BAB III PENGAMANAN PERDAGANGAN MELALUI TINDAKAN SAFEGUARD
DALAM SISTEM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Analisis Hukum Terhadap Ketentuan Safeguard Dalam GATT dan
Persetujuan WTO.
Dalam menerapkan persetujuan WTO sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang ditetapkan, memungkinkan terjadinya penyimpangan dalam
proses liberalisasi yang mendesak posisi industri dalam negeri, maka diperlukan katup pengaman agar kegiatan perdagangan internasional yang
saling menguntungkan dapat terwujud. Sejak berlakunya perjanjian General Agreement on Tariffs and Trade
GATT 1947, selalu disediakan skema pengaman tersebut, yang salah satunya adalah tindakan safeguard.
Safeguard merupakan salah satu instrument kebijakan perdagangan yang hampir mirip dengan kebijaksanaan antidumping dan antisubsidi, yang
mana ketiganya sama-sama diatur dalam persetujuan WTO. Ketiga instrumen perdagangan tersebut pada akhirnya sama-sama bisa berupa pengenaan tarif
Bea Masuk Tambahan BMT. Perbedaannya terletak pada dasar pertimbangan pengenaan instrument tersebut.
Kebijaksanaan antidumping diterapkan karena adanya praktik dumping menjual barang dengan harga lebih murah dibandingkan harga di
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dalam negeri negara pengekspor sehingga mengakibatkan terjadi kerugian terhadap industri serupa didalam negeri.
Kebijaksanaan antisubsidi diterapkan karena adanya subsidi dari pemerintah di negara asal barang terhadap produsennya sehingga
menimbulkan kerugian-kerugian terhadap industri serupa di dalam negeri. Sedangkan, kebijaksanaan Safeguard sama sekali tidak ada kaitannya dengan
praktik dumping dan subsidi, tetapi beredarnya barang impor yang masuk ke pasar domestik telah mengakibatkan terjadinya kerugian terhadap industri
serupa di dalam negeri.
39
1 Tinjauan Ketentuan Safeguard dalam GATT 1947
Dengan ini, Safeguard dilakukan bukan untuk melindungi industri dalam negeri dari ketidakadilan, seperti dumping atau subsidi. Pengaturan
tindakan pengamanan safeguard bertujuan untuk melakukan perlindungan atau proteksi terhadap industri dalam negeri dari lonjakan barang-barang
impor yang merugikan atau mengancam terjadinya kerugian pada industi dalam negeri.
Tindakan safeguard dimaksudkan untuk menghindari keadaan dimana anggota WTO menghadapi suatu dilemma antara membiarkan
pasar dalam negeri yang sangat terganggu oleh barang impor atau menarik diri dari kesepakatan. Apabila pilihan kedua yang dipilih
oleh banyak negara, berarti kesepakatan tersebut menjadi tidak
39
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, “Pemerintah Ambil Langkah Strategis Amankan Pasar Domestik”, Media Industri dan Perdagangan, No. I I XI, 2002, hlm.4.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
efektif. Itu sebabnya, menurut GATT 1947 memiliki syarat khusus dalam tindakan darurat yang diatur dalam Article XIX GATT 1947
Emergency Action on Imports of Particular Products ini ditetapkan persyaratan dalam kondisi bagaimana tindakan safeguard tersebut
dapat dilaksanakan.
40
Klausula tersebut di atas menjadi acuan bagi pembentukan Article XIX GATT. Hal ini dapat di lihat pada unsur-unsur atau syarat-syarat
penerapan tindakan safeguard yaitu, adanya perkembangan yang tidak terduga, adanya peningkatan impor yang berlebihan,
mengakibatkan kerugian bagi industri dalam negeri, kewenangan negara importir untuk menarik atau mengubah pemberian konsesi
perdagangan dalam jangka waktu yang diperlukan.
41
40
Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia KPPI, “Perlindungan Industri Melalui Kesepakatan Safeguards World Trade Organization”, Brosur, hlm.2.
