11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Kemampuan Membaca Pemahaman
2.1.1.1 Hakikat Membaca Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat
penting di samping tiga keterampilan berbahasa lainnya yaitu menyimak, menulis, dan berbicara. Menurut Tampubolon 1987: 5 membaca adalah satu dari empat
keterampilan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan.
Sesuai dengan pendapat Dalman 2013: 5 yang menyatakan bahwa membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Hal
ini berarti membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan.
Sependapat dengan Tarigan 2008: 7 mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata- katabahasa tulis. Dalam hal ini membaca adalah usaha untuk menelusuri makna
yang ada dalam tulisan. Selanjutnya menurut Somadayo 2011: 4, membaca adalah suatu kegiatan
interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis. Di samping itu, membaca juga merupakan suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-katabahan tulis.
Menurut Sudarsana 2010: 426 membaca adalah aktivitas yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan
faktor luar. Senada dengan pendapat Sudarsana, Nurhadi dalam Somadayo: 2011: 4 menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses yang kompleks dan
rumit. Kompleks berarti dalam membaca melibatkan berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal berupa faktor intelegensi, minat, sikap bakat,
motivasi, tujuan membaca dan sebagainya. Faktor eksternal berupa sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau faktor latar belakang sosial
ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca. Berdasarkan beberapa definisi tentang membaca yang telah dipaparkan di
atas, dapat diasumsikan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan dipergunakan pembaca untuk memperoleh informasi dan menemukan pesan yang
disampaikan oleh penulis melalui media kata-katatulis yang dapat dipengaruhi dari faktor internal maupun eksternal pembaca.
2.1.1.2 Tujuan Membaca Pembaca seharusnya memiliki tujuan yang diinginkan sebelum melakukan
kegiatan membaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahim 2011: 11, membaca hendaknya mempunyai tujuan karena seseorang yang membaca dengan suatu
tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan.
Nurhadi dalam Dalman, 2014: 12 menyebutkan ada beberapa macam variasi tujuan membaca, yaitu: 1 membaca untuk studi telaah ilmiah; 2
membaca untuk tujuan menangkap garis besar bacaan; 3 membaca untuk menikmati karya sastra; 4 membaca untuk mengisi waktu luang; 5 membaca
untuk mencari keterangan tentang suatu istilah. Selanjutnya, Blanton dalam Rahim 2011: 11-12 menyebutkan bahwa
tujuan membaca mencakup: 1
kesenangan, 2
menyempurnakan membaca
nyaring, 3
menggunakan strategi tertentu, 4 memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik, 5 mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah
diketahuinya, 6 memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, 7 mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, 8 menampilkan suatu
eksperimen atau mengaplikasikan yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, 9 menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Tujuan membaca menurut Blanton tersebut pada dasarnya selain bertujuan sebagai kesenangan juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan membaca
dalam proses pembelajaran agar pengetahuan dan informasi yang didapatkan sebelumnya semakin meningkat,
Senada Rivers dan Temperly dalam Somadayo: 2011: 10-11, mengajukan tujuh tujuan utama dalam membaca yaitu:
1 memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu topik
2 memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari
3 berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan taka-teki 4 berhubungan dengan teman-teman seperti surat menyurat atau untuk
memahami surat-surat bisnis 5 mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi atau apa yang
tersedia 6 mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi sebagaimana
dilaporkan dalam koran, majalah dan laporan
7 memperoleh kesenangan atau hiburan Berdasarkan berbagai pendapat mengenai tujuan membaca, pada
hakikatnya tujuan membaca yaitu untuk memahami sebanyak mungkin bahan yang kita baca, memperkaya apa yang kita miliki atau menambah wawasan
maupun membaca untuk kesenangan. Tingkat pemahaman seseorang terhadap suatu bacaan terutama ditentukan oleh tujuan membaca itu sendiri. Tujuan
membaca dicapai disesuaikan dengan kepentingan yang ingin dicapai. Oleh sebab itu, sebelum membaca sebaiknya menentukan tujuan yang ingin dicapai terlebih
dahulu. 2.1.1.3 Jenis-Jenis Membaca
Setiap orang yang belajar membaca terlebih dahulu memasuki tahapan membaca agar tujuan membaca dapat tercapai. Dalman 2014: 85-87 menyatakan
bahwa jenis membaca berdasarkan tahapan yaitu: 1 membaca permulaan atau membaca mekanik merupakan tahapan awal membaca yang diberikan di kelas
rendah sekolah dasar SD yaitu kelas satu sampai tiga, dan 2 membaca pemahaman atau membaca lanjut merupakan kelanjutan membaca permulaan
yang diberikan di kelas tinggi yaitu kelas empat sampai enam. Sesuai dengan Tarigan 2008: 13 yang menyatakan bahwa untuk
mencapai tujuan yang terkandung dalam membaca permulaan atau keterampilan mekanis adalah dengan membaca nyaring atau membaca bersuara dan untuk
keterampilan pemahaman atau membaca lanjut adalah dengan membaca dengan membaca dalam hati silent reading.
