penerangan.  Setelah  itu,  pihak  pemasang  iklan  Pihak  PT.  Bensatra  melakukan pekerjaan  pemasangan  konstruksi  yang  terdiri  atas  besi  yang  ditanam  dan  besi-
besi penyangga guna meletakkan materi. Untuk waktu pemasangan konstruksi ini biasanya  dilakukan  selama  2  minggu  iklan.  Setelah  pemasangan  konstruksi
selesai, pihak PT. Bensatra memasang materi iklan yang terbuat dari bahan plastik pada  konstruksi  besi-besi  penyangga.  Untuk  pemasangan  visual  ini  biasanya
dilakukan  selama  2  hari.    Waktu  yang  dibutuhkan  dalam  proses  pemasangan papan  reklame  dapat  disesuaikan  dengan  kesepakatan  antara  kedua  belah  pihak
apabila  terjadi  keterlambatan.  Kemudian  setelah  pemasangan  papan  reklame selesai  dipasang  Dinas  Tata  Ruang  dan  Bangunan  dapat  melihat    lokasi  yang
dipasang papan reklame tersebut apakah sesuai dengan surat izin reklame.
92
C. Mekanisme Penyelesaian Sengketa dalam Perjanjian Pemasangan Papan
Reklame pada PT. Bensatra
Dunia  bisnis  dalam  menjalankan  profesinya  ingin  agar  segala  sesuatunya dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Namun dalam kenyataanya
ada kalanya pihak mempunyai penafsiran berbeda dengan apa yang telah disetujui dalam  kontrak.
93
Perselisihan  dalam  kegiatan  bisnis  dapat  terlihat  pada  tahap sebelum perjanjian disepakati, misalnya mengenai objek perjanjian, harga barang
dan isi perjanjian, dan pada waktu pelaksanaan perjanjian, misalnya ada salah satu pihak  yang  tidak  dapat  menjalankan  perjanjian  yang  telah  disepakati  atau  tidak
92
Wawancara dengan  Bapak Novrizal Putra, Kepala  Marketing PT. Bensatra, tanggal 5 Februari 2015
93
http:www.slideshare.netWawanGoendoelalternatif-penyelesaian-sengketa-bisnis-di- luar-pengadilan
diakses pada tanggal 8 Februari 2015
Universitas Sumatera Utara
dapat  melaksanakan  perjanjiannya.
94
Oleh  karena  itu,  perselisihan  yang  menjadi adanya  perbedaan  kepentingan  yang  tidak  dapat  dikomunikasikan  secara  baik
sehingga muncul sengketa antara pihak yang bersangkutan. Di  dalam  suatu  masyarakat  selalu  tersedia  berbagai  bentuk  mekanisme
penyelesaian  sengketa.  Secara  konvensional  penyelesaian  sengketa  dapat ditempuh  melalui  dua  jalur,  yaitu  melalui  jalur  litigasi  dan  non  litigasi.  Jalur
litigasi dapat ditempuh melalui peradilan  yang bersifat  sangat formal dan teknis serta mengesankan permusuhan di antara pihak yang bersengketa. Jalur nonlitigasi
dapat diasumsikan sebagai penyelesaian alternatif di luar pengadilan.
95
Penyelesaian  sengketa  melalui  litigasi,  yaitu  peradilan  formal  banyak mendapat  kritikan  dari  masyarakat.  Kelemahan  penyelesaian  sengketa  secara
litigasi  antara  lain  memakan  waktu  yang  lama  dari  pengadilan  tingkat  pertama sampai  dengan  tingkat  banding  dan  kasasi,  memakan  biaya  yang  tinggi,  dan
merenggangkan  hubungan  pihak-pihak  yang  bersengketa.  Keluhan  mengenai keterlambatan  waktu  dalam  mencapai  keputusan  pengadilan  adalah  hampir
universal dan alasan-alasan keterlambatan ini bermacam-macam. Dengan lamanya waktu  penyelesaian  sengketa  secara  litigasi  akan  menyebabkan  pula  besarnya
biaya  yang  harus  dikerluarkan  oleh  pencari  keadilan.  Lawrence  S.  Clark, memperkirakan  jumlah  biaya  perkara  yang  dikeluarkan  pihak  yang  berperkara
bisa  melampaui  nilai  hasil  kemenangan.  Di  samping  itu,  penyelesaian  sengketa melalui  pengadilan  menempatkan  para  pihak  pada  dua  sisi  yang  bertolak
94
Intan  Nur  Rahmawanti  dan  Rukiyah  Lubis,  Win-Win  Solution  Sengketa  Konsumen, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2014, hal. 34
95
Ibid, hal. 4
Universitas Sumatera Utara
belakang, satu pihak sebagai pemenang winner dan pihak lainnya sebagai pihak yang kalah looser tidak menyelesaikan masalah secara tuntas.
