Tingkat kecemasan suami terhadap gangguan Morning Sickness ibu hamil Primigravida trimester I di wilayah Kecamatan Ciputat Timur

(1)

TINGKAT KECEMASAN SUAMI

TERHADAPGANGGUAN MORNING SICKNESS IBU

HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI

WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

AMINATUS SADIAH

109104000003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M


(2)

TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP

GANGGUAN MORNING SICKNESS IBU HAMIL

PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH

KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

AMINATUS SADIAH

109104000003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M


(3)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING

SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

Telah di setujui dan diperiksa pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

AMINATUS SADIAH 109104000003

Pembimbing I PembimbingII

Jamaludin, S.Kp., M.Kep Ns. EniNur’ainiAgustini, S.Kep., M.Sc

NIP. 19680522 200801 1007 NIP. 19800802 200604 2001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1435 H/ 2014 M


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING

SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

AMINATUS SADIAH 109104000003

Jakarta, Januari 2014

Pembimbing I PembimbingII

Jamaludin, S.Kp., M.Kep Ns. EniNur’ainiAgustini, S.Kep., M.Sc

NIP. 19680522 200801 1007 Penguji I

NIP. 19800802 200604 2001 Penguji II

Yenita Agus, M.Kep., Sp.Mat., Ph.D Ns. EniNur’ainiAgustini, S.Kep., M.Sc

NIP. 197206082006042001 NIP. 197311062005012003

Penguji III

Jamaludin, S.Kp., M.Kep

NIP. 19680522 200801 1007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1435 H/ 2014 M


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING

SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

Skripsi dengan Judul

Oleh :

AMINATUS SADIAH 109104000003

Jakarta, Januari 2014

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM NIP. 19790520 200001 1012

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


(6)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang saya ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Januari 2014


(7)

RIWAYATHIDUP

Nama : Aminatus Sadiah Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 29 Mei 1991 Status Pernikahan : Belum menikah

Alamat : Kp. Caringin RT 002/ 006 DesaNyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Kode

Pos 43359 Telepon : 0857-1939-5360 Email : nammimie@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. TK. Al- Masthuriyah Cisaat-Sukabumi [1996-1998] 2. SDN Nyangkowek 2 Cicurug-Sukabumi [1998-2003] 3. Mts. As- Sadziliyah [2003-2006] 4. MA. Negeri 1 Cibadak [2006-2009]

Organisasi

1. Pramuka [2003-2005]

2. PaduanSuara [2006-2009]

3. Karate [2006-2007]

Pengalaman Pelatihan, Seminar, dan Workshop:

1. Seminar “Mencegah Osteopenia di Masa Muda sebagai Investasi Kesehatan Tulang Jangka Panjang” tahun 2009.


(8)

2. Seminar “Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization Era” tahun 2009.

3. Pelatihan Kesehatan “Health Training 4 Medical Skill” tahun 2009. 4. Seminar Nasional IMMPPG Ke-V “Produk Aman, Bergizi, dan Halal

untuk Kemandirian Bangsa” tahun 2009.

5. Workshop Nasional “Uji Kompetensi Keperawatan” Tahun 2012.

6. Seminar Nasional “Uji Kompetensi Nasional Perawat: Meningkatkan Peran dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan

Global” tahun 2012.

7. Emergency Nursing Seminar dan Workshop “Peran Perawat dalam Tatalaksana Trauma Thoraks Berbasis Pasien Safety” tahun 2012.


(9)

UNIVERSITASISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, January 2014

Aminatus Sadiah, NIM 109104000003

Tingkat Kecemasan Suami Terhadap Gangguan Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur

xiv + 63 halaman + 7 tabel + 3 bagan + 8 lampiran

ABSTRAK

Tingkat kecemasan tergantung pada jenis perlakuan yang diterima dan kemampuan dalam menggunakan mekanisme koping. Dalam menghadapi kehamilan istri primigravida yang mengalami morning sickness banyak ditemui fenomena pada responden mengalami kecemasan yang dimulai dari cemas ringan sampai cemas berat.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan suami terhadap gangguan morning sickness ibu hamil primigravida trimester I di wilayah Kecamatan Ciputat Timur, yang dilakukan pada tanggal 14 – 20 November 2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 66 responden suami dari ibu hamil primigravida. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Tingkat kecemasan diukur dengan kuesioner yang telah baku dandi modifikasi yaitu Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS).Hasil univariat memperlihatkan pada karakteristik usia suami sebagian besar pada dewasa awal (≤ 29 tahun) 34 responden (51,5%), pada gambaran pendidikanyaitu ≥ SMA 47 responden (71,2%), pada usia kandungan istri mayoritas pada usia kehamilan 12 minggu (trimester I) yaitu 26 responden (87,9%), dan pada tingkat kecemasan suami dalam menghadapi morning sickness ibu hamil primigravida sebagian besar pada tingkat kecemasan ringan 40 responden (60,6%) dengan respon kecemasan berada pada rentang adiptif. Perlunya peran perawat untuk mengetahui dan mengindentifikasi masalah yang membuat suami cemas sehingga dapat melakukan intervensi yang tepat untuk mengurangi tingkat kecemasan dengan memberikan informasi yang lebih lengkap tentang kehamilan ibu hamil primigravida trimester I kepada suami.