Secara garis besar membaca dalam hati dibagi atas membaca ekstensif extensive reading dan membaca intensif intensive reading. Menurut Tarigan
2008: 32-36 membaca ekstensif dan intensif dijabarkan sebagai berikut. a. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Obyeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca
ekstensif meliputi: 1 membaca survei survey reading, 2 membaca sekilas skimming, dan 3 membaca dangkal superficial reading
b. Membaca Intensif Membaca intensif adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan
terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Membaca intensif
terdiri atas membaca telaah isi content study reading dan membaca telaah bahasa linguistic study reading.
Selanjutnya, membaca telaah isi dapat dibagi empat, sebagai berikut. a Membaca Teliti
Membaca teliti dibutuhkan untuk meneliti bahan-bahan yang kita sukai, yang menuntut suatupemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh.
Membaca teliti membutuhkan sejumlah keterampilan antara lain: 1 survei yang cepat untuk memperhatikanmelihat organisasi, 2 membaca secara
saksama dan membaca ulang paragraf untuk menemukan kalimat-kalimat judul dan perincian-perincian penting, 3 penemuan hubungan setiap
paragraf dengan keseluruhan tulisan atau artikel.
b Membaca Pemahaman Membaca pemahaman comprehension reading adalah sejenis kegiatan
membaca yang berupaya menafsirkan pengalaman, hubungan informasi baru dengan yang telah diketahui, menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan
kognitif dari bahan tertulis. c Membaca Kritis
Membaca kritis critical reading adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam,evaluative, serta analitis,
dan bukan hanya mencari kesalahan. d Membaca Ide
Membaca ide reading idea adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada
bacaan. Agar kita dapat mencari, menemukan, serta mendapat keuntungan dari ide-ide yang terkandung dalam bacaan, kita harus berusaha membuat diti
kita menjadi pembaca yang baik. Jenis-jenis membaca yang telah dipaparkan di atas, membaca pemahaman
merupakan membaca intensif dan termasuk membaca telaah isi. Membaca pemahaman berupaya menafsirkan pengalaman dan menghubungkan dengan
informasi baru dan menemukan jawaban kognitif dari bacaan tanpa menyuarakan bacaan. Membaca pemahaman juga merupakan kegiatan membaca tingkat lanjut
setelah membaca permulaan. Sehingga, pembelajaran membaca pada kelas IV SD termasuk dalam pembelajaran membaca pemahaman. Peneliti memfokuskan pada
membaca pemahaman karena sesuai dengan Kompetensi Dasar pada kelas IV dan sesuai dengan variabel dalam penelitian ini.