96
Sebagai  upaya  dalam  penyelesaian  sengketa  melalui  litigasi,  maka  di berbagai  negara  di  dunia  dikembangkan  suatu  penyelesaian  sengketa  melalui
nonlitigasi.  Penyelesaian  nonlitigasi  dikenal  dengan  “alternative  dispute resolution
”ADR merupakan penyelesaian alternatif, yaitu penyelesaian sengketa yang dilakukan di luar pengadilan dengan mengutamakan proses perdamaian dan
penangkalan sengketa dengan melakukan perancangan-perancangan kontrak yang baik.
97
Suatu  bentuk  penyelesaian  sengketa   di  luar    pengadilan  yang  didasarkan pada  kesepakatan  konsesus  di  antara  para  pihak,  baik  tanpa  maupun  dengan
bantuan  pihak    ketiga  yang  netral  sebagai  penengah  asilitataor,  mediator, konsiliator.
98
Tujuan dari pengembangan penyelesaian sengketa alternatif adalah untuk  memberikan  forum  bagi  pihak-pihak  untuk  bekerja  ke  arah  kesepakatan
sukarela dalam mengambil  keputusan mengenai sengketa yang dihadapinya. Oleh karena  putusan  diambil  berdasarkan  kesepakatan,  maka  hasilnya  adalah  win-win
solution, sehingga penyelesaian sengketa tidak bersifat semu.
99
Bentuk dari penyelesaian sengketa alternatif ini berupa: 1.  Negosiasi,  perundingan  yang  dilakukan  oleh  pihak  yang  bersengketa  dengan
melakukan perundingan
secara langsung
adakalanya didampingi
pengacaranya masing-masing tanpa dibantu oleh pihak ketiga.
96
Runtung,  Penyelesian  Sengketa  Alternatif:  Keberhasian  dan  Kegagalannya,  Medan: Pustaka Bangsa Press, 2004, hal. 3-5
97
Intan Nur Rahmawanti dan Rukiyah Lubis, Op. Cit, hal. 73
98
Runtung, Op.Cit, Hal. 14
99
Ibid, hal. 68
Universitas Sumatera Utara
2.  Mediasi,  suatu  proses  di  mana  pihak  netral  yang  telah  disepakati  oleh  pihak- phak  yang  bersengketa,  bertindak  sebagai  fasilisator  bagi  kepentingan
negosiasi  mereka  dan  membantu  mereka  mencapai  solusi  yang  saling menguntungkan.
3.  Konsiliasi,  penyelesaian  sengketa  yang  melibatkan  pihak  ketiga  netral bertindak  sebagai  konsiliator  memainkan  peran  yang  pasif  yang  biasanya
tebatas  pada  fungsi  prosedural  saja  untuk  membantu  pihak  yang  bersengketa megakhiri sengketa mereka dengan kesepakatan damai.
100
4.  Arbitrase,  cara  penyelesaian  sengketa  perdata  di  luar  peradilan  umum  yang didasarkan  kepada  perjanjian  arbitrase  yang  dibuat  secara  tertulis,  sebelum
atau  sesudah  sengketa  dengan  menunjuk  orang  atau  lebih  arbiter  untuk member putusan atas sengketa.
101
Setiap  perjanjian  pemasangan  papan  reklame antara  PT.  Bensatra  dengan pemasang  iklan,  mengatur  tentang  cara  penyelesain  sengketa  yang  timbul  antara
kedua  belah  pihak.  Penyelesaian  perselisihan,  yang  lazim  disebut  dengan settlement  of  disputes  bahasa  Inggris  atau  beslechting  van  geschillen  Bahasa
Belanda merupakan upaya untuk mengakhiri perbedaan pendapat atau pertikaian atau sengketa atau percekcokan yang terjadi atau yang timbul di dalam perjanjian
pemasangan papan reklame.
102
Pemilihan  media  untuk  menyelesaikan  sengketa  di  antara  kedua  belah pihak  yang  besengketa  pun  dapat  bersumber  dari  inisiatif  setelah  atau  sebelum
terjadi  sengketa,  seperti  yang  tertuang  dalam  perikatan  atau  perjanjian  di  antara
100
Ibid, hal. 81-108
101
Intan Nur Rahmawanti dan Rukiyah Lubis, Op. Cit hal. 74
102
Salim H.S dan Erlies Septiana Nurbani, Op.Cit, hal. 194
Universitas Sumatera Utara
keduanya.
103
Pasal  1851  sampai  deangan  Pasal  1864  KUHPerdata  tentang perdamaian    menerangkan  bahwa  perdamaian  adalah  perjanjian.  Karenanya,
perjanjian perdamaian itu sah kalau memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian dan dibuat secara tertulis.