Kata kunci: Tingkat kecemasan suami, kehamilan, morning sickness Daftarbacaan: 54 (1999 – 2014)


(10)

STATE ISLAMIC UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE SCHOOL OF NURSING

Thesis, January 2014

Aminatus Sadiah, NIM 109104000003

The Level Husband’s Anxiety Disorder Morning Sickness Of Primigravida Pregnancy’s Mother In Trimester I At Kecamatan Ciputat Timur

xiv + 63 pages + 7 tables + 3charts + 8 attachment

ABSTRACT

Anxiety levels is depended on the type of treatment received and the ability to use coping mechanism. Dealing with of wife's pregnancy primigravida who experience morning sickness are many phenomena encountered in respondents experiencing anxiety that starts from mild anxiety to severe anxiety.The purpose of this study isto identifythelevelof anxietydisorders ofhusbandsto pregnant womenwith morning sickness on the firsttrimesterprimigravida at the District of East Ciputat, whichtook place on14 to 20 November2013.This research methodology isdescriptivequantitativewith total samples were66respondent. Samplingwas usingtotalsampling methode. The level ofanxietywas measuredwith questionairethathas beenstandardized andhas been modified byZungSelf-Rating AnxietyScale(ZSAS). Univariate results showed the characteristics of the husband age most of the early adult ( ≤ 29 years ) 34 respondents ( 51.5 % ), descriptive of education levels are high ≥ 47 respondents ( 71.2 % ), the majority of wivespregnancies at 12 weeks gestation ( first trimester ) is 26 respondents ( 87.9 % ), and the husband's level of anxiety when facing the of morning sickness primigravida pregnant women mostly on mild anxiety level 40 respondents ( 60.6 % ) the anxiety response in the range adaptive. The necessity of the nurse's role to determine and identify problems that make anxious husband so it can perform appropriate interventions to reduce anxiety levels by providing more complete information about pregnancy first trimester primigravida pregnant women to their husbands.

Keywords: Levelsof anxiety husband, pregnancy, morning sickness Reading list: 54 (1999 – 2014)


(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Tingkat Kecemasan Suami terhadap Gangguan Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur”yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

Proses penyusunan proposal skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang penulis hadapi. Namun, karena mendapatkan dukungan dan bantuan yang luar biasa dari berbagai pihak, baik secara langsung dan tidak langsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan ini, penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan yang tidak yang tidak terhingga, kepada:

1. Prof. DR (HC), drM. K. Tadjuddin, Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Waras Budi Utomo, S. Kep, Ns., MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan IbuNs. Eni Nur’aini Agustini, S. Kep, MScSelakuSekretarisProgramStudiIImuKeperawatan (PSIK) UIN SyarifHidayatullahJakarta.

3. Bapak Jamaludin, S. Kp.,M. Kep., selaku pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan masukan serta support demi terselesainya penulisan proposal skripsi ini.


(12)

4. IbuEni Nur’aini Agustini, S.Kep., M. Sc selaku pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan masukan dalam penulisan proposal penelitian ini.

5. IbuIta Yuanita, S. Kp., M. Kep., selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan nasehat dan dukungan selama proses pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah mengajarkan dan membimbing penulis selama 4 tahun dibidang pendidikan keperawatan, serta staf akademik Bapak Azib Rosyidi, S,Psi dan Ibu Syamsiyah yang telah memudahkan dalam proses birokrasi.

7. Para penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam memperbaiki skripsi penelitian ini.

8. Kedua Orang Tua terhebat saya, Bapak Syaprudin, dan Ibu Iis Kholisoh (alm) yang paling saya cintai dan selalu memberikan dukungan yang amat sangat luar biasa, do’a serta semangat yang tak pernah berhenti setiap malam dari beliau. Kakak-kakak dan adik-adik ku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang tak pernah padam.

9. Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya ketika kami belajar selama kurang lebih 4 tahun.

10.Staff akademik yang selalu memenuhi permintaan dalam pembuatan surat perizinan penelitian.

11.Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang memberikan kelancaran izin penelitian.


(13)

12.Kepala Puskesmas Ciputat Timur yang memberikan izin untuk uji validitas, serta parfa kepala Puskesmas Rengas dan Pondok Ranji yang telah memberikan kepercayaan kepada saya dalam melakukan penelitian ini. 13.Sahabat-sahabatku Aunty (Widya Nurlita), Mama (Ade Rininta Sawitri),

Dede (Cicy Chintyawati) yang tidak pernah berhenti untuk selalu memberi dukungan yang paling besar pada saya. Eva epoot, Erin, Ike, Adel Inggar, Rafita, Etika, Hanik, Mala, Fitri yang kosannya selalu saya buat gaduh demi diskusi bersama kalian. Teman satu bimbingan Desi, Ummi, Mahes yang selalu kalau bimbingan kompak, serta tidak akan pernah lewatkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh angkatan 2009 yang telah berjuang bersama dalam perkuliahan dan penyusunan skripsi di Ilmu Keperawatan. Kalian sungguh luar biasa kawan.

Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semua kesalahan diampuni oleh Allah. Amin.

Jakarta, Januari 2014


(14)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Pernyataan persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Pernyataan Keaslian Karya ... v

Daftar Riwayat Hidup ... vi

Lembar Persembahan ... viii

Abstrak ... ix

Abstract ... x

Kata Pengantar ... xi

Daftar Isi ... xiii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Bagan ... xvi

Daftar Lampiran... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Pertanyaan Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan ... 9

1. Pengertian ... 9

2. Tanda dan Gejala Kecemasan ... 10

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ... 12

4. Tingkat Kecemasan ... 14

5. Rentan Respon Kecemasan ... 15

6. Faktor Predisposisi ... 16

7. Faktor Presipitasi ... 18

8. Alat Ukur Krcemasan ... 19

B. Konsep Kehamilan ... 20

1. Pengertian Kehamilan ... 20

2. Perubahan Selama Kehamilan Trimester I ... 22

C. Morning Sickness ... 25

1. Pengertian Morning Sickness ... 25

2. Insiden Morning Sickness ... 26

3. Fisiopatologi Morning Sickness ... 27

D. Penelitian Terkait ... 28


(15)

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH ...

A. Kerangka Konsep ... 31

B. Definisi Operasional ... 32

BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel ... 34

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 37

D. Pengumpulan Data ... 38

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

F. Instrument Pengumpulan Data ... 39

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 41

H. Tahapan Penelitian ... 44

I. Pengolahan Data ... 45

J. Analisa Data ... 46

K. Etika Penelitian ... 46

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 48

B. Analisa Univariat ... 49

1. Gambaran Usia Suami ... 50

2. Gambaran Pendidikan Suami ... 50

3. Gambaran Usia Kandungan Istri dari Suami ... 51

4. Gambaran Tingkat Kecemasan Suami terhadap morning sickness Ibu Hamil primigravida trimester I... 52

BAB VI PEMBAHASAN A. Analisa Univariat ... 53

1. Gambaran Usia Suami ... 53

2. Gambaran Pendidikan Suami ... 55

3. Gambaran Usia Kandungan Istri Suami ... 56

4. Gambaran Tingkat Kecemasan Suami terhadap Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I ... 58

B. Keterbatasan Penelitian ... 60

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 32 2. Tabel 4.1 Distribusi pernyataan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety

Scale ... 42 3. Tabel 4.2 Distribusi hasil pernyataan validitas tingkat kecemasan

suami terhadap morning sickness ibu hamil primigravida ... 44 4. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi usia suami ... 51 5. Tabel 5.2 Distribusifrekuensi gambaran pendidikan suami ... 52 6. Tabel 5.4 Distribusi frekuensi gambaran usia kandungan istri dari

suami... 53 7. Tabel 5.3 Distribusi frekuensi gambaran tingkat kecemasan suami

terhadap morning sickness ibu hamil trimesteri I di wilayah Rengas dan Pondok Ranji ... 54


(17)

DAFTAR BAGAN

1. Bagan 2.1 Rentang respon kecemasan ... 16 2. Bagan 2.2 Kerangka teori ... 30 3. Bagan 3.1 kerangka konsep ... 31


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses alami dan normal. Masa ini merupakan salah satu fase dalam kehidupan wanita pada reproduksi. Wanita normal akan mengalami sekali, dua kali, bahkan berkali-kali hamil dalam kehidupannya. Sebagian besar wanita hamil menyambut kehamilan itu dengan gembira, tetapi ada kalanya disertai kecemasan dan kesedihan (Kasdu, 2005).

Pada awal kehamilan, beberapa wanita mengalami mual-mual yang disertai dengan atau tanpa muntah-muntah (morning sickness) yang dapat terjadi akibat peningkatan kadar hCG (hormon Chorionic Gonadroyhopin) serta gangguan

metabolisme karbohidrat (Lowdermik & Perry, 2004)

Separuh dari wanita hamil yang mengandung mengalami mual dan muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda. Biasanya cukup ringan dengan terjadi terutama di pagi hari. Tetapi terkadang juga cukup parah dan dapat berlangsung sepanjang hari. Mual dan muntah terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid tidak datang dan berlangsung kurang lebih selama 6 sampai 8 minggu. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi selama hamil. Sesudah 12 minggu, gejala-gejala itu biasanya menghilang karena tubuh sudah menyesuaikan diri (Llewellyn, 2005). Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih normal, namun apabila muntah terjadi terus menerus sehingga mengganggu keseimbangan


(19)

gizi dan cairan tubuh, kondisi ini di diagnosa sebagai Hyperemesis Gravidarum (Wesson, 2002).

Tiran (2008) mengutip studi prospektif Lacroix et al pada tahun (2000) yang menemukan bahwa 1,8% ibu hamil mengalami mual pada pagi hari; sedangkan pada 80% penderita, mual dapat berlangsung sepanjang hari. Mual dan muntah dikendalikan oleh pusat muntah yang berada pada dasar ventrikel otak keempat tepatnya pada bagian dorsal lateral dari formasio retikularis medulla oblongata. Pusat ini terletak dekat dengan pusat vasomotor, impuls dari Chenioreceptor Trigger Zone (CTG), hypothalamus, korteks serebri, dan area vestibular. Alat keseimbangan dapat terangsang akibat proses-proses sentral atau perifer. Peranan dari pusat muntah adalah untuk mengkoordinir semua komponen kompleks yang terlibat dalam proses muntah (Wesson, 2002).

Penelitian terkait morning sickness yang dilakukan oleh Fan-Hao, Chou, et al., 2003 di Inggris tentang faktor psikososial yang berhubungan dengan mual dan

muntah, kelelahan pada awal kehamilan mengatakan bahwa dari 113 partisipan

ibu hamil trimester I, 30 (26,5%) melaporkan tidak mengalami mual dan muntah, 43 (38,1%) kadang-kadang, dan 40 (35,4%) sering mual dan muntah.

Maulana (2008) menyatakan bahwa hasil laporan menunjukkan hampir 50% - 90% wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama, namun setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat mual dan ingin muntah setiap saat.


(20)

Selain adaptasi maternal pada fisiologis berbagai stimulus psikologis juga dapat menjadi faktor emosional yang menyebabkan gejala mual dan muntah menjadi lebih berat. Bentuk stimulus psikologis pada ibu hamil adalah distres emosional (Tiran, 2008).

Hal ini akan berpengaruh pada suami, jika istri mengalami distress pada kehamilannya, karena suami merupakan orang terdekat dari istri. Peran suami sangat diperlukan untuk dukungan psikologis istri, karena ketika hamil istri membutuhkan perhatian lebih kepada suami. Saat pemeriksaan antenatal (trimester 1) ibu hamil seringkali ingin mengeluh yang dirasakan, seperti pusing, keringat berlebihan, pegal-pegal, dan suami terkadang melewatkan moment saat

istri sedang pemeriksaan kesehatan antenatal (Sawitri dan Sudaryanto, 2008).

Dukungan suami terhadap istri baik fisik maupun psikis sangat dibutuhkan, misalnya ikut mengantarkan melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga suami mengetahui perkembangan kehamilan istrinya (Kasdu, 2004).

Banyak suami yang mengalami gejala fisik selama kehamilan pasangannya. Keadaan ini kadang-kadang disebut sebagai Syndrom Couvade (Fathering). Kenaikan berat badan, kembung, mual, muntah, sakit punggung, sakit gigi, kehilangan nafsu makan, atau kejang perut adalah gejala-gejala yang mencerminkan simpati dan pengidentifikasian dengan wanita hamil, atau barangkali mencerminkan kekhawatiran dan kecemasan. Jika calon ayah mengalami gejala-gejala kehamilan, mungkin perlu dilakukan konseling (Simkin, et al, ).


(21)

Kecemasan merupakan sesuatu yang bisa terjadi pada hampir setiap orang dalam waktu dan frekuensi tertentu di kehidupannya, kecemaasan adalah bentuk dari reaksi yang normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang (Ramaiah, 2003). Bentuk kecemasan bisa berupa kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya, serta kecemasan tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan sehari-hari (Sawitri dan Sudaryanto, 2008).

Kecemasan suami menghadapi ibu hamil primigravida trimester I yang

morning sickness (mual dan muntah) dapat disebabkan karena kurangnya

pengetahuan atau informasi mengenai morning sickness, cemas bila mual dan

muntah yang dialami istri berkelanjutan. Sedangkan istilah primigravida itu

sendiri adalah wanita yang pertama kali hamil (Sawitri dan Sudaryanto, 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2012) tentang kecemasan ibu hamil primigravida ditinjau dari dukungan sosial suami, menyatakan bahwa hasil uji analisis data yang diperoleh dari uji korelasinya menggunakan korelasi Product Moment menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat

signifikan antara dukungan sosial suami dengan kecemasan pada ibu hamil primigravida. Adapun sumbangan efektif yang diberikan oleh faktor dukungan sosial suami terhadap kecemasan pada ibu hamil primigravida sebesar 39,8%, artinya semakin tinggi dukungan sosial suami maka semakin rendah kecemasan pada ibu hamil primigravida, dan sebaliknya semakin rendah dukungan sosial


(22)

suami maka semakin tinggi kecemasan pada ibu hamil primigravida (Mayangsari, 2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terhadap 26 pasangan suami istri yang tengah menghadapi kehamilan di California yang dikemukakan oleh Gladieux (dagun, 1990) menyimpulkan bahwa dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri. Istri menjadi lebih mudah dalam menyesuaikan dalam situasi kehamilannya itu. Hal ini didukung oleh kartono (1992) menyatakan bahwa dukungan dari suami pada wanita hamil pertama sangat berharga, ibu hamil menginginkan suami memberikan tindakan suportif dan memberikan rasa aman.

Peneliti dalam hal ini tertarik untuk melihat apakah suami ikut merasakan kecemasan yang berarti pada istri ketika mengalami morning sickness jika melihat dari karakteristik istri yang mengalami muntah yang sangat berlebihan menyebabkan suami dapat merasakan cemas, sehingga gambaran kecemasan suami dapat dilihat ketika menemani pemeriksaan antenatal, dukungan suami adalah orang terdekat dari istri, sehingga peran suami sangat penting (Kasdu, 2004).

Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22 Juli 2013, bahwa terdapat sekitar 36 suami dari ibu hamil primigravida trimester I, yaitu diantaranya 20 suami ibu hamil primigravida trimester I di wilayah kelurahan Rempoa, dan 16 suami ibu hamil primigravida trimester I di wilayah kelurahan Cempaka Putih (Laporan KIA Puskesmas Ciputat Timur pada bulan Juni). Ketika dilakukan wawancara pada salah satu pasangan suami istri G1P0A0, saat melakukan


(23)

pemeriksaan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur, suami merasakan cemas saat istrinya sedang mengalami gangguan mual dan muntah di pagi hari, kecemasan yang suami rasakan berada pada rentang sedang. Dapat disimpulkan, bahwa tingkat kecemasan pasangan yang baru menikah akan mengalami kecemasan yang berarti, terutama saat istri mengalami morninng sickness. Suami akan turut

merasakan kecemasan apabila istri yang mengalami morning sickness cemas

akibat dari hal yang dirasakan.

B. Rumusan Masalah

Kecemasan merupakan respon emosi tanpa objek yang spesifik, yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kehamilan proses alami dan normal pada wanita. Morning sickness merupakan gangguan khas

kehamilan yang umumnya terjadi pada awal kehamilan trimester I (1 – 3 bulan). Sedangkan sebagian wanita hamil 50 – 90 % mengalami gangguan morning

sickness, namun tidak semua wanita hamil mengalami hal tersebut, dan morning

sickness yang dirasakannya pun berbeda-beda. Penelitian terkait kecemasan ibu

hamil trimester I pada gangguan morning sickness sudah banyak diteliti, tetapi

konsep, tempat, dan responden yang berbeda. Penelitian terkait kecemasan yang dirasakan oleh suami terhadap gangguan munculnya morning sickness pada ibu

hamil trimester I belum ditemukan, namun penelitian terkait kecemasan suami dalam menghadapi persalinan anak pertama sudah banyak dilakukan. Peneliti merumuskan bahwa berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti “tingkat kecemasan suami terhadap morning sicknesss ibu hamil


(24)

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil

primigravidat rimester I.

D. Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi bagaimana gambaran tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil primigravida trimester I di wilayah Kecamatan

Ciputat Timur.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi pelayanan kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi institusi pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas Ciputat Timur, Puskesmas Rengas, dan Puskesmas Pondok Ranji mengenai gambaran kecemasan suami terhadap gangguan morning sickness dan dapat berupa pendidikan kesehatan kepada suami siaga dari ibu-ibu hamil yang mengalami sedikit banyaknya gejala morning sickness pada trimester I yang akan mempengaruhi kepada tingkat kecemasannya maupun peran serta suami dalam kehamilan istrinya.

2. Bagi Ilmu Keperawatan

Sebagai masukan atau bahan pertimbangan bagi praktek pelayanan keperawatan khususnya pada keperawatan jiwa dan keperawatan maternitas dalam gambaran morning sickness dan menjadi masukan mahasiswa keperawatan


(25)

memperlihatkan gambaran kecemasan suami terhadap ibu hamil yang mengalami gangguan morning sickness trimester I.

3. Bagi Responden

Khususnya suami dari ibu hamil sebagai bahan masukan untuk mengurangi rasa kecemasan dan pengetahuan terhadap morning sickness.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk pengembangan penelitian selanjutnya mengenai gambaran kecemasan suami terhadap gangguan morning sickness pada ibu hamil trimester I.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Pada penelitian ini informan atau responden yang diambil adalah suami dari ibu hamil primigravida trimester I yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Ciputat Timur, Puskesmas Rengas, dan Puskesmas Pondok Ranji. Pengambilan data yang diperoleh adalah berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer yang didapat melalui proses wawancara mendalam terhadap informan, yaitu ibu hamil primigravida trimester I selanjutnya kepada para suami yang bersedia untuk diwawancarai, sedangkan data sekunder diperoleh dari Puskesmas.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan atau yang bisa disebut dengan anxietas/ anxiety berasal dari Bahsa Latin yaitu “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang artinya mencekik. Kecemasan merupakan perasaan emosional individu dan pengalaman subjektif yang tidak dapat diamati secara langsung dan perasaan yang tanpa objek yang spesifik (Stuart & Sundeen, 2006). Kecemasan secara umum merupakan rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya, menjadi kekuatan yang paling besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku moral maupun tingkah laku yang menyimpang, yang tenganggu, kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan itu (Gunarsa, 2008 ; Frued, 1964 dalam Kanisius, 2006).

Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, seseorang akan merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa bahaya padahal seseorang tersebut tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus kecemasan (Comer, 1992 dalam Vedebeck, 2008). Kecemasan juga sebagai alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya kepada seseorang (Vedebeck, 2008).


(27)

2. Tanda dan Gejala Kecemasan

Hawari (2004) menyatakan bahwa tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh seseorang bervariasi, tergantung dari beratnya atau tingkatan yang dirasakan oelh seseorang itu sendiri. Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang saat mengalami kecemasan secara umum yaitu:

a. Gejala psikologis: pernyataan cemas/ khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah tersinggung, mudah terkejut.

b. Ganggguan pola tidur; sulit tidur, mimpi buruk, c. Gangguan konsentrasi dan daya ingat

d. Gejala somatik; rasa sakit pada otot dan tulang, jantung berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan. Sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan terasa dingin dan lembab.

Menurut Stuart (2006) pada orang yang cemas akan muncul beberapa respon, adapun respon yang ditimbulkan berupa:

a. Respon fisiologis individu terhadap kecemasan, yaitu: 1) Kardiovaskuler

Respon dari kardiovaskuler dapat berupa palpitasi, jantung berdebar, peningkatan tekanan darah atau dapat juga menurun, rasa mau pingsan, dan denyut nadi menurun.

2) Pernafasan

Respon dari pernafasan dapat berupa nafas menjadi cepat dan dangkal, nafas pendek, tekanan pada dada, pembengkakan pada tenggorokan, sensai tercekik, dan terengah-engah.


(28)

3) Neuromuskuler

Respon dari neuromuskuler dapat berupa refleks meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, kaki goyang, dan gerakan yang janggal.

4) Gastrointestinal

Respon dari gastrointestinal dapat berupa kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, dan diare. 5) Traktus urinarius

Responnya dapat berupa sering berkemih, tidak dapat menahan BAK. 6) Kulit

Reapon dari kulit berupa wajah kemerarahan, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan berkeringat seluruh tubuh.

b. Respon perilaku

Respon perilaku berupa gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cidera, menarik diri dari hubungan interpersoanl, menghalangi, dan menghindar dari masalah

c. Kognitif

Responnya berupa konsentrasi terganggu dan pelupa, salah dalam memberikan penilaian, hambatan berfikir, kreatifitas dan produktifitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat, kehilangan objektifitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut cidera atau kematian.


(29)

d. Afektif

Responnya berupa mudah terganggu, tidak sabar, gelisah dan tegang, ketakutan, dan gugup.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Stuart dan Sundden (1998) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan yaitu sebagai berikut:

a. Jenis kelamin

Stress sering dialami oleh wanita lebih tinggi ndibandingkan dengan laki-laki. Menurut Kaplan dan Sadock (1997) menyatakan bahwa kurang lebih 5% dari populasi, kecemasan pada wanita dua kali lebih banyak daripada pria, lebih tinggi yang dialami oleh wanita kemungkinan disebabkan wanita lebih emmpunyai kepribadian lebih labil, juga adanya peran hormon yang mempengaruhi kondisi emosi sehingga meledak, mudah cemas dan curiga

b. Umur

Seseorang yang berumur lebih muda ternyata lebih mudah mengalami gangguan akibat stress dari pada seseorang yang lebih tua. c. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan yang rendah pada seseorang akan mengakibatkan seseorang mengalami stress. Status pendidikan yang kurang pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih mudah mengalami stress dibanding dengan mereka status pendidiakn yang lebih tinggi atau baik.


(30)

d. Lingkungan / Sanitasi

Seseorang yang berada dilingkungan asing ternyata lebih mudah menglami stress.

e. Sosial Budaya

Seseorang yang mempunyai falsafah hidup yang jelas dan keyakinan agama yang kuat umumnya lebih sukar mengalami stress. f. Keadaan fisik

Seseorang yang mengalami gangguan fisik seperti cedera, penyakit badan, operasi, lebih mudah mengalami kelelahan fisiksehingga mudah mengalami stress. Pada suami yang mempunyai istri morning sickness dan menghadapi kehamilan yang pertama akan mudah mengalami khwatir akan janin yang sedang dikandungnya, sehingga suami sering kali mengalami khawatir atas kehamilan pertamanya istri.

g. Potensi stressor

Stressor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu melakukan adaptasi.

h. Maturasi (kematangan)

Individu yang memiliki kematangan kepribadian sehingga lebih sukar mengalami gangguan terhadap stress, karena individu yang matang mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap stressor yang timbul, sebaliknya individu yang berkepribadian tidak matang yaitu yang tergantung pada peka terhadap rangsangan sehingga sangat mudah mengalami gangguan akibat stress.


(31)

4. Tingkat Kecemasan

Stuart dan Sundeen (2006), membedakan klasifikasi tingkat kecemasan menjadi empat, yaitu:

a. Tingkat kecemasan ringan, ditandai dengan: 1) Respon fisiologis seperti ketegangan otot ringan.

2) Respon kognitif seperti lapang pandang meluas, memotivasi untuk belajar, kesadaran yang pasif pada lingkungan.

3) Respon tingkah laku dan emosi seperti suara melemah, otot-otot wajah relaksasi, mampu melakukan kemampuan/ keterampilan permainan secara otomatis, ada perasaan aman dan nyaman.

b. Tingkat kecemasan sedang, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti peningkatan ketegangan dalam batas toleransi, perhatian terfokus pada penglihatan dan pendengaran, kewaspadaan meningkat.

2) Respon kognitif seperti lapang persepsi menyempit, mampu memecahkan masalah, fase yang baik untuk belajar, dapat fokus pada hal-hal yang spesifik.

