VISI Dan MISI TuJuan

II.2. TuJuan

Tujuan merupakan intisari dari visi, yaitu kondisi yang ingin dicapai pada tahun 2019. Tujuan tersebut merupakan suatu kondisi yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu 5 tahun kedepan sesuai dengan tugas dan fungsi kesDM. Masing-masing tujuan memiliki sasaran dan indikator kinerja yang harus dicapai melalui strategi yang tepat, serta juga harus dapat menjawab tantangan yang ada. Adapun uraian terhadap makna masing-masing tujuan yang men- ca kup sasaran dan indi ka tor kinerja un tuk periode renstra kesDM sub Sektor Ketenaga listrik an tahun 2015- 2019, sebagai berikut: Tabel II-1 Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator kinerja kesDM Tahun 2015-2019 Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kerja 1. Terjaminnya penyediaan energi dan bahan baku domestik 1. Mengoptimalkan kapasitas penyediaan energi fosil 2. Meningkatkan alokasi energi domestik 3. Meningkatkan akses dan infrastruktur energi 4. Meningkatkan diversiikasi energi 5. Meningkatkan eisiensi energi pengurangan emisi 6. Meningkatkan produk mineral PNT 3 2 3 2 2 2 2. Terwujudnya optimalisasi penerimaan negara dari sektor esDM 7. Mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor esDM 1 3. Terwujudnya subsidi energi yang lebih tepat sasaran dan harga yang kompetitif 8. Mewujudkan subsidi energi yang lebih tepat sasaran 1 4. Terwujudnya peningkatan investasi sektor esDM 9. Meningkatkan investasi sektor esDM 1 5. Terwujudnya manajemen dan sDM yang profesional serta peningkatan kapasitas iptek dan pelayanan bidang geologi. 10. Mewujudkan manajemen dan sDM yang profesional 11. Meningkatkan kapasitas iptek 12. Meningkatkan kualitas informasi dan pelayan bidang geologi 6 3 3 ToTaL 12 29 TuJuan -1 : TErJaMInnya pEnyEDIaan EnErGI Dan baHan baKu DoMESTIK Rasio elektriikasi pada tahun 2015 direncanakan sebesar 87,35 dan ditargetkan tahun 2019 menjadi sebesar 97. Beberapa infrastruktur dan kegiatan yang diperlukan dalam rangka mendorong rasio elektriikasi pada tahun 2015-2019, antara lain:

a. pembangkit listrik, dengan ren-

cana penyelesaian proyek seki- tar 42,9 GW selama 5 tahun, ter diri dari 35,5 GW proyek ba ru dan 7,4 GW proyek yang su- dah berjalan. Dengan adanya tam bahan pembangunan pem- bang kit tersebut maka kapasitas terpasang pembangkit pada 2015 di rencanakan menjadi sebesar Gambar II-1 Skema Penyelesaian Tantangan dengan Penetapan Tujuan, Sasaran dan Strategi 57 GW dan pada tahun 2019 meningkat menjadi sekitar 95 GW.

b. Transmisi listrik, dengan rencana

pembangunan sekitar 46 ribu kms selama 5 tahun atau rata-rata sekitar 9.000 kms per tahun.

c. Distribusi Tenaga Listrik,

dengan rencana pengembangan jaringan ditribusi yang tersebar di seluruh Indonesia dari tahun 2015-2019 yang diantaranya meliputi rencana pengembangan Jaringan tegangan Menengan jTM sepanjang 82,1 ribu kms, rencana pengembangan Jaringan Tegangan Rendah JTR sepanjang 67,1 ribu kms serta rencana pembangunan Gardu Distribusi sebesar 16, 4 ribu MVA. pangsa energi primer bbM untuk pembangkit listrik, diarahkan un- tuk terus diturunkan sehingga Bia- ya Pokok Penyediaan BPP te naga listrik juga dapat menurun, meng- ingat BBM merupakan sumber ener gi primer pembangkit yang pa- ling mahal. Porsi BBM dalam baur- an energi pembangkit tahun 2015 direncanakan sebesar 8,85 se- bagaimana APBN-P 2015 dan te rus diturunkan menurun menjadi se ki- tar 2,04 pada tahun 2019 seiring dengan ditingkatkannya porsi batubara melalui PlTU dan eBT melalui PlTP, PlT Bioenergi, PlTA, PlTMH, PlTs, dan PlTBayu. Pembangkitan tenaga listrik me - ru pakan faktor terpenting yang mempengaruhi biaya pe nyedia- an tenaga listrik. oleh ka rena itu, Pemerintah secara ber kesi nam bung- an berupaya untuk memperbaiki baur an energi pembangkitan tenaga lis trik de ngan menekan secara mak- si mal peng gunaan BBM dalam pem - bang kitan tenaga listrik. Pang sa pe ma kai an energi primer dite tap kan da lam UU APBN sebagai asum- si dalam penetapan subsidi lis trik. Pangsa energi primer BBM untuk pembangkitan listrik secara umum turun dari tahun ke tahun. Pa da tahun 2004 pangsa BBM men ca- pai 39 dan realisasi pada ta hun 2013 menurun menjadi 12,54 dan ditargetkan pada akhir tahun 2014 sebesar 9,70. Upaya yang dilakukan untuk menekan penggu - naan BBM antara lain: melalui pro- gram diversiikasi bahan bakar pem bangkit dari BBM ke Non BBM Pro gram percepatan tahap 1 dan 2; Tabel II-2 Target 2019 Penyedia- an Akses dan Infra- struk tur energi SaSaran-3 : MEnyEDIaKan aKSES Dan InFraSTruKTur EnErGI No Indikator Kinerja Target 2019 Satuan 8 akses Infrastruktur Ketenagalistrikan a. rasio elektriikasi 97 b. Infrastruktur Ketenagalistrikan - Pembangunan Pembangkit 42.939 MW - Pembangunan Transmisi 46.688 kms c. Pangsa energi Primer BBM untuk Pembangkit listrik 2,04