104
Dalam  perjanjian  pemasangan  papan  reklame  pada  PT.  Bensatra ditentukan  cara  penyelesaian  sengekta  yang  timbul  antara  kedua  belah  pihak
biasanya dengan klausul yang berbunyi: “Apabila terjadi perselisihan sebagai akibat dari perjanjian ini, maka kedua
belah pihak akan menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat.”
Atau dengan klausul, “Segala  perselisihan  mengenai  perjanjian  ini  dan  segala  akibat  yang
ditimbulkannya  bilamana  tidak  dapat  diselesaikan  secara  musyawarah maka akan diajukan ke Pengadilan Negeri
setempat”. Adapun dua cara  yang digunakan dalam penyelesaian sengketa ini, yakni
cara: 1.  Musyawarah,  maksudnya  antara  pihak  PT.  Bensatra  dengan  pemasang  iklan
melakukan  perundingan  hanya  kedua  belah  pihak  yang  berunding  tanpa adanya pihak ketiga; dan
2.  Pengadilan  Negeri  setempat,  maksudnya  para  pihak  setuju  memilih  domisili hukum  yang  tetap  dan  seumumnya    di  kantor  Panitera  Pengadilan  Negeri  di
mana  perjanjian  ini  ditandatangani  atau  tempat  lainnya  yang  ditunjuk  oleh pihak PT. Bensatra maupun pihak pemasang iklan.
105
103
Intan Nur Rahmawanti dan Rukiyah Lubis, Op. Cit, hal. 5
104
Ibid, hal. 74
105
Wawancara dengan Bapak Novrizal Putra, Kepala Marketing PT.  Bensatra, tanggal 6 Februari 2015
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  isi  perjanjian  di  atas,  PT.  Bensatra  lebih  memilih penyelesaian  sengketa  dengan  cara  yang  lebih  kekeluargaan  agar  hubungan  baik
antara kedua belah pihak yang melakukan perjanjian tidak berakhir hanya karena permasalahan yang ada. Penyelesaian sengketa yang diutamakan dalam perjanjian
pemasangan  papan  reklame  pada  PT.  Bensatra  yaitu  melalui  penyelesaian sengketa  nonlitigasi  atau  penyelesaian  sengketa  alternatif  yang  berbentuk
negosiasi.  Negosiasi  atau  istilah  dari  musyawarahperundingan  merupakan  cara penyelesaian masalah yang dilakukan secara langsung antara PT. Bensatra dengan
pemasang  iklan  yang  hasilnya  diterima  oleh  pihak-pihak  tersebut.  Sehingga  PT. Bensatra  dengan  pemasang  iklan  sangat  menghindari  penyelesaian  sengketa
melalui  jalur  pengadilan  selagi  semua  permasalahan  dapat  diselesaikan  dengan baik-baik. Dengan demikian bagaimana sengketa hukum bisa diselesaikan dengan
cara perdamaian di luar pengadilan dan perdamaian itu memiliki kekuatan untuk dijalankan.
Penyelesaian  sengketa  lewat  pengadilan  sebaiknya  dihindari.  Sebab, penyelesaian  sengketa  melalui  kekeluargaan  dinilai  jauh  lebih  baik.  Sementara,
penyelesaian  sengketa  melalui  pengadilan  harus  mengeluarkan  biaya  yang  tidak sedikit. Dalam dunia bisnis, perihal akan laba dan rugi sangat diperhitungkan. Jadi
sengketa harus dapat diselesaikan dengan cepat dan biaya yang murah.
106
Selama  PT.  Bensatra  melakukan  perkerjaan  dalam  pemasangan  papan reklame dengan pihak pemasang iklan, tidak ada sama sekali permasalahan besar,
jikapun ada hanya waktuperiode pemasangan yang sedikit mengalami pergeseran sehingga  tidak  pernah  menempuh  jalur  hukum  hingga  ke  pengadilan  dalam
106
Intan Nur Rahmawanti dan Rukiyah Lubis, Op. Cit, hal. 82
Universitas Sumatera Utara
penyelesaian  permasalahan  perselisihan.  Dengan  demikian  tampak  jelas  bahwa penyelesaian  perselisihan  yang  terjadi  baik  itu  perselisihan  di  dalam  teknis
ataupun  perselisihan  di  luar  teknis,  semuanya  telah  diatur  cara  penyelesaiannya dalam perjanjian yang telah disepakati dan ditandatangani bersama. Sehingga bila
perselisihan  tersebut  benar  terjadi,  maka  penyelesaian  melaui  musyawarah merupakan  cara  untuk  mengakhiri  sengketa  yang  timbul  antara  PT.  Bensatra
dengan pemasang iklan, di mana di dalam penyelesaian perselisihan itu dilakukan pembahasan  bersama  dengan  maksud  untuk  mencapai  keputusan  bersama-
sama.
107
107
Wawancara dengan Bapak Novrizal Putra, Kepala Marketing PT.  Bensatra, tanggal 6 Februari 2015
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN