Penggolongan Subsidi Tindakan Imbalan untuk Tindakan Subsidi Countervailing Duties

produsennya untuk tidak lagi membeli komponen produk serupa dari luar negeri. Meskipun demikian, subsidi seperti ini tidak menjamin bahwa produk lokal tersebut akan benar-benar baik kualitasnya dan rendah harganya dibandingkan dengan produk impor.

3. Penggolongan Subsidi

Menurut Agreement on Subsidies and Countervailing Measures Article 3 – Article 8 bahwa jenis subsidi meliputi : 32 a. Subsidi yang terlarang dalam Article 3 yaitu : 1 Kelompok subsidi yang diberikan kepada pelaksana ekspor misalnya subsidi ekspor yang berhubungan dengan kinerja ekspor. Larangan subsidi ekspor ini tidak berlaku untuk negara yang tergolong sangat terbelakang, dan untuk negara berkembang dalam jangka waktu 8 tahun terhitung sejak berlakunya persetujuan WTO mengenai subsidi tersebut. 2 Kelompok subsidi yang diberikan untuk pemakaian produk lokal penggunaan barang dalam negeri sebagai pengganti produk impor. Larangan subsidi ini tidak berlaku bagi negara berkembang dalam jangka waktu 5 tahun, dan negara terbelakang selama jangka waktu 8 tahun sejak berlakunya persetujuan WTO b. Subsidi yang dapat terkena tindakan, Article 5 : Kelompok subsidi jenis ini adanya kemungkinan terkena sanksi apabila : 32 Ibid., hlm.196. Universitas Sumatera Utara 1 Mengakibatkan kerugian industri dalam negeri dari negeri yang mengimpor produk yang disubsidi tersebut 2 Menghilangkan atau merusak keuntungan baik secara langsung maupun tidak langsung yang seharusnya dinikmatinya oleh negara lain c. Subsidi yang tidak terkena tindakan,Article 8 : Kelompok subsidi jenis ini meliputi : 1 Subsidi yang tidak spesifik 33 2 Subsidi berupa bantuan penelitian yang dilakukan oleh perusahaan, universitas, lembaga penelitian, sepanjang besarnya bantuan itu tidak melebihi 75 dari biaya penelitian industri. . Subsidi yang tidak spesifik adalah subsidi yang khusus diberikan untuk riset dan pengembangan, subsidi untuk daerah miskin yang terbelakang dan bantuan yang ditujukan untuk proses adaptasi. 3 Subsidi untuk wilayah yang terbelakang, sepanjang kriteria daerah terbelakang itu disusun secara objektif, transparan, dan eksplisit melalui peraturan per-UU-an dengan menggunakkan tolok ukur pembangunan ekonomi yang minimal terdiri dari faktor pendapatan per kapita, angka pengangguran 4 Subsidi untuk membantu penyesuaian fasilitas persyaratan lingkungan hidup sesuai dengan UU, sepanjang bantuan itu hanya untuk satu kali saja dan besarnya 20 dari biaya yang dibutuhkan. 33 Article 2 Agreement on Subsidies and Countervailing Measures Universitas Sumatera Utara

4. Kebijakan Pemberian Subsidi

Dokumen yang terkait

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

7 65 137

UU Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 79

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 9

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 1

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 2 21

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 1 35

Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 5

BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN TERHADAP INDUSTRI DI DALAM NEGERI DALAM SISTEM PERDAGANGAN BEBAS WTO - Perlindungan Terhadap Industri Dalam Negeri Melalui Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Ditinjau Dari UU Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Terhadap Industri Dalam Negeri Melalui Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Ditinjau Dari UU Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 17

PERLINDUNGAN TERHADAP INDUSTRI DALAM NEGERI MELALUI TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN (SAFEGUARD) DITINJAU DARI UU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN SKRIPSI

0 0 9