14.80 13.20 Non Performance Loan NPL

61 mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit – kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tiggi rasio LDR, maka semakin tinggi tingkat likuiditasnya.

4.1.2 Analisis Rasio Keuangan pada Bank Syariah Mandiri a.

Capital Adequacy Ratio CAR Tabel 4.8 Capital Adequacy Ratio CAR Periode 2007 – 2010 Keterangan 2007 2008 2009 2010 modal 811,376 1,208,428 1,600,459 2,020,165 aset tetap 102,792 192,016 224,214 365,261 modal - aset tetap 708,584 1,016,412 1,376,245 1,654,904 total seluruh kredit 5,119,653 6,666,515 7,822,981 12,368,814 surat berharga 400,000 200,000 33,745 164,785 pinjaman + surat berharga 5,119,653 6,866,515 7,856,726 12,533,599 CAR

13.84 14.80

17.52 13.20

Sumber : Data diolah oleh peneliti 2012 - Capital Adequacy Ratio CAR CAR pada tahun 2007 adalah sebesar 13,84 hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan dan sekuritas dijamin oleh modal sebesar Rp. 0,1384. Pada tahun 2008 nilai CAR mengalami peningkatan menjadi 14,80 hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan dan sekuritass dijamin oleh bank sebesar Rp. 0,1484, pada tahun 2009 CAR kembali mengalami kenaikan menjadi 17,53 hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan dan sekuritas dijamin oleh bank sebesar Rp. 0,1753. Namun Universitas Sumatera Utara 62 disayangkan pada tahun 2010 CAR menurun menjadi 13,20 hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan dan sekuritass dijamin oleh bank sebesar 0,1320, semakin tinggi nilai CAR maka solvabilitas semakin baik, CAR yang semakin tinggi mencerminkan bahwa pemodalannya semakin baik karena modal dapat digunakan untuk menjamin pemberian pembiayaan, oleh karena itu pada rasio ini yang mana pada tahun 2010 mengalami penurunan maka nilai CAR tergolong kurang baik walaupun di 3 tahun sebelumnya Bank Mandiri mengalami peningkatan secara terus menerus. Nilai CAR dikatakan rendah apabila kurang dari nilai CAR yang ditentukan oleh bank Indonesia yakni sebesar 8 CAR yang rendah mencerminkan bahwa permodalan dalam bank kurang baik sehingga bank kurang mampu menutup kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pembiayaan dan perdagangan sekuritas.

b. Non Performance Loan NPL

Tabel 4.9 Non Performance Loan NPL Periode 2007 - 2010 Keterangan 2007 2008 2009 2010 total kredit bermasalah 204,407 83,444 90,375 65,086 total seluruh kredit 5,119,653 6,666,515 7,822,981 12,368,814 NPL 3.99 1.25 1.16 0.53 Sumber : Data diolah oleh peneliti 2012 - Non Performance Loan NPL Universitas Sumatera Utara 63 NPL Bank Syariah Mandiri pada tahun 2007 adalah 0339 kemudian di tahun 2008 mengalami perbaikan dengan menurunya NPL menjadi 1.25 . Di tahun 2009 NPL dapat diturunkan kembali di angka 1.16 , begitu juga selanjutnya di tahun 2010 NPL kembali menurun di angka 0.53 . Hal ini berarti selama periode 2007 – 2010, NPL Bank Mandiri mengalami perbaikan dari tahun ke tahun. Rasio NPL menunjukkan bahwa kemampuan Bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh Bank. Sehingga semakin tinggi rasio NPL maka akan semakin buruk kualitas kredit Bank, yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah yang semakin besar.

c. Return on Asset ROA

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Dengan Menggunakan Rasio Keuangan

1 89 69

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Central Asia).

0 1 14

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Central Asia).

0 2 7

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Central Asia).

0 1 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perbankan Konvensional Dan Syariah Dengan Menggunakan Rasio Keuangan Bank (Studi Kasus: Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri).

0 0 16

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perbankan Konvensional Dan Syariah Dengan Menggunakan Rasio Keuangan Bank (Studi Kasus: Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri).

0 0 9

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perbankan Konvensional Dan Syariah Dengan Menggunakan Rasio Keuangan Bank (Studi Kasus: Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri).

0 1 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BANK MANDIRI KONVENSIONAL TAHUN 2004–2007.

0 1 7

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri)

0 11 22

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan menggunakan rasio CAMEL (Studi Kasus Pada Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri)

0 1 11