LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

Republik Indonesia, serta Undang-Undang No.25 tahun 2009 tentang pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Masalah pelayanan publik adalah masalah yang tidak dapat dipandang sebelah mata di negeri ini, sebab seyogyanya tugas maupun kewajiban utama dari Pemerintah baik pusat maupun daerah adalah untuk melayani publik masyarakat. Pelayanan publik itu sendiri dapat dipahami sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab utama dan dilaksanakan Instansi Pemerintah di Pusat maupun Daerah serta di lingkungan Badan Usaha Milik Negara BUMN atau di lingkungan Badan Usaha Milik Daerah BUMD dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam Undang-Undang pelayanan publik juga menyebutkan bahwa Negara berkewajiban melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945. Membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara atas pelayanan publik yang baik dan memuaskan. Namun fakta Universitas Sumatera Utara yang selama ini terlihat adalah justru dalam penyelenggaraan pelayanan publik, banyak diwarnai dengan berbagai praktek Maladministrasi. Maladministrasi itu sendiri diartikan sebagai perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui wewenang, manggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, tarmasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang menimbulkan kerugian materiil danatau immateriil bagi masyarakat dan orang perseoranganUndang-Undang Ombudsman Republik Indonesia Tahun 2008 pasal 1 ayat 3. Dari berbagai fakta Maladministrasi tersebut di atas , maka mutlak diperlukan reformasi birokrasi penyelenggaraan pelayanan publik demi terwujudnya penyelenggaraan pelayanan publik yang efektif dan efisien, jujur, bersih, terbuka serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Penyelenggaraan pelayanan publik yang baik hanya dapat tercapai dengan peningkatan mutu aparatur penyelenggara Negara dan pemerintahan dan penegakan asas-asas pemerintahan umum yang baik. Untuk penyelenggaraaan Pemerintahan yang baik dan upaya meningkatkan pelayanan publik dan penegakkan hukum diperlukan keberadaan lembaga pengawas eksternal yang secara efektif mampu mengontrol tugas Penyelenggara Negara dan Pemerintahan. Hal ini disebabkan pengawasan internal yang dilakukan oleh Pemerintah sendiri dalam implementasinya ternyata tidak memenuhi harapan masyarakat, baik dari sisi obyektivitas maupun akuntabilitasnya. Dari kondisi di atas, maka Universitas Sumatera Utara pada tahun 2000, presiden berupaya untuk mewujudkan reformasi penyelenggaraan Negara dan pemerintahan guna meningkatkan kuailtas pelayanan publik dengan membentuk Lembaga Ombudsman Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 2000. Lembaga Ombudsman Nasonal bertujuan membantu menciptakan dan mengembangkan kondisi yang kondusif dalam memberantas berbagai praktek Maladministrasi serta meningkatkan perlindungan hak masyarakat agar memperoleh pelayanan publik, keadilan, dan kesejahteraan. Hal ini berarti Lembaga Ombudsman Nasional memiliki tugas dan wewenang untuk mengawasi pelaksanaan pelayanan publik guna meningkatkan kualitas pelayanan publik di Indonesai. Lembaga ombudsman berfungsi sebagai wadah pengaduan bagi masyarakat terkait adanya masalah pelayanan publik yang diterimanya. Untuk lebih mengoptimalkan fungsi,tugas, dan wewenang Lembaga Ombudsman Nasional, perlu dibentuk Undang-Undang tentang Ombudsman Nasional sebagai landasan hukum yang lebih jelas dan kuat. Maka dari itu,akhirnya dibentuk juga Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia. Sejak saat itu Lembaga Ombudsman Nasional berubah namanya menjadi Lembaga Ombudsman Republik Indonesia. Sebelum ada lembaga Ombudsman Nasional yang selanjutnya menjadi Lembaga Ombudsman Republik Indonesia tersebut, pengaduan masyarakat mengenai pelayanan publik hanya disampaikan kepada instansi yang Universitas Sumatera Utara dilaporkan dan penanganannya sering dilakukan oleh pejabat yang dilaporkan sehingga masyarakat belum memperoleh perlindungan yang memadai. Selain itu, untuk menyelesaikan pengaduan pelayanan publik, selama ini dilakukan dengan mengajukan gugatan melalui pengadilan. Penyelesaian melalui pengadilan tersebut memerlukan waktu yang cukup lama serta biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, dianggap perlu untuk dibentuk Lembaga tersendiri yakni Ombudsman Republik Indonesiayang dapat menangani pengaduan pelayanan publik dengan mudah dan dengan tidak memungut biaya sedikitpun. Ombudsman Republik Indonesia tersebut merupakan lembaga Negara yang dalam menjalankan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan kekuasaan lainnya. Dalam menjalankan tugasnya, Lembaga Ombudsman menggunakan metode investigasi mulai dari pemerikasaan surat-surat maupun dokumen, pemanggilan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu masalah terkait pelayanan publik hingga pembuatan surat rekomendasi kepada pihak yang terbukti melakukan praktek maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Rekomendasi tersebut adalah berupa kesimpulan, pendapat, dan saran yang disusun berdasarkan hasil investigasi Lembaga Ombudsman Republik Indonesia kepada atasan pihak terlapor atau yang terbukti melakukan pelanggaran dalam pelayanan publik untuk dilaksanakan danatau untuk ditindaklanjuti dalam rangka peningkatan mutu penyelenggaraan pelayanan publik yang baik. Selain melakukan investigasi terhadap pengaduan masyarakat terkait masalah pelayanan publik yang dialami, Lembaga Ombudsman Republik Universitas Sumatera Utara