3) Respon tingkah laku dan emosi, seperti perasaaan tertantang dan perlu untuk mengatasi situasi pada dirinya, mampu mempelajari keterampilan baru.

c. Tingkat kecemasan berat, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti aktivitas sistem saraf simpatik (peningkatan epinefrin, tekanan darah, nadi, vasokonstriksi, dan peningkatan suhu tubuh), diaphoresis, mulut kering, ingin buang air kecil, hilang nafsu


(32)

makan karena penurunan aliran darah ke saluran pencernaan dan peningkatan produk glukosa oleh hati, perubahan sensori seperti penurunan kemampuan mendengar, nyeri, pupil dilatasi, ketegangan otot dan kaku.

2) Respon kognitif seperti lapang persepsi sangat menyempit, sulit memecahkan masalah, fokus pada satu hal.

3) Respon tingkah laku dan emosi seperti lapang personal meluas, aktifitas fisik meningkat dengan penurunan mengontrol, contoh meremas tangan, jalan bolak-balik. Perasaan mual dan kecemasan mudah meningkat dengan stimulus baru seperti suara. Bicara cepat atau menglami blooking,

menyangkal, dan depresi. d. Tingkat panik, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti pucat, dapat terjadi hipotensi, berespon terhadap nyeri, bising dan stimulus eksternal menurun. Koordinasi motorik buruk, penurunan aliran darah ke otot skeletal.

2) Respon kognitif seperti tidak terkontrol, gangguan berfikir secara logis, tidak mampu memecahkan masalah.

3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan marah, takut dan segan. Tingkah laku menjadi tidak biasa seperti menangis dan menggigit. Suara menjadi lebih tinggi, lebih keras, bicara cepat dan blooking.

5. Rentan Respon Kecemasan

Stuart dan Sundeen (2006), mengatakan bahwa rentan respon individu terhadap cemas berfluktuasi antara respon adaptif dan maladaptif. Rentang respon


(33)

yang paling adaptif adalah antisipasi dimana individu siap siaga untuk beradaptasi dengan cemas yang mungkin muncul. Sedangkan rentang yang paling maladaptif adalah panik dimana individu sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga gangguan fisik dan psikososial.

Bagan 2.1 Rentang Respon kecemasan

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

(Sumber: Stuart dan Sundeen, 2006)

6. Faktor Predisposisi

Stuart dan Sundeen (2006) mengemukakan bahwa ada beberapa teori penyebab kecemasan antara lain:

a. Teori Psikoanalitik

Didalam teori psikoanalitik ini kecemasan merupakan konflik yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan super ego. Artinya id mewakili

dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma budaya. b. Teori Interpersonal

Teori interpersonal menggambarkan bahwa kecemasan timbul akibat ketakutan atau ketidakmampuan terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan


(34)

interpersonal. Hal ini dapat dikaitkan dengan trauma perkembangan, perpisahan, kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Individu dengan harga diri rendah mudah mengalami perkembangan kecemasan yang berat.

Kecemasan yang berhubungan dengan ketakutan ini dapat terjadi pada pasangan yang baru menikah, terutama pada suami yang menghadapi istri hamil trimester I yang sedang morning sickness. Pada awal kehamilan istri akan

mengalami keluhan yang dirasakannya, Peran suami sangat diperlukan untuk dukungan psikologis istri, karena ketika hamil istri membutuhkan perhatian lebih kepada suami (Sawitri dan Sudaryanto, 2008).

Wanita hamil akan merasakan terjadinya berbagai perubahan, baik fisik maupun mentalnya. Suami dianjurkan untuk memahami perubahan yang terjadi pada pasangannya. Umumnya, ibu hamil akan merasakan bahwa dirinya tidak menarik karena perutnya bertambah besar. Untuk mengatasinya, dukungan suami sangat dibutuhkan untuk mengembalikan kepercayaan diri istrinya (Hulliana, 2001).

c. Teori Perilaku

Teori perilaku menggambarkan bahwa kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

d. Teori Bilogik

Dalam otak terdapat reseptor spesifik terhadap benzodiazepin, dimana reseptor ini dapat mengatur timbulnya kecemasan.


(35)

e. Kajian Keluarga

Dalam kajian keluarga ini maksudnya adalah bahwa kecemasan merupakan hal yang wajar dan biasa ditemui pada suatu keluarga, dan tentunya dengan tingkatan kecemasan yang berbeda-beda.

7. Faktor Presipitasi

Stuart dan Sundeen (2006), mengemukakan bahwa pencetus timbulnya kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Hal tersebut dapat dibedakan menjadi:

a. Ancaman terhadap integritas fisik

Ancaman terhadap integritas fisik seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis atau penurunan kapasitas untuk melakukan aktifitas sehari-hari, meliputi faktor eksternal dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, polusi udara, lingkungan kotor, ancaman keselamatan, injuri; sedangkan faktor internal merupakan kegagalan mekanisme fisik seseorang seperti jantung, sistem imun, termoregulator menurun, perubahan biologis normal seperti kehamilan.

b. Ancaman terhadap rasa aman

Ancaman ini terkait terhadap rasa aman dapat menyebabkan terjadinya kecemasan, seperti ancaman terhadap sistem diri seseorang yang dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial seseorang, meliputi faktor ekternal yaitu berbagai kehilangan seperti kehilangan orang tua, kehilangan annak, teman dekat, perceraian, perubahan status pekerjaan, pindah rumah, tekanan sosial; sedangkan faktor inetrnal yaitu kesulitan dalam berhubungan inetrpersonal didalam rumah, ditempat kerja, dan didalam masyarakat. Ancaman


(36)

ini dapat terjadi pada seorang istri yang mengalami kecemasan saat gangguan morning sickness, karena salah satu faktor penyebab morning sickness yaitu dipicu oleh sterss psikologis.Peran suami dapat membantu isrtri dalam meningkatkan rasa aman, karena suami merupakan seseorang terdekat dari istri (Sawitri & Sudaryanto, 2008).

