Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1 tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan VIF 10.

3.9.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali 2006:105 Uji heteroskedastisitas ialah “bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah heterokedastisitas adalah Dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residunya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residul Yprediksi–Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar analisis yang digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain : Universitas Sumatera Utara a. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9.2.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2006:95 uji autokorelasi ini bertujuan “untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t- 1 atau sebelumnya”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu sama lainya. Masalah ini timbul karena residul tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena “ganguan” pada seorang individukelompok cendrung mempengaruhi “gangguan” pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya . Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi di antaranya dengan Uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali 2006: 96 adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Jika 0 d dl, keputusannya tolak, tidak ada autokorelasi positif, 2. Jika dl d du, keputusannya tidak ada, tidak ada autokorelasi positif, 3. Jika 4 – dl d 4, keputusannya tolak, tidak ada korelasi negatif, 4. Jika 4 – du d 4 – dl, keputusannya tidak ada, tidak ada korelasi negatif, 5. Jika du d 4- du, keputusanya tidak ditolak, tidak ada autokorelasi positif dan negatif. 5.9.3 Pengujian Hipotesis 5.9.3.1 Analisis Regresi Berganda