Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Darminto 2012: 1-8 dengan judul
“Hubungan antara penguasaan kosakata dan kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V SDN Wonorukso V Surabaya
”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif antara
penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis narasi sebesar 45, adanya hubungan yang positif antara penguasaan kalimat efektif dengan keterampilan
menulis narasi sebesar 47,4. Kedua variabel bebas penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif memiliki hubungan yang positif terhadap keterampilan
menulis narasi yaitu sebesar 54,5.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Membaca merupakan sarana yang tepat untuk memperluas cakrawala berpikir tentang kehidupan, meningkatkan wawasan, pengetahuan, serta
peningkatan prestasi. Siswa dengan membaca juga mampu menciptakan ide atau gagasan, meningkatkan pengetahuan, dan merangsang daya khayal. Siswa yang
gemar membaca memiliki kemampuan membaca yang tinggi. Siswa yang banyak membaca buku-buku atau majalahsurat kabar, selain mereka memperoleh
informasi dan pengetahuan, mereka juga akan menambah kosakata yang mereka miliki, sehingga pada akhirnya akan memudahkan siswa dalam memahami isi
suatu bacaan. Kegiatan membaca seseorang tidak hanya bersumber dari kognitif tetapi
juga ranah afektif siswa. Hal yang berkaitan dengan ranah afektif itu seperti minat, rasa percaya diri, keasadaran dan motivasi. Dapat disimpulkan bahwa
ternyata minat juga menjadi salah satu sumber dalam proses memahami suatu bacaan.
Minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang memberikan perhatian pada sesuatu. Demikian pula dengan minat siswa dalam
kegiatan membaca, semakin tinggi minatnya dengan membaca maka ia akan cenderung perhatian, senang, dan akrab dengan bahan bacaan. Minat baca yang
kuat diwujudkan dalam kesediaanya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Minat baca sangat berpengaruh terhadap
kemampuan memahami bacaan. Pada hakikatnya tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di
sekolah adalah untuk mengembangkan keterampilan berbahasa baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa tersebut meliputi keterampilan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan seseorang dalam berbahasa salah satunya ditentukan oleh kemampuannya menguasai kosakata.
Kosakata menjadi salah satu aspek yang sangat berarti karena semua aspek kebahasaan akan selalu menggunakan kosakata di dalamnya. Penguasaan
kosakata menjadi dasar seorang terampil membaca. Seorang siswa dituntut untuk memiliki perbendaharaan kata yang banyak agar mahir dalam berbahasa. Oleh
karena itu, dengan menguasai banyak kosakata diharapkan mampu mengembangkan daya dan pemahaman.
Kurangnya kosakata yang dikuasai siswa biasanya erat dengan kebiasaan. Anak yang kurang berhasil dalam belajar membaca, biasanya kurang
senang membaca dan hal itu meniadakan kemungkinan untuk mengembangkan
kosakata. Penguasaan kosakata diharapkan banyak membantu siswa dalam menyerap segala informasi yang ada dalam bacaan, sehingga ia lebih mengerti.
Membaca pemahaman membutuhkan minat dan penguasaan kosakata. Minat membaca merupakan faktor pendorong bagi siswa untuk gemar membaca.
Minat inilah yang kemudian mempengaruhi intensitas membaca. Banyaknya waktu yang diluangkan untuk membaca akan berdampak pada meningkatnya
penguasaan kosakata. Kemahiran dalam menguasai kosakata akan memudahkan siswa untuk menyerap informasi dan memahami isi dari suatu bacaan.
Penguasan kosakata diperlukan untuk proses pemahaman yang mendalam dari isi sebuah bacaan. Tingginya tingkat penguasaan kosakata akan
berpengaruh langsung pada kualitas siswa dalam memahami isi dari suatu bacaan. Siswa tidak hanya sekedar membaca, namun untuk memahami dengan baik hal-
hal yang berkaitan dengan isi bacaan. Jadi, minat baca dan penguasaan kosakata memiliki pengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman karena minat
baca mampu menumbuhkan kegemaran membaca yang tinggi dan memerlukan penguasaan kosakata untuk memudahkan siswa untuk memahami isi bacaan.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini didapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.4 HIPOTESIS PENELITIAN