Perjanjian Pemasangan Papan Reklame Umumnya

Dalam kasus tertentu, pengaturan pembuatan suatu iklan atau reklame merupakan suatu proses perlombaan pencapaian tujuan penyajian iklan atau reklame setiap barang atau jasa sesuai dengan tujuan khusus dari si pemasang iklannya. Hal ini penting bagi para pemasang iklan di dalam menyusun naskah iklannya secara obyektif, sebelum mengkampanyekan secara luas. Hanya dengan cara demikian teknik-teknik promosi dapat digunakan langsung bertalian dengan tujuan yang diinginkannya. Dengan cara demikian pula kampanye yang dilaksanakan bisa berhasil degan baik sesuai dengan apa yang diharapkan si pemasang iklan tersebut. 64

B. Perjanjian dan Pemasangan Papan Reklame

1. Perjanjian Pemasangan Papan Reklame Umumnya

Perjanjian pemasangan papan reklame pada umumnya merupakan salah satu bentuk perjanjian untuk melakukan pekerjaan. Undang-undang membagi perjanjian untuk melakukan pekerjaan dalam tiga macam, yaitu: a. Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu; Suatu pihak menghendaki dari pihak-lawannya dilakukannya suatu pekerjaan untuk mencapai sesuatu tujuan, untuk mana ia bersedia membayar upah, sedangkan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut sama sekali terserah kepada pihak lawan itu. b. Pekerjaan kerjaperburuhan; Suatu perjanjian antara seorang “buruh” dengan seorang “majikan”, perjanjian ini mempunyai ciri-ciri adanya suatu upah atau gaji tertentu yang 64 Ibid, hal. 62 Universitas Sumatera Utara diperjanjikan, dan dalam hubungan ini pihak yang satu majikan berhak memberikan perintah-perintah yang ditaati oleh pihak yang lain. c. Perjanjian pemborongan pekerjaaan. Suatu perjanjian antara seorang pihak yang memborongkan pekerjaan dengan orang lain pihak yang memborong pekerjaan, di mana pihak pertama menghendaki sesuatu hasil pekerjaan yang disanggupi pihak lawan, atas pembayaran suatu jumlah uang sebagai harga pemborongan. 65 Jika dilihat dari ciri-ciri perjanjian melakukan pekerjaan di atas maka perjanjian pemasangan papan reklame pada umumnya tergolong pada perjanjian pemborongan pekerjaan. Karena pihak pemasang iklan menginginkan adanya suatu pekerjaan pemasangan papan reklame kepada pihak biro adveritising yang menyanggupi pekerjaan tersebut, sesuai dengan permintaan dan biaya yang telah disepakati. Perjanjian pemborongan pekerjaan diatur dalam Pasal 1601b, Pasal 1604- 1609 KUHPerdata. Pasal 1601b KUHPerdata memberikan definisi perjanjian untuk melakukan pekerjaan yang berbunyi: “Pemborongan pekerjaan adalah persetujuan, dengan mana pihak yang satu, si pemborong, mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak lain, pihak yang memborongkan, dengan menerima suatu harga yang ditentukan. ” Pasal 1601b KUHPerdata ini memberikan pengertian perjanjian pemborongan pekerjaan sebagai suatu perjanjian, di mana pihak yang satu menghendaki hasil dari suatu pekerjaan yang disanggupi oleh pihak yang lainnya 65 R. Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995, hal. 57 Universitas Sumatera Utara untuk diserahkannya dalam suatu jangka waktu yang ditentukan, dengan menerima suatu jumlah uang sebagai harga hasil pekerjaan tersebut. 66 Jika dibandingkan dengan perjanjian pemasangan papan reklame maka terdapat unsur tentang perjanjian pemborongan pekerjaan yang didefinisikan pada Pasal 1601 huruf b, yaitu: 1. Adanya pihak yang memborongkan pekerjaan, dalam hal ini adalah pihak produsen atau pengusaha yang ingin membuat papan reklame untuk barang atau jasa produknya. 2. Adanya pihak yang memborong pekerjaan, dalam hal ini adalah pimpinan biro advertising. 3. Adanya suatu pembayaran upah oleh pihak yang memborongkan kepada pihak pemborong. 67 Selanjutnya pada Pasal 1604 tentang pemborongan pekerjaan maka perjanjian pemborongan dibedakan dalam dua macam, yaitu: 1. Di mana pihak pemborong hanya akan melakukan pekerjaan saja; 2. Di mana pihak pemborong menyediakan bahannya sekaligus pengerjaannya. Perjanjian pemasangan papan reklame, bisa dalam bentuk pihak biro advertising hanya akan melakukan pemasangan iklan pada papan reklame saja, namun bisa juga dalam bentuk pihak biro advertising menyediakan bahan reklame yang sesuai dengan pesanaan bagi pihak pemasang iklan dan kemudian pihak biro advertising melakukan pemasangan iklan pada papan reklame. 66 Ibid, hal. 65 67 Obaja David J.H. Sitorus, Analisis Terhadap Risiko Yang Terjadi Dalam Pemasangan Papan Reklame Studi Kasus Di Kantor Walikota Medan, Skripsi, Fakutas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 2005, hal. 76 Universitas Sumatera Utara Pihak biro advertising bukan hanya melakukan perjanjian pekerjaan, namun memiliki perjanjian lainnya yaitu perjanjian sewa-menyewa dengan pemilik tempat pemasangan papan reklame. Agar suatu tempat dapat yang akan dipasang papan reklame dikuasai atau dimiliki oleh perseorangan atau pemerintah maka haruslah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan yang sah dari tempat yang akan dipasang papan reklame tersebut. Persetujuan pemasangan papan reklame tersebut biasanya didasari dari perjanjian sewa-menyewa antara pemilik tempat dengan pimpinan biro advertising yang bekerja untuk produsen maupun antara biro advertising dengan pihak pemerintah. Perjanjian pemasangan papan reklame ini biasanya dibuat dalam bentuk tertulis yang kemudian ditandatangani oleh para pihak yang terkait dalam perjanjian tersebut. Perjanjian pemasangan papan reklame yang dibuat secara tertulis, akan memiliki kekuatan hukum. Namun, perjanjian pemasangan papan reklame ini juga dapat dilakukan secara lisan dengan asas kepercayaan. Pimpinan biro advertising bertindak untuk kepentingan pemilik pemasangan papan reklame. Selanjutnya masih menjadi kewajiban pihak biro advertising untuk menyerahkan uang sewa kepada pemilik tempat pemasangan reklame. Begitu juga dengan biaya yang dikeluarkan untuk membuat perjanjian dengan pemilik gedung atau tanah tempat pemasangan papan reklame dalam hal ini tempat tersebut merupakan milik pihak perorangan bukan milik negara. Namun biasanya apabila tempat tersebut merupakan milik pemerintah maka biro advertising tidak perlu harus membayar uang sewa. Pembayaran uang sewa tersebut tidak perlu berdasarkan perjanjian sewa-menyewa tetapi cukup hanya Universitas Sumatera Utara dengan menambahkan pajak reklame dan sewa tempat yang dibayarkan kepada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. Hal-hal di atas tersebut merupakan ketentuan yang berbeda dengan perjanjian pemborongan pekerjaan, hal ini dikarenakan di mana pihak biro advertising selain merupakan pihak yang memborongkan pekerjaan, biro advertising juga melakukan tugas lain yaitu menghubungi tempat pemasangan papan reklame yang merupakan tempat pesanan dari pihak produsenpengusaha yang kemudian pihak biro advertising membayar uang sewa seperti yang disebutkan di atas. Setelah pekerjaan dinyatakan telah selesai dan diterima dengan baik oleh pemilik papan reklame yaitu pihak yang memborongkan pekerjaan maka dibayarlah upah dan biaya lainnya yang telah disepakati bersama. 68 Jika dilihat maka perjanjian pada pemasangan papan reklame ini terdapat 2 dua perjanjian, yakni: a. Perjanjian antara biro advertising dengan pihak produsenpengusaha yang merupakan perjanjian pemborongan kerja yang dilakukan oleh pihak pemborong dalam hal ini hak biro advertising dengan pihak yang memborong pekerjan dalam hal ini pihak produsenpengusaha dalam pemasangan papan reklame yang kemudian jika perkerjaan tersebut selesai maka pihak pemborong akan mendapatkan upah sesuai dengan yang telah diperjanjikan. b. Perjanjian antara pihak biro advertising dalam kepemilikan papan reklame dengan pihak yang menyediakan tempatbangunan yang akan dilakukan pemasangan reklame jika merupakan tempatbangunan perseorangan adalah perjanjian sewa-menyewa. 68 Nazwa Muis, Op. Cit, hal. 75 Universitas Sumatera Utara