8. Alat Ukur Kecemasan

Menurut Kaplan & Saddock, 1998 menyatakan bahwa kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan 4 instrument, yaitu Hamilton Anxiety Rating

Scale (HARS), Analog Anxiety Scale, Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), dan

Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI Form Z-I) (Kaplan & Saddock, 1998).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrument kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), yang merupakan instrument yang dirancang untuk meneliti

tingkat kecemasan secara kuantitatif, kemudian dilakukan beberapa modifikasi sesuai dengan kebutuhan peneliti. Instrument ZSAS dikembangkan oleh William W.K Zung (1997).

Batasan keadaan kecemasan adalah suatu pengalaman manusia yang universal berbentuk respon emosional yang tidak menyenangkan, ditandai oleh perasaan takut dan khawatir terhadap ancaman bahaya yang tidak teridentifikasi dan bersumber pada konflik-konflik didalam diri sendiri, disertai gejala-gejala fisik disebabkan rangsangan sistem simpatik. Berdasarkan analisis statistik, ZSAS mampu membedakan dengan jelas penderita kecemasan dengan diagnosa lain dan


(37)

juga hubungan antara setiap pernyataan dengan total skkor yang didapat adalah bermakna.

B. Konsep Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah mengandung anak, yakni gestasi dari periode menstruasi sebelumnya sampai persalinan, yang normalnya adalah 40 minggu atau 280 hari), dan dibagi menjadi tiga periode, atau trimester.Masing-masing berlangsung 3 bulan.Kehamilan 40 minggu dikatakan cukup bulan. (Holland, 2008).

Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut penanggalan internasional. 10 bulan menurut penanggalan lunar, atau sekitar 40 minggu. Kehamilan dibagi menjadi tiga periode atau trimester. Trimester pertama adalah periode minggu pertama sampai minggu ke-13, trimester kedua adalah minggu ke ke-14 sampai ke-26, sedangkan trimester ketiga, minggu ke-27 sampai kehamilan cukup bulan (38 – 40 minggu) (Bobak, 2004).

Kehamilan pada trimester pertama, segera setelah konsepsi, hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh mulai meningkat. Peningkatan kedua hormon tersebut menyebabkan sekitar 50% wanita hamil mengalami mual muntah (morning sickness) yang terjadi pada pagi hari (Llewellyn, 2005).

Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama masa hamil dikenal sebagai tanda kehamilan. Gejala kehamilan yang subjektif dan objektif sangat bervariasi. Diagnosis kehamilan diklasifikasikan sebagai 3 tanda kehamilan, yaitu presumsi (dugaan), kemungkinan, dan positif. Pada trimester pertama, seorang ibu akan mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang benar-benar


(38)

hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, dan kedua pasangan akan merasakan kebahagian pada setiap perubahan yang terjadi (Bobak, 2004).

Tanda dan gejala presumsi kehamilan dapat muncul akibat kondisi selain gestasi. Oleh karena itu, tanda-tanda seperti amenore saja tidak cukup valid untuk menegakkan diagnosa karena hal tersebut dapat terjadi akibat gangguan endokrinnya, kelemahan dan keletihan dapat merupakan tanda anemia atau infeksi, dan mual muntah dapat disebabkan oleh gangguan pada saluran cerna atau alergi. Gejala subjektif dapat meliputi amenore, nausea (kelelahan), dan morning sickness (mual dan muntah di pagi hari), payudara terasa penuh dan sensitif,

sering berkemih, merasa lemah dan letih, berat badan naik, dan perubahan mood. Gerakan janin dapat terlihat antara minggu ke-16 dan ke-20. Tanda-tanda objektif dapat berupa berbagai perubahan fisiologis dan anatomis, peningkatan temperatur basal tubuh, perubahan kulit, seperti striae gravidarum dan pigmentasi, perubahan pada payudara, pembesaran abdomen, dan perubahan pada rahim dan vagina (Bobak, 2004).

Tanda kemungkinan kehamilan adalah tanda-tanda yang dapat diobservasi oleh pemeriksa. Bila digabung dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda kemungkinan memberi dugaan kuat adanya kehamilan. Tanda-tanda objektif meliputi pembesaran rahim, kontraksi Braxton Hicks dan souffle, kelenjar

ballottement, dan hasil tes kehamilan yang positif (Bobak, 2004).

Tanda positif yang ditunjukkan oleh denyut jantung janin yang berbeda dari denyut jantung ibu, ibu merasakan gerakan janin, dan visualisasi janin dengan alat teknik ultrasonografi (USG) (Scott, dkk 1990 dalam Bobak, 2004).


(39)

2. Perubahan Selama Kehamilan Trimester I

Menurut Manuaba, et al (2007) kehamian menyebabkan terjadinya perubahan umum, seluruh sistem tubuh wanita hamil akibat meningkatnya hormonal yang dikeluarkan oleh plasenta, dapat memicu perubahan hormonal yang mengendalikannya sehingga terjadi keseimbangan baru dan adaptasi ibu. Perubahan psikologis pada sebagian wanita ibu hamil trimester I reaksi psikologis dan emosional pertama adalah kecemasan, ketaktatan, kepanikan dan kegusaran terhadap kehamilan. Perubahan yang menjurus ke arah adaptasi maternal oleh karena kehamilan dapat terlihat pada:

a. Sistem Gastrointestinal

Pada sistem gastrointestinal, perubahan yang terjadi pada ibu hamil terlihat pada saat nafsu makannya terganggu, perasaan mual dan muntah yang berlangsung sampai minggu ke- 14 sampai 16 sejak terlambat sekitar 2 minggu, yang biasa dikenal dengan morning sickness. Sampai saat ini penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, namun ada kemungkinan merupakan kombinasi antara: HCG (hormon chorionic gonadothropin), dan meningkatnya pengeluaran

estrogen/ progesteron. Perubahan pada sistem gastrointestinal sebagian besar terjadi oleh karena makin meningkatnya hormon progesteron yang dapat mengurangi peristaltik usus dan menimbulkan berbagai komplikasi ringan sampai berat.

b. Sistem Pernafasan

Paru-paru sebagai alat pertukaran gas akan mengalami perubahan fisiologis akibat peningkatan kebutuhan oksigen dan pembesaran uterus. Perubahan tersebut disebabkan perubahan hormonal dan mekanis.


(40)

c. Perubahan pada kulit.