2.1.1.4 Membaca Pemahaman Membaca pemahaman merupakan keterampilan membaca yang berada
pada urutan yang lebih tinggi. Menurut Dalman 2013: 87, membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif membaca untuk memahami. Dalam membaca
pemahaman, pembaca dituntut mampu memahami isi bacaan. Oleh sebab itu, setelah membaca teksbacaan, pembaca dapat menyampaikan hasil pemahaman
membacanya dengan cara membuat rangkuman isi bacaan dengan menggunakan bahasa sendiri dan menyampaikannya baik secara lisan maupun tulisan.
Sesuai dengan pendapat Syafi’ie dalam Somadayo, 2011: 14 yang menyatakan bahwa membaca merupakan proses berpikir. Untuk dapat memahami
bacaan, pembaca terlebih dahulu memahami kata-kata dan kalimat kemudian membuat simpulan dengan menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam
materi bacaan. Menurut Tarigan 2008: 42 membaca pemahaman adalah sejenis kegiatan
membaca yang berupaya menafsirkan pengalaman, menghubungkan informasi baru dengan yang telah diketahui, dan menemukan jawaban pertanyaan-
pertanyaan kognitif dari bahan bacaan tertulis. Selanjutnya, Somadayo 2011: 10 mengatakan bahwa membaca
pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta
dihubungkan dengan isi bacaan.
Menurut Smith dalam Somadayo, 2011: 9 mengatakan bahwa membaca pemahaman adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh pembaca
untuk menghubungkan informasi baru dengan informasi lama dengan maksud untuk mendapat pengetahuan baru.
Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan di atas, dapat diartikan membaca pemahaman merupakan kegiatan memahami bacaan dengan maksud
memperoleh makna dari isi bacaan baik secara tersirat maupun tersurat dan dapat merangkum isi bacaan baik secara lisan maupun tulisan serta mampu
menghubungkan informasi yang telah dimiliki sebelumnya dengan informasi baru untuk mendapat pengetahuan baru.
2.1.1.5 Tujuan Membaca Pemahaman Kegiatan membaca pemahaman memiliki tujuan untuk mendapatkan
pemahaman mengenai isi bacaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Somadayo 2011: 11 yang menyatakan bahwa tujuan utama membaca pemahaman adalah
untuk memperoleh pemahaman, membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami isi bacaanteks secara meyeluruh.
Selanjutnya, Tarigan dalam Somadayo 2011: 12 menyatakan bahwa tujuan utama membaca pemahaman adalah untuk mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang disediakan oleh pembaca berdasarkan teks bacaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah 1 mengapa hal itu merupakan topik, 2
masalah apa saja yang dikupas atau dibentangkan, 3 hal-hal apa yang dipelajari dan dilakukan oleh sang tokoh.
Sesuai dengan pendapat Tarigan, Anderson dalam Dalman, 2014: 11 7 macam tujuan dari kegiatan membaca, yaitu:
1 reading for details or fact membaca untuk memperoleh fakta dan perincian.
2 reading for main ideas membaca untuk memperoleh ide utama. 3 reading for squance or organization membaca untuk mengetahui
urutan atau susunan struktur karangan. 4 reading for inferance membaca untuk menyimpulkan.
5 reading to classify membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifkasikan.
6 reading for evaluate membaca untuk menilai, mengevaluasi. 7 reading to compare or contrast membaca untuk memperbandingkan
atau mempertentangkan. Berdasarkan teori yang telah dipaparkan, tujuan membaca pemahaman
yaitu untuk memperoleh pemahaman seluruh isi bacaan dan dapat menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Tujuan membaca dapat dicapai sesuai dengan
kepentingan pembaca yaitu untuk memperoleh informasi yang terdapat dalam bacaan. Dalam hal ini, kegiatan membaca pemahaman dilakukan dengan
menggunakan berbagai teknik membaca yang tepat. 2.1.1.6 Teknik Membaca Pemahaman
Pada dasarnya, membaca bertujuan untuk mendapatkan informasi. Informasi yang dibutuhkan akan mudah didapatkan apabila pembaca
memanfaatkan kegiatan membaca dengan efisien. Menurut Tampubolon dalam Dalman 2014: 15-16 untuk menemukan informasi fokus atau informasi yang
terpenting dalam bacaan ada beberapa teknik membaca yang digunakan, sebagai berikut.