2. Para Pihak dalam Pemasangan Papan Reklame

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Perusahaan PT. Samudera Indonesia Dalam Pelaksanaan Bongkar Muat Barang Melalui Angkutan Laut (Studi Pada PT. Samudera Indonesia Cab. Belawan Medan)

26 180 94

Perjanjian Pemasangan Papan Reklame Antara PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising dengan PT.Samsung Elektronik Indonesia di Medan

4 54 146

“Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara PT. Bank Central Asia, Tbk dengan PT. Dana Purna Investama (Studi Penelitian pada PT. Bank Central Asia, Tbk Kanwil V Medan)

4 73 109

Tinjauan Yuridis Penerbitan Obligasi Pada PT. Bank Sumut (Studi Pada PT. Bank Sumut)

10 162 118

Tinjauan Yuridis Atas Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box Pada PT. BNI (PERSERO) Tbk Tanjung Balai Asahan

4 86 123

Tinjauan Yuridis Pengawasan Bank Indonesia Terhadap Pemberian Likuiditas Pada Bank Umum (Studi Kasus PT. Bank Century, Tbk)

0 69 135

Tinjauan Yuridis Terhadap Pertanggungjawaban Atas Hilangnya Objek Jaminan Fidusia (Studi Kasus Pada Pt. Bank) Muamalat Indonesia, Kantor Cabang Medan-Sudirman)

1 58 137

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA A. Pengertian Perjanjian - Tinjauan Yuridis Terhadap Konsekuensi Yang Terjadi Dalam Perjanjian Pemasangan Papan Reklame(Studi Pada Pt. Bensatra)

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Konsekuensi Yang Terjadi Dalam Perjanjian Pemasangan Papan Reklame(Studi Pada Pt. Bensatra)

0 0 15

BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN PEMASANGAN PAPAN REKLAME ANTARA PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA CABANG MEDAN DENGAN PT. SUMO INTERNUSA INDONESIA ADVERTISING A. Perjanjian Pemasangan Papan Reklame sebagai Perjanjian Tidak Bernama (Inn

0 0 28