61
mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit –
kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tiggi rasio LDR, maka semakin tinggi tingkat likuiditasnya.
4.1.2 Analisis Rasio Keuangan pada Bank Syariah Mandiri a.
Capital Adequacy Ratio CAR Tabel 4.8
Capital Adequacy Ratio CAR Periode 2007 – 2010
Keterangan 2007
2008 2009
2010 modal
811,376 1,208,428
1,600,459 2,020,165
aset tetap 102,792
192,016 224,214
365,261 modal - aset tetap
708,584 1,016,412
1,376,245 1,654,904
total seluruh kredit 5,119,653
6,666,515 7,822,981 12,368,814
surat berharga 400,000
200,000 33,745
164,785 pinjaman + surat berharga
5,119,653 6,866,515
7,856,726 12,533,599 CAR
13.84 14.80
17.52 13.20
Sumber : Data diolah oleh peneliti 2012
- Capital Adequacy Ratio CAR CAR pada tahun 2007 adalah sebesar 13,84 hal ini menunjukkan
bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan dan sekuritas dijamin oleh modal sebesar Rp. 0,1384. Pada tahun 2008 nilai CAR mengalami
peningkatan menjadi 14,80 hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan dan sekuritass dijamin oleh bank sebesar Rp.
0,1484, pada tahun 2009 CAR kembali mengalami kenaikan menjadi 17,53 hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan
dan sekuritas dijamin oleh bank sebesar Rp. 0,1753. Namun
Universitas Sumatera Utara
62
disayangkan pada tahun 2010 CAR menurun menjadi 13,20 hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan dan sekuritass
dijamin oleh bank sebesar 0,1320, semakin tinggi nilai CAR maka solvabilitas semakin baik, CAR yang semakin tinggi mencerminkan
bahwa pemodalannya semakin baik karena modal dapat digunakan untuk menjamin pemberian pembiayaan, oleh karena itu pada rasio ini
yang mana pada tahun 2010 mengalami penurunan maka nilai CAR tergolong kurang baik walaupun di 3 tahun sebelumnya Bank Mandiri
mengalami peningkatan secara terus menerus. Nilai CAR dikatakan rendah apabila kurang dari nilai CAR yang ditentukan oleh bank
Indonesia yakni sebesar 8 CAR yang rendah mencerminkan bahwa permodalan dalam bank kurang baik sehingga bank kurang mampu
menutup kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pembiayaan dan perdagangan sekuritas.
b. Non Performance Loan NPL
Tabel 4.9 Non Performance Loan NPL
Periode 2007 - 2010
Keterangan 2007
2008 2009
2010 total kredit bermasalah
204,407 83,444
90,375 65,086
total seluruh kredit 5,119,653
6,666,515 7,822,981
12,368,814 NPL
3.99 1.25
1.16 0.53
Sumber : Data diolah oleh peneliti 2012
- Non Performance Loan NPL
Universitas Sumatera Utara
63
NPL Bank Syariah Mandiri pada tahun 2007 adalah 0339 kemudian di tahun 2008 mengalami perbaikan dengan menurunya NPL menjadi
1.25 . Di tahun 2009 NPL dapat diturunkan kembali di angka 1.16 , begitu juga selanjutnya di tahun 2010 NPL kembali menurun di
angka 0.53 . Hal ini berarti selama periode 2007 – 2010, NPL Bank Mandiri mengalami perbaikan dari tahun ke tahun.
Rasio NPL menunjukkan bahwa kemampuan Bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh Bank. Sehingga semakin tinggi
rasio NPL maka akan semakin buruk kualitas kredit Bank, yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah yang semakin besar.
c. Return on Asset ROA