8. Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas yang bukan pemegang saham pengendali
dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Sesuai dengan prinsip dan aturan corporate governance, maka
komisaris memegang peranan yang sangat penting dalam perusahaan. Dalam kerangka corporate governance komisaris ditugaskan untuk
menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan serta mewajibkan terlaksananya
akuntabilitas. Fungsi akuntabilitas komisaris ini ditujukan agar perlindungan terhadap para penanam modal seperti pemegang saham,
bank sebagai kreditor dan lembaga dana pensiun serta stakeholders lainya seperti buruh perusahaan, customers, lingkungan hidup serta
masyarakat sekitarnya dikelola oleh perusahaan dengan baik. Adanya komisaris independen dengan persentase yang tinggi dalam perusahaan
diindikasikan dapat mengawasi prilaku oportunistik manajemen, meningkatkan kualitas pengungkapan disclosure dalam laporan
keuangan dan mempengaruhi panjang pendeknya audit report lag.
2.1.8.2 Komite Audit
Komite audit merupakan salah satu unsur kelembagaan dalam konsep Good Corporate Governance yang diharapkan mampu
memberikan kontribusi tinggi dalam level penerapanya. Undang- undang Perseroan Terbatas pasal 121 memungkinkan Dewan Komisaris
untuk membentuk komite tertentu yang dianggap perlu untuk membantu tugas pengawasan yang diperlukan. Salah satu komite
Universitas Sumatera Utara
tambahan yang kini banyak muncul untuk membantu fungsi dewan komisaris adalah komite audit. Munculnya komite audit ini disebabkan
oleh kecenderungan semakin meningkatnya berbagai skandal penyelewengan dan kelalaian yang dilakukan oleh para kreditur dan
komisaris perusahaan baik yang terjadi di Amerika Serikat maupun yang terjadi di Indonesia yang menandakan kurang memadainya fungsi
pengawasan. Menurut Surya dan Yustiavandana 2008 :145 menyatakan
bahwa:
Komite audit merupakan suatu organ tambahan yang diperlukan dalam pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance GCG.
Komite ini dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan dan penelitian yang dianggap perlu terhadap
pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan serta melaksanakan tugas penting yang berkaitan
dengan sistem pelaporan keuangan. Anggota komite audit diharuskan memilki keahlian yang memadai.
Komite audit harus terdiri dari individu-individu yang mandiri dan tidak terlibat dengan tugas keseharian manajemen yang mengelola
perusahaan dan memiliki pengalaman serta wawasan yang luas dalam melakukan pengawasan yang efektif. Menurut Surya dan
Yustiavandana 2008 :146 Syarat suatu komite audit adalah sebagai berikut:
1. Komite audit bertanggung jawab kepada dewan komisaris; 2. Komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya 1 satu orang
komisaris independen dan sekurang-kurangnya 2 dua orang anggota lainnya berasal dari emiten atau perusahaan publik;
3. Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan, pengalaman yang memadai sesuai latar belakang
pendidikannya serta mampu berkomunikasi dengan baik;
Universitas Sumatera Utara
4. Salah seorang anggota komite audit memiliki latar belakang pendidikan keuangan dan akuntansi;
5. Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami laporan keuangan;
6. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa audit danatau non-audit pada emiten atau
perusahaan publik yang bersangkutan dalam 1 tahun terakhir sebelum diangkat oleh komisaris sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan VIII.A.2 tentang Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa Audit di Pasar Modal;
7. Bukan merupakan karyawan kunci emiten atau perusahaan publik dalam 1 tahun terakhir sebelum diangkat komisaris;
8. Tidak mempunyai sahama baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik. Dalam hal
anggota komite audit memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum, maka dalam jangka waktu paling lambat 6
enam bulan setelah diperolehnya saham tersebut wajib mengalihkan kepada pihak lain;
9. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan emiten, komisaris, direktur, atau pemegang saham utama emiten;
10. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha
emiten; 11. Tidak merangkap sebagai anggota komite audit pada emiten
atau perusahaan publik lain; 12. Sekretaris perusahaan harus bertindak sebagai sekretaris
komite. Jumlah anggota Komite Audit disesuaikan besar kecilnya
dengan organisasi dan tanggung jawab. Namun biasanya tiga sampai lima anggota merupakan jumlah yang cukup ideal. Namun, jumlah
anggota komite audit pada perusahaan publik di Indonesia bermacam- macam, hal ini memunculkan pemikiran bahwa semakin banyak jumlah
anggota komite audit dapat meningkatkan kualitas dari laporan keuangan dan mengurangi audit report lag.
Universitas Sumatera Utara
2.1.8.3 Leverage