41
Ibid., hlm.35.
Tindakan safeguard dapat dilakukan apabila terjadi unsur-unsur terjadinya
perkembangan yang tidak terduga adanya kewajiban dari pihak-pihak yang melakukan kesepakatan yang meliputi konsesi atas tarif di mana
akibatnya jumlah barang impor yang masuk ke wilayah tersebut meningkat pesat sehingga menimbulkan ancaman kerugian yang
serius terhadap produk sejenis sehingga negara-negara yang melakukan kesepakatan tersebut diberikan wewenang untuk
mengambil tindakan pencegahan terhadap kerugian yang lebih parah yang akan dialami industri dalam negeri. Tindakan pencegahan dan
perbaikan itu dapat berupa penundaan konsesi, menarik, atau
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
mengubah konsesi. Upaya perlindungan semacam inilah yang dapat dikatakan sebagai tindakan safeguard.
42
2 Tinjauan Ketentuan Safeguard Dalam GATT 1994 Dan Agreement
On Safeguard Safeguard Agreement Article XIX GATT 1947 tetap dipertahankan tanpa diubah dalam
GATT 1994.Dalam perkembangannya, ketentuan tentang safeguard ditulis kembali dalam formulasi yang agak berbeda dari yang
dicantumkan dalam persetujuan tentang Safeguard atau Agreement on Safeguard Safeguard Agreement yang merupakan salah satu bagian
dalam persetujuan WTO. Appelate Body
43
a. Memperjelas dan memperkuat aturan-aturan safeguard dalam
GATT. telah menetapkan
bagaimanapun pelaksanaan ketentuan Article XIX GATT 1994 dan Persetujuan Safeguard tetap dilakukan secara bersama. Agreement on
Safeguard Safeguard Agreement secara eksplisit menerapkan kesetaraan terhadap negara-negara anggota, yang bertujuan untuk :
b. Membangun kembali pengawasan multilateral melalui safeguard
dan menghilangkan hal-hal yang lolos dari pengawasan c.
Menciptakan pengaturan secara struktural pada bagian yang menimbulkan pengaruh yang merugikan bagi industri-industri oleh
42
Christhophorus Barutu , Op.Cit., hlm. 175
43
Appelate Body adalah badan banding yaitu badan yang mendengar banding dari laporan yang dikeluarkan oleh WTO terkait hasil perselisihan anggota WTO
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
karena meningkatnya produk impor, maka hal ini dapat mendorong terciptanya kompetisi yang sehat di pasar internasional.
44
Persetujuan safeguard safeguard agreement terdiri atas 14 pasal articles dan 1 lampiran annex. Pada persyaratan umum, persetujuan
tersebut terdiri atas 4 komponen, yaitu : a.
Ketentuan umum Artikel 1 dan 2 b.
Aturan-aturan pemerintah negara-negara anggota terhadap tindakan safeguard yang baru misalnya, penerapannya setelah masuk ke
dalam persetujuan WTO Artikel 3 – 9 c.
Mengenai aturan-aturan sebelum adanya tindakan yang diterapkan sebelum masuk menjadi bagian dari WTO Artikel 10 – 11
d. Kewajiban-kewajiban multilateral dan lembaga-lembaga
sehubungan dengan penerapan tindakan safeguard Artikel 12 – 14.
Ketentuan yang berlaku secara internasional, yaitu Article XIX GATT 1994 dan Agreement on Safeguard Safeguard Agreement, ada dua
persyaratan yang harus dipenuhi dalam penentuan peningkatan impor yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan safeguard.
