Sejarah dan Perkembangan Daerah Operasi VI Yogyakarta Visi dan Misi

commit to user juga jabatan Dirut diserahkan dari Ir. A. Harbani kepada Drs. Anwar Suprijadi, yang pada tahun 1995 digantikan oleh Soemino Eko Saputra. Kamudian tanggal 1 Juni 1999 Perumka diubah statusnya menjadi PT. Kereta Api Indonesia Persero. Ini didasarkan pada peraturan pemerintah No. 191998 tanggal 3 Februari 1998 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Umum Kereta Api menjadi Perusahaan Perseroan. Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah No 191998, perubahan status ini menetapkan BUMN Persero Kereta Api sebagai penyelenggara usaha angkutan orang dan barang dengan kereta api, melaksanakan perawatan prasarana kereta api, serta pengusahaan usaha penunjang sarana dan prasarana kereta api.

2. Sejarah dan Perkembangan Daerah Operasi VI Yogyakarta

Daerah Operasi muncul pada tahun 1998 setelah status kereta api berubah menjadi perum. Seiring dengan perubahan status ini, banyak struktur organisasi yang berubah namanya. Seperti Kantor Inspeksi dirubah menjadi Daerah Operasisional Daop. Daop VI merupakan salah satu daop yang ada di pulau Jawa. Menurut SK Direksi PT. KAI Persero KEP.UOT.003VI4KA- 2009 tanggal 5 Juni 2009, Daop VI Yogyakarta adalah satuan organisasi di lingkungan PT. KAI Persero yang berada di bawah Direksi PT. KAI Persero. PT. KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta berkedudukan di Jalan Lempuyangan No. 1 Yogyakarta dengan batas wilayah : commit to user 1. Sebelah barat : Kampung Tukangan 2. Sebelah Selatan : Rel Kereta Api 3. Sebelah timur : Jalan Raya Lempuyangan 4. Sebelah utara : gudang

3. Visi dan Misi

Visi perusahaan merupakan arah dari seluruh kegiatan dan strategi yang dinyatakan dengan tegas dan jelas meliputi semua aspek dan gambaran arah masa depan yang jauh melampaui apa yang diketahui dewasa ini. Visi perusahaan sesuai maklumat Direksi No.10PR.006KA- 2003 yaitu: “Terwujudnya Kereta Api sebagai pilihan utama jasa transportasi dengan fokus keselamatan dan pelayanan” Visi Kereta Api tersebut dideskripsikan dengan statement TOP 21 yang merupakan penjabaran dari Teknologi T, Operasi O, dan Pelayanan Prima P. Teknologi bahwa kemajuan teknologi dimanfaatkan untuk peingkatan pelayanan, peningkatan kapasitas, keandalan operasi dan nilai lebih pegawai. Operasi bahwa keselamatan, ketepatan, kenyamanan yang tinggi dari operasi kereta api menjadikan kereta api terpercaya sebagai saran transportasi utama. Pelayanan prima bahwa perbaikan yang terus- menerus atas pelayanan untuk meningkatkan kepuasan palanggan pada setiap lini produk yang menjangkau setiap lapisan masyarakat. Sedangkan nilai 21 diartikan sebagai : commit to user a. Dua 1 Kereta api merupakan alat utama dalam sistem transportasi nasional untuk mendukung pembangunan nasional public service. 2 Keuangan yang sehat, menjamin pertumbuhan yang tinggi dan meningkatkan kemampuan seluruh sumber daya perusahaan profit. b. Satu Penyediaan jasa kereta api yang handal merupakan bukti nyata kemampuan perusahaan reliable. Sedangkan misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai atau pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah, dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh di waktu-waktu yang akan datang. Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan setiap instansi harus mempunyai misi yang jelas. Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi dan sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu melalui penerapan strategi yang telah dipilih. Proses perumusan misi instansi harus memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan stakeholder, dan memberikan peluang untuk perubahan atau penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan strategis. commit to user Misi perusahaan Kereta Api Indonesia sesuai dengan maklumat Direksi No. 10PR.006KA-2003 yaitu: “Menyelenggarakan jasa transportasi sesuai keinginan stakeholders dengan meningkatkan keselamatan dan pelaayanan serta penyelenggaraan yang semakin efisien”

4. Budaya Kerja Perusahaan