel air di badan sungai berjarak 100 m
setelah titik pembuangan limbah rumah sakit. Pemeriksaan dilakukan di laboratorium berupa kadar BOD, COD, pH, TSS, Phosfat, NH3 Bebas dengan membandingkannya
pada PPRI No 82 Tahun 2001. Dari hasil pemeriksaan laboratorium dapat diketahui
Universitas Sumatera Utara
distribusi persentasi nilai baku dari kualitas air di 3 tiga titik seperti terlihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kualitas Air Di Badan Sungai di Lokasi Sebelum Rumah Sakit, Pada Titik Pembuangan Limbah
Cair dan Jarak 100 m Setelah Buangan Air Limbah
Titik Pengambilan Sampel Air
No Parameter
Satuan Sebelum
RS Pada
Saluran Limbah Sesudah
RS Baku
Mutu
1 Temperatur
0 C 29
29 28
Dev 3 2
pH -
6,7 6,8
6,8 6-9
3 BOD
mgL 2,1788
5,1056 3,2845
3 4
COD mgL
21,5568 27,9440
29,5408 25
5 TSS
mgL 168
170 172
50 6
NH
3
Bebas mgL
0,9846 1,1107
1,1052 -
7 fosfat
mgL 0,4900
0,5850 0,5433
0,2
Keterangan: Baku mutu didasarkan pada PPRI No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kelas II
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa dari ke 3 tiga jenis sampel air yang diambil diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan komponen yang
mempengaruhi kualitas air sungai yang menyebabkan kualitas air sungai mengalami peningkatan pada :
1. Perubahan
kadar komponen kualitas air sungai sebelum RS dan air sungai pada titik pembuangan
sebagai berikut: pH dari sebelum RS dan air sungai pada titik pembuangan
meningkat sebanyak 1 mgL sementara kadar pH air sungai sesudah RS
mengalami penurunan. Kadar BOD dari air sungai sebelum RS dan air sungai pada
titik pembuangan limbah meningkat sebanyak 2,8268 mgL, COD meningkat
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 6,3872 mgL, TSS meningkat sebanyak 2 mgL, NH
3
Bebas meningkat sebanyak
1,361 mgL dan Phosfat meningkat sebanyak 0,950 mgL 2.
Perubahan kadar komponen kualitas air sungai dari titik pembuangan limbah ke air
sungai sesudah RS sebagai berikut: pH dari titik pembuangan limbah ke air sungai
sesudah RS tidak mengalami perubahan, BOD mengalami penurunan sebanyak
1,9211 mgL dari air sungai sesudah RS, COD mengalami perubahan sebesar 1,968
mgL dari air sungai sesudah RS, TSS mengalami perubahan sebanyak 2 mgL dari air
sungai sesudah RS dan NH
3
Bebas mengalami penurunan sebanyak 0,955 mgL dari air
sungai sesudah RS, Kadar phosfat 0,147 mgL.
Hal ini menunjukkan bahwa contoh air limbah yang diambil dari sungai telah mengalami perubahan kualitas sebagai akibat pembuangan limbah cair rumah sakit
yang mengaliri suungai tersebut. Peningkatan kadar BOD,COD, TSS, NH
3
Bebas, Phosfat terlihat lebih tinggi pada aliran sungai badan sungai yang bercampur aliran
parit buangan rumah sakit dan aliran sungai 100 mL ke arah hilir sungai sesudah bercampur dengan aliran parit buangan rumah sakit.
4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden yang Berada pada Lokasi Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak adalah yang tidak tinggal lebih dari 6 Bulan sebanyak 102 orang 51,5 , responden yang
menyatakan dia dan keluarga menggunakan aliran air sungai sebanyak 114 orang 57,6, responden yang mengatakan air tidak digunakan untuk memasak dan air
Universitas Sumatera Utara
minum sebanyak 105 orang 53,0 , responden yang mengatakan kontak langsung dengan air lebih dari 4 jam sehari sebanyak 119 orang 60,1, responden yang
mengatakan bahwa jarak air sungai lebih dari 100 m sebanyak 105 orang 53,0, dan responden yang menyatakan lama atau kontak dengan air sungai lebih dari 1 jam
sebanyak 120 orang 60,6. Hasil penelitian diketahui hasil distribusi jawaban responden yang berada di sepanjang aliran sungai seperti terlihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4. 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Ya
Tidak No
Uraian Jawaban Jlh
Jlh
1 Lama tinggal sudah lebih dari 6
Bulan 96
49,5 102
51,5 2
Anda dan keluarga menggunakan aliran air sungai untuk keperluan
sehari – hari 114
57,6 84
42,4
3 Kontak langsung dengan air lebih
dari 4 kali sehari 119
60,1 79
39,9 4
Lama atau kontak dengan air sungai lebih dari 1 jam
120 60,6
78 39,4
4.5. Distribusi Frekuensi Gangguan Penyakit Kulit Berdasarkan Jawaban Responden pada Lokasi Penelitian
Distribusi penyakit kulit akibat kontak langsung dengan air sungai yang terjadi pada masyarakat disepanjang aliran sungai menurut hasil penelitian yang
diperoleh terlihat pada Tabel 4.6. sebagai berikut :
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Uraian Jawaban Kelainan Gangguan kulit Pada Masyarakat Di Lokasi Penelitian
Ya Tidak
No Uraian Jawaban
Jlh Jlh
Universitas Sumatera Utara
1 Pernah menderita gatal-gatal
27 13,7
171 86,3
2 Bentuk penyakit kulit berupa bercak
kemerahan iritasi luka 16
8,1 182
91,9 3
Gangguan penyakit kulit tersebut berupa bentol-bentol di permukaan
22 11,1
166 83,8
Responden yang pernah mengalami gatal-gatal sebanyak 27 orang 13,6 , responden yang pernah mengalami bentuk penyakit kulit berupa bercak kemerahan
iritasi luka sebanyak 16 orang 8,0 , responden yang mengalami gangguan penyakit kulit berupa bentol-bentol sebanyak 22 orang 11,1.
4.6. Analisa Hubungan Faktor Pendukung Dengan Penyakit Kulit