a. Baca-pilih selecting Baca pilih adalah pembaca memilih bahan bacaan danatau bagian bacaan
yang dianggapnya relevan, atau berisi informasi fokus yang ditentukannya. b. Baca lompat skipping
Baca lompat adalah pembaca dalam menemukan bagian atau bagian-bagian bacaan yang relevan, melampaui atau melompati bagian-bagian lain.
c. Baca-layap skimming Baca layap adalah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum suatu
bacaan atau bagiannya. Isi umum yang dimaksud adalah informasi fokus tetapi mungkin juga hanya sebagai dasar untuk menduga apakah bacaan atau
bagian bacaan berisi informasi yang telah ditentukan. d. Baca-tatap scanning
Baca tatap adalah membaca dengan cepat dan dengan memusatkan perhatian untuk menemukan bagian bacaan yang berisi informasi fokus yang telah
ditentukan, dan seterusnya membaca bagian yang diteliti sehingga informasi fokus ditentukan itu ditemukan dengan tepat dan dipahami benar.
Keempat teknik membaca untuk menemukan informasi fokus pada waktu tertentu dapat dipergunakan sekaligus dalam arti berurutan bergantung pada sifat
fokus bersangkutan. Teknik yang paling tepat dipergunakan untuk menemukan kalimat topik ialah baca layap skimming dan baca tatap scanning. Menurut
Harjasujana dalam Somadayo 2011: 49 kegiatan membaca dengan menggunakan teknik skimming dan scanning dapat dilakukan bergantung pada
tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan.
2.1.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Pemahaman Kegiatan untuk memahami sebuah teks bacaan yang baik, seseorang juga
harus memiliki pemahaman yang baik pula. Menurut Yap dalam Somadayo, 2011: 29, kemampuan membaca seseorang ditentukan oleh faktor kuantitas
membacanya. Tegasnya, kemampuan membaca seseorang ditentukan sebarapa lama aktivitas membaca seseorang. Berbeda dengan Yap, Feboddy dalam
Somadayo, 2011: 29 secara emplisit mengatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman seseorang ditentukan oleh faktor intelegensi IQ.
Menurut Lamb dan Arnold dalam Rahim, 2011: 16-19, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses membaca pemahaman adalah 1 faktor
fisiologis, 2 faktor intelektual 3 faktor lingkungan, dan 4 faktor psikologis motivasi, minat dan kematangan sosial, ekonomi, dan penyesuaian diri
Sesuai dengan hal tersebut, menurut Ebel dalam Somadayo, 2011: 28, faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan membaca pemahaman
bacaan yang dapat dicapai oleh siswa dan perkembangan minat bacanya tergantung pada faktor 1 siswa, 2 keluarga, 3 kebudayaan, dan 4 situasi
sekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca seseorang
dijelaskan lebih luas oleh Somadayo 2011: 30-31, faktor-faktor yang dimaksud diantaranya:
a. Tingkat intelejensia, membaca pada hakekatnya proses berpikir dan memecahkan masalah. Sehingga dengan IQ yang berbeda sudah pasti berbeda
hasil
b. Kemampuan berbahasa, keterbatasan kosakata mempengaruhi tingkat pemahaman teks bacaan.
c. Sikap dan minat, sikap ditunjukkan dengan rasa senang atau sedih. Sedangkan minat merupakan keadaan dalam diri seseorang yang
mendorongnya melakukan sesuatu d. Keaadaan bacaan, tingkat kesulitan, aspek, desain halaman, besar kecilnya
huruf dan sejenisnya bisa mempengaruhi proses membaca e. Kebiasaan membaca, maksudnya kebiasaan seseorang apakah mempunyai
tradisi membaca atau tidak f.
Pengetahuan tentang cara membaca, misalnya menemukan ide pokok, kata kunci dan sebagainya.
g. Latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya h. Emosi, keadaan emosi yang berubah akan mempengaruhi membaca seseorang
i. Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, pada hakekatnya
proses membaca adalah penumpukan modal pengetahuan untuk membaca berikutnya.
Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca seseorang terdiri dari faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik
berupa lingkungan, latar belakang sosial ekonomi dan kebudayaan. Sedangkan faktor intrinsik berasal dari dalam diri membaca berupa minat, sikap, intelegensi,
kebiasaan, motivasi dan sebagainya.
2.1.1.8 Pengukuran Kemampuan Membaca Pemahaman Menurut Nurgiyantoro 2014: 376 penilaian hasil membaca pemahaman
dapat dilakukan dengan tes kompetensi membaca. Tes kompetensi membaca dibagi dalam dua cara yaitu tes kompetensi membaca dengan merespon jawaban
dan tes kompetensi dengan mengonstruksi jawaban. a. Tes kompetensi membaca dengan merespon jawaban
Tes kompetensi membaca dengan cara ini mengukur kemampuan membaca siswa dengan cara memilih jawaban yang telah disediakan oleh pembuat soal.
Soal yang biasa digunakan adalah soal pilihan ganda. Jenis penilaian ini biasa disebut tes tradisional karena siswa hanya menjawab soal dengan memilih
opsi jawaban. b. Tes kompetensi membaca dengan mengonstruksi jawaban
Tes kompetensi membaca dengan cara ini tidak sekedar meminta siswa memilih jawaban yang benar dari sejumlah jawaban yang tersedia, akan
tetapi siswa harus mengemukakan jawaban sendiri dengan mengkreasikan bahasa berdasarkan informasi yang diperoleh dari wacana yang akan
diteskan. Dalam mengerjakan tes ini, siswa dituntut untuk memahami wacana tersebut, dan berdasarkan pemahamannya itu kemudian siswa mengerjakan
tugas yang diberikan. Tugas dalam bentuk ini merupakan tugas otentik yang menuntut siswa untuk berunjuk kerja secara aktif produktif. Dengan
demikian, tes kompetensi membaca yang semula bersifat reseptif diubah menjadi tugas reseptif produktif.
Berdasarkan teori di atas, tes yang akan dipilih dalam penelitian ini adalah tes kompetensi membaca dengan merespon jawaban, yaitu menuntut siswa
mengidentifikasi, memilih, atau merespon jawaban yang disediakan. Bentuk tes yang digunakan adalah tes obyektif. Tes obyektif mampu menampung banyak
soal dan lebih efektif Nurgiyantoro: 2014: 337. Selain itu, kebaikan tes obyektif menurut Arikunto 2013: 180 lebih representatif mewakili isi dan luas bahan,
lebih obyektif dan dapat dihindari campur tangan unsur subyektif. Tes kemampuan membaca dimaksudkan untuk mengukur kompetensi
siswa untuk memahami isi informasi yang terdapat dalam bacaan. Menurut Nurgiyantoro 2014: 371-373, teks bacaan yang diujikan hendaklah yang
mengandung informasi yang menuntut untuk dipahami. Pemilihan wacana hendaknya dipertimbangkan dari segi tingkat kesulitan, isi, panjang, dan jenis
atau bentuk wacana. a. Tingkat Kesulitan Wacana
Tingkat kesulitan wacana terutama ditentukan oleh kekompleksan kosakata dan struktur serta kadar keabstrakan informasi yang dikandung. Semakin
sulit dan kompleks kedua saspek tersebut akan semakin sulit pemahaman wacana yang bersangkutan. Demikian pula sebaiknya.
b. Isi Wacana Bacaan yang baik adalah bacaan yang sesuai dengan tingkat perkembangan
jiwa, minat, kebutuhan atau menarik perhatian siswa.
c. Panjang Pendek Wacana Wacana yang diteskan untuk membaca pemahaman sebaiknya tidak terlalu
panjang. Dengan wacana yang pendek kita dapat membuat soal tentang berbagai hal, jadi lenih komprehensif.
d. Jenis Wacana Wacana yang dipergunakan sabagai bahan untuk tes kompetensi membaca
dapat wacana yang berjenis prosa nonfiksi, dialog, teks kesastraan, tabel, diagram, iklan, dan lain-lain.
Farr dalam Djiwandono, 2011: 116-117 mengemukakan ikhtisar rincian kemampuan memahami bacaan untuk siswa SD khususnya kelas tinggi adalah:
a. Memahami arti kata-kata sesuai penggunaan dalam wacana b. Mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya
c. Mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkap dalam wacana, dan d. Mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit
terdapat dalam wacana. Sedangkan, menurut Somadayo 2011: 11 mengatakan bahwa seseorang
dikatakan memahami bacaan secara baik apabila memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan b. Kemampuan menangkap makna tersurat dan makna tersirat, dan
c. Kemampuan membuat simpulan. Indikator kemampuan membaca pemahaman dalam penelitian ini yang
digunakan dalam penyusunan instrumen adalah menggunakan rincian
kemampuan Farr dan Somadayo. Indikator kemampuan membaca pemahaman dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.
a. Menjelaskan arti kata dan ungkapan. b. Menjawab pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit terdapat dalam
bacaan. c. Menjelaskan pokok pikiran paragraf paragraf.
d. Menarik kesimpulan bacaan. Kegiatan membaca pemahaman sebagai suatu aktivitas kognitif dapat
dilakukan atau dibuat secara berjenjang,sehingga menggunakan taksonomi Bloom. Sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro 2014: 57 yang menyatakan
bahwa jenjang ingatan sampai penerapan sebagai jenjang berpikir tingkat sederhana, sedangkan jenjang analisis sampai penerapan disebut jenjang berpikir
tingkat tinggi. Menurut Ngalim 2009: 44-46 tes pemahaman pada ranah kognitif oleh Bloom dibedakan menjadi enam tingkatan yaitu: a ingatanhafalan
C1, b pemahaman C2, c penerapan C3, d analisis C4, e sintesis C5, dan f evaluasi C6.
a. Tes kemampuan membaca tingkat ingatan hafalan Tes kemampuan membaca tingkat ingatan hafalan C1 hanya menghendaki
siswa dapat menyebutkan kembali fakta, istilah, konsep, atau prinsip-prinsip. b. Tes kemampuan membaca tingkat pemahaman
Tes kemampuan membaca tingkat pemahaman C2 menuntut siswa untuk dapat memahami arti kata atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya
dalam wacana yang dibacanya. Pemahaman yang dimaksud adalah
memahami isi bacaan, mencari hubungan antar hal, sebab akibat, perbedaan dan persamaan antar hal, dan sebagainya.
c. Tes kemampuan membaca tingkat penerapan Tes kemampuan membaca tingkat penerapan C3 menghendaki siswa
mampu menerapkan pemahamannya pada situasi atau hal lain yang terkait dengan hal tersebut.
d. Tes kemampuan membaca tingkat analisis Tes kemampuan membaca tingkat analisis C4 menuntut siswa untuk
mampu menganalisis informasi tertentu dalam wacana, mengenali, mengidentifikasi, atau membedakan pesan atau informasi, dan lain-lain.
e. Tes kemampuan membaca tingkat sintesis Tes kemampuan membaca pada tingkat sintesis C5 menuntut siswa untuk
mampu menghubungkan atau menggeneralisasikan antara hal0hal, konsep, masalah, atau pendapat yang terdapat dalam wacana.
f. Tes kemampuan membaca tingkat evaluasi
Tes kemampuan membaca tingkat evaluasi C6 menuntut siswa untuk mampu memberikan penilaian yang berkaitan dengan wacana yang
dibacanya. Berdasarkan paparan teori yang telah disampaikan, tes kemampuan
membaca pemahaman dalam penelitian ini memuat tingkatan C1, C2, dan C3. Hal ini berdasarkan tingkat perkembangan kognitif siswa sekolah dasar.
2.1.2 Minat Baca