Gambar 2.2 Adiposit dan jaringan adiposa pada keadaan Adiposapathy pada
diet tinggi lemak Bays et al., 2013
2.3 Hubungan Dislipidemia dengan Penuaan
Aging
Penuaan berkaitan dengan disfungsi multipel dan sistemik dari tubuh dan bersamaan dengan gangguan metabolisme lipid dan status inflamasi kronik yang
berperan dalam atherosclerotic CVD ASCVD Liu et al., 2014. Angka kejadian terjadinya dislipidemia ini akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia,
dimana fungsi tubuh dan organ-organnya sudah mengalami penurunan.
2.3.1 Definisi Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid di dalam plasma. Kelainan fraksi lipid
yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida, serta penurunan kadar kolesterol HDL Gordon, 2003.
Dislipidemia bukanlah penyakit, melainkan lebih tepat disebut sebagai kekacauan metabolik akibat sekunder dari beberapa macam penyakit yang
kemudian akan berdampak pada terjadinya aterosklerosis dan selanjutnya akan
menyebabkan terjadinya penyakit kardiovaskular Gordon, 2003. Dislipidemia biasanya tidak menimbulkan gejala, namun kadar LDL yang tinggi dapat
menyebabkan beberapa penyakit, seperti xanthelasma kelopak mata, arcus cornea, dan penumpukan LDL pada tendon achilles, siku, dan tendon lutut, serta sendi
metakarpofalangealis yang bila penumpukan ini terjadi dalam jangka panjang, dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Sedangkan kadar trigliserida yang
tinggi 1000mgdl dapat menyebabkan pankreatitis akut Bays et al., 2013. Dislipidemia pada manusia bila terdapat kadar level plasma, total
kolesterol 240 mgdl, LDL 160 mgdl, trigliserida 200 mgdl, atau HDL 40 mgdl. Pada tikus, kadar normal kolesterol total adalah 10-54 mgdL
Kusumawati, 2004. Kadar normal kolesterol LDL tikus adalah 17-22 mgdL dan kadar normal HDL tikus adalah 77-84 mgdL Margareth, 2014, sedangkan kadar
normal trigliserida tikus adalah 26-145 mgdL Nichols, 2003. Jadi, tikus dapat dikatakan dislipidemia bila terjadi kenaikan berat badan 20 atau kadar
kolesterol serum 200 mgdL Hardini et al., 2007. Kolesterol plasma akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia,
begitu juga dengan insiden kejadian coronary artery disease CAD. Angka patokan kadar lipid yang memerlukan penatalaksanaan, penting dikaitkan dengan
terjadinya komplikasi kardiovasular ini. Dari berbagai penelitian jangka panjang yang dilakukan di negara-negara Barat, yang dikaitkan dengan besarnya risiko
untuk terjadinya penyakit kardiovaskular, terdapat beberapa patokan kadar kolesterol sebagai berikut:
Tabel 2.1 Pedoman Klinis untuk Menghubungkan Profil Lipid dengan Risiko Terjadinya
Penyakit Kardiovaskular PKV Anwar, 2004 Diinginkan
mgdl Diwaspadai
mgdl Berbahaya
mgdl Kolesterol Total
200 200
– 239 240
Kolesterol LDL -
Tanpa PKV 130
130 – 159
160 -
Dengan PKV 100
Kolesterol HDL 45
36 – 44
35 Trigliserida
- Tanpa PKV
200 200
– 399 400
- Dengan PKV
150 250
– 499 500
Di Indonesia sendiri, prevalensi kejadian dislipidemia semakin meningkat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sudijanto Kamso pada tahun 2004 terhadap
656 responden di 4 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Padang, didapatkan bahwa keadaan dislipidemia berat total kolesterol 240
mgdl pada orang berusia di atas 55 tahun, paling banyak terdapat di Padang dan Jakarta 56, kemudian Bandung 52,2, dan Yogyakarta 27,7. Pada
penelitian tersebut juga didapatkan bahwa prevalensi dislipidemia lebih banyak terjadi pada wanita 56,2 dibandingkan pria 47. Dan dari keseluruhan
wanita yang menderita dislipidemia tersebut, didapatkan prevalensi dislipidemia terbesar terjadi pada wanita dengan rentang usia 55
– 59 tahum 62,1 bila dibandingkan dengan rentang usia 60
– 69 tahun dan usia di atas 70 tahun 52,6.
2.3.2 Penyebab Dislipidemia