Indonesia juga memiliki wewenang untuk melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan maladmnistrasi yang diketahuinya. Dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya , Lembaga Ombudsman Republik Indonesia wajib berpedoman pada prinsip independen, non- diskriminasi, tidak memihak, dan tidak memungut biaya serta wajib mendengarkan dan mempertimbangkan pendapat para pihak dan mempermudah pelapor. Dengan demikian, Lembaga Ombudsman Republik Indonesia dalam memeriksa laporan tidak hanya mengutamakan kewenangan yang bersifat memaksa, misalnya pemanggilan, namun Lembaga Ombudsman dituntut untuk mengutamakan pendekatan persuasif kepada para pihak agar Penyelenggara Negara dan pemerintahan mempunyai kesdaran sendiri untuk dapat menyelesaikan laporan atas dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Dengan menggunakan pendekatan tersebut, maka berarti tidak semua laporan harus diselesaikan melalui mekanisme rekomendasi. Hal ini yang membedakan Lembaga Ombudsman dengan lembaga penegak hukum atau pengadilan dalam menyelesaikan laporan. Dalam melakukan pemeriksaan atas laporan yang diterimanya, Lembaga Ombudsman dapat memanggil terlapor dan saksi untuk dimintai keterangannya. Apabila terlapor dan saksi telah dipanggil tiga kali berturut- turut tidak memenuhi panggilan dengan alas an yang sah, Lembaga Ombudsman dapat meminta bantuan Kepolisian Republik Indonesia untuk menghadirkan yang bersangkutan secara paksa. Lembaga Ombudsman juga berketentuan untuk menyampaikan laporan berkala dan laporan tahunan, atau Universitas Sumatera Utara dapat menyampaikan laporan khusus kepada Dewan Perwakilan Rakyat atau Presiden untuk mengambil kebijakan dalam membangun pelayanan publik yang lebih baik. Sambutan masyarakat sendiri terhadap hadirnya Lembaga Ombudsman sangat antusias. Masyarakat Indonesia menaruh harapan yang begitu besar terhadap Lembaga Ombudsman. Pada awal tahun pertama pembentukan misalnya, Lembaga Ombudsman sudah menerima 800 lebih laporan masyarakat dalam masa empat bulan usia berdirinya. Berdasarkan laporan tahunan yang dimiliki Lembaga Ombudsman dari tahun 2003-2007, berbagai praktek maladministrasi yang paling banyak diadukan oleh masyarakat meliputi Persekongkolan, penundaan berlarut, di luar kompetensi, tidak kompeten, tidak menangani, penyalahgunaan wewenang, bertindak sewenang-wenang, permintaan imbalan uangkorupsi, kolusi dan nepotisme, penyimpangan prosedur, bertindak tidak layak, melalaikan kewajiban, penguasaan tanpa hak, bertindak tidak adildiskriminasi, perbuatan melawan hukum, dan pelanggaran undang-undang. Atas laporan tersebut, Lembaga Ombudsman melakukan tindak lanjut baik berupa klarifikasi sampai pada pemberian rekomendasi kepada pihak yang dalaporkan oleh masyarakat. Dari berbagai tindak lanjut tersebut, berdasarkan data laporan tahunan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia mulai dari tahun 2003 hingga tahun 2007 tercatat hampir lebih dari 50 terlapor menanggapi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Lembaga Ombudsman, dan ini secara tidak langsung dapat menggambarkan bahwa posisi Lembaga Ombudsman sebagai pengawas penyelenggaraan pelayanan Universitas Sumatera Utara publik tidak dapat dipandang sebelah mata dan dirasa sangat berarti perannya dalam menigkatkan kualitas pelayanan publik. Selain Undang-Undang tentang Lembaga Ombudsman, kewenangan Lembaga Ombudsman juga semakin diperkuat dengan hadirnya Undang- Undang No.25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, dimana dalam Undang- Undang tersebut disebutkan bahwa setiap penyelenggara negara wajib menindaklanjuti setiap rekomendasi yang dikeluarkan oleh Lembaga Ombudsman. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan wewenangnya, jika dipandang perlu, maka Lembaga Ombudsman dapat mendirikan perwakilan Ombudsman di daerah provinsi atau kabupatenkota yang mempunyai hubungan hirarkis dengan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia dan dipimpin oleh seorang kepala perwakilan. Alasan yang melatarbelakangi dibentuknya lembaga perwakilan Ombudsman di daerah adalah oleh karena adanya beberapa tugas instansi pusat yang juga dilaksanakan di daerah. Lalu pada tanggal 1 Januari 2008 dibentuklah lembaga Ombudsman Republik Indonesia perwakilan Sumatera Utara yang fungsi, tugas, dan wewenangnya sama dengan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia. Berdasarkan hal tersebut di atas, pembentukan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia sangat diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik di Indonesia dan membantu memberikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang baik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait bagaimana sesungguhnya peranan Lembaga Ombudsman Republik Indonesian tersebut Universitas Sumatera Utara dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di Indonesia khusunya peran Lembaga Ombudsman dalam menerima laporan keluhan masyarakat serta usahanya dalam menindak lanjuti pengaduan dari masyarakat tersebut. Dan untuk mempermudah penelitian, maka penulis memilih Lembaga Ombudsman perwakilan Provinsi Sumatera Utara sebagai tempat penelitian, karena Lembaga Ombudsman perwakilan Provinsi Sumatera Utara merupakan perpanjangan tangan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia dalam menangani berbagai pengaduan tekait pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Penyelenggara negara di Indonesia serta merupakan bagian tak terpisahkan dari kantor Lembaga Ombudsman Republik Indonesia.

B. Perumusan Masalah