1. Peningkatan impor yang harus disebabkan oleh adanya perkembangan
yang tidak diperkirakan sebelumnya sebagai akibat dari tindakan memenuhi kewajiban internasional dalam rangka liberalisasi perdagangan
44
World Trade Organization, Techincal Information on Safeguard Measures, http:www.wto.orgenglishtratop_esafeg_info_e.htm
, 15 April 2014, 11.39 wib.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2. Peningkatan impor tersebut mengakibatkan kerugian serius atau ancaman
kerugian serius bagi industri dalam negeri. Ketentuan tentang perkembangan tidak diduga tidak terdapat pada
Agreement on Safeguard Safeguard Agreement, tetapi tercantum dalam Article XIX GATT 1994. Secara umum situasi perkembangan tidak diduga
terjadi dengan melihat bukan hanya sekedar terjadinya peningkatan impor yang dipertimbangkan, melainkan lebih pada kondisi atau situasi bagaimana
peningkatan impor tersebut terjadi. Appelate Body secara umum menjelaskan, yaitu persyaratan perkembangan tidak diduga tersebut, yaitu
peningkatan impor yang mengakibatkan kerugian atau ancaman kerugian serius bagi industri dalam negeri tersebut adalah “tidak diharapkan”.
Kemudian, peningkatan impor terjadi karena pemenuhan kewajiban terhadap kesepakatan internasional, termasuk konsesi bea masuk.
Dalam Article 2 Agreement on Safeguard Safeguard Agreement terdapat pedoman dalam mengidentifikasi peningkatan impor, yaitu bahwa
barang impor yang masuk dalam wilayah kepabeanan suatu negara meningkat dalam jumlah secara absolut dan relatif dibandingkan dengan produksi dalam
negeri serta mengakibatkan kerugian serius atau ancaman kerugian serius bagi industri yang menghasilkan barang yang serupa atau secara langsung
tersaingi oleh barang impor tersebut.
45
45
Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia KPPI, Perlindungan Industri dalam Negeri melalui Tindakan Safeguard World Trade Organization, Jakarta, Agusts 2005, hlm.5.
Peningkatan impor dalam Article 2 Agreement on Safeguard Safeguard Agreement dilihat dalam dua bentuk,
yaitu secara absolut misalnya dalam ton atau satuan ukur lainnya dan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
perbandingan secara relatif terhadap produksi dalam negeri atas barang serupa atau barang yang secara langsung tersaingi. Ketentuan peningkatan
secara absolut dan relatif ini tidak mengikat keduanya harus meningkat. Misalnya, pada saat impor meningkat, terjadi juga peningkatan produksi
dalam negeri sehingga secara relatif tidak terlihat peningkatan yang besar, atau sebaliknya, mungkin terjadi volume impor tidak menunjukkan
peningkatan atau konstan, tetapi karena terjadi penurunan produksi dalam negeri yang besar mengakibatkan perbandingan antara impor dan produksi
dalam negeri menjadi tinggi. Pengidentifikasian impor tidak dapat dilepaskan dari besaran volume
dan jangka waktu peningkatan impor. Peningkatan impor yang terjadi dalam rentang waktu yang paling akhir, bersifat mendadak, cukup tajam dan cukup
signifikan dalam hal kuantitas dan kualitas impornya yang menyebabkan kerugian serius atau ancaman kerugian serius bagi industri dalam negeri.
Dalam menentukan peningkatan impor harus digunakan metode analisis yang komprehensif dengan meninjau kecenderungan dari peningkatan impor secara
keseluruhan dalam rentang waktu tahun penyelidikan bukan sekedar membandingkan antara tahun awal dan akhir saja.
Dalam menganalisis peningkatan impor harus dilihat pula kecenderungan impor dalam seluruh rentang waktu penyelidikan.Jadi, bukan
sekedar perbandingan tahun awal dan akhir periode saja untuk memenuhi syarat terjadinya peningkatan impor yang diatur dalam Article 2.1 Agreement
on Safeguard Safeguard Agreement. Menurut Article 2.1 Agreement on
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Safeguard Safeguard Agreement ketentuan absolut dan relatif merupakan persyaratan yang bersifat alternatif di mana hal ini berarti untuk menentukan
peningkatan impor cukup dipenuhi salah satunya.
B. Peraturan Perdagangan Internasional di Bidang Safeguard