Perubahan pada kulit ibu hamil, terjadi karena terdapat hormon khusus. Perubahan kulit dalam bentuk hiperpigmentasi dan hiperemi dibeberapa tempat, seperti pada:

1) Muka; terdapatnya kloasma gravidarum atau “mask of pregnancy”

disebakan oleh kombinasi: hormon seks, dan melanocyte stimulating

hormon (MSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior

2) Abdomen; terdapatnya striae nigra yang disebabkan melanocyte

stimulating hormon (MSH), estrogen dan progesteron, dan juga hormon

adrenokortikotropik.

3) Mamae; puting susu dan areola mamae bertambah hitam, kelenjar montgomeri makin menonjol.

4) Spider angioma; semakin jelasnya pembuluh darah kapiler dengan titik di tengahnya di beberapa tempat, hal tersebut diakibatkan oleh peningkatan estogen.

5) Eritema palmaris; kulit telapak tangan merah dan kadang-kadang mengelupas.

6) Rambut; sering dijumpai bahwa setelah persalinan rambut rontok semakin banyak, namun tumbuh kembali. Situasi ini dipengaruhi oleh tingginya estrogen/ progesteron.

7) Sistem Urologi

Paru, ginjal, dan sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang mengalami perubahan yang cukup besar sehingga dapat mengimbangi metabolisme tubuh ibu


(41)

hamil yang makin meningkat. Perubahan ginjal sebagai akibat dari perubahan hemodinamik, hemodilusi darah dan vaskularisasi lokal.

d. Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan untuk dapat mendukung peningkatan metabolisme sehingga tumbuh kembangnya janin sesuai kebutuhannya.

e. Perubahan sistem genitalia ibu hamil

Perubahan yang paling besar terjadi pada sistem genitalia, karena merupakan tempat tumbuh kembangnya hasil konsepsi yang terus berlanjut sampai aterm didalam uterus. Uterus adalah organ yang sangat istemewa, karena berat sebelum hamil hanya 30 gr dan dapat membesar seberat 1000-1100 gr sehingga dapat menampung janin dengan berat rata-rata 3000-3500 gr.

Volume uterus hanya sebesar 10cc, akan membesar menjadi sekitar 5-20 liter, dengan rata-rata 6-7 liter.

f. Perubahan Sistem Kelenjar Endokrin

Perubahan pada sistem endokrin berupa peningkatan produksi dalam bentuk hormon, bahkan dapat terjadi pembesaran.

g. Perubahan metabolisme ibu hamil

Kehamilan merupakan satu tambahan kehidupan intra uteri yang memerlukan nutrisi, elektrolit, trace element, dan lain-lain. Sehingga secara keseluruhan metabolisme anak meningkat sekitar 20-25%.

Deposit nitrogen dalam bentuk protein naik sekitar 25% sehingga diperlukan tambahan protein yang cukup untuk dapat meningkatkan tumbuh kembang janin dengan sempurna, tidak mengalami gangguan atau mengalami


(42)

anemia.Berat badan ibu hamil akan bertambah sekitar 12-14 kg selama hamil, atau

¼-1/2 kg / minggu.

C. Morning Sickness

1. Pengertian Morning Sickness

Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter obstetri dan dokter umum menganggap mual dan muntah hanya semata-mata merupakan sebuah gejala fisiologis, dan sebuah masalah yang sering kali membuat mereka mereka merasa tidak berdaya untuk membantu mengatasinya. Seperti halnya nyeri, mual merupakan gejala yang dikatakan oleh pasien (Subjektif) dan jika gejala tersebut menyebabkan stress pada wanita, ia berhak diberi cara yang paling memungkinkan untuk mengatasi gejala tersebut. Akibat meremehkan rasa mual dan muntah (morning sickness) yang dirasakan wanita

pada saat kehamilan terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan emosional, stress psikologis dan keterlambatan yang tidak semestinya dalam menemukan penanganan yang tepat, terutama jika kondisi menjadi patologis (Munch 2000, dalam Woolfson 2004).

Morning sickness adalah perasaan mual dan muntah yang terjadi pada ibu

hamil, biasanya pada ibu hamil trimester pertama (1 – 3 bulan). Kira-kira dari wanita yang mengandung mengalami mual dan muntah-muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda. Biasanya cukup ringan dan terjadi terutama di pagi hari. Tetapi terkadang cukup parah dan dapat berlangsung sepanjang hari. Mual dan muntah terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid tidak datang lagi dan


(43)

berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu. Penyebab dari morning sickness adalah meningkatnya hormon HCG (human chorionic gonadhotropin). Hormon ini hanya diproduksi oleh ibu hamil, karena hormon ini berfungsi sebagai petunjuk ada atau tidaknya kehamilan dan berguna untuk mempertahankan kehamilan. Hormon ini dihasilkan oleh sel trofoblas (hasil dari pembuahan), hormon ini akan meningkat pada usia 12-16 minggu kehamilan. Selain faktor hormon, faktor psikologis ibu juga sangat mempengaruhi untuk memicu rasa mual muntah yang dialami ibu hamil (Liewellyn, 2005).

Disebut morning sickness karena terjadi pada pagi hari pada waktu bangun pagi dengan keluhan pening kepala, mual ringan sampai muntah, setelah duduk beberapa saat keadaan dapat diatasi. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan metabolisme karbohidrat (Chandranita, dkk 2009).

2. Insiden Morning Sickness

Koren (2000) menggambarkan mual dan muntah sebagai gangguan medis tersering selama kehamilan. Power et al (2001) mencatat sekitar 51,4% wanita mengalami mual dan 9,2% wanita mengalami muntah. Glick dan Dick (1999) beranggapan bahwa sekitar 50% wanita mengalami gejala. Emelianova et al (1999) menemukan frekuensi mual sebesar 67% dan 22% insiden muntah dalam sekelompok wanita yang berjumlah 193 orang. Tinjauan sistematis dari Young (2000) mengidentifikasi angka mual antara 70 dan 85%, dengan sekitar setengah dari presentasi ini mengalami muntah (Woolfson, 2004).

Beberapa wanita mengalami mual dan muntah kembali di bebebrapa minggu terakhir sebelum kelahiran, mungkin hal ini sebagian disebabkan oleh


(44)

respon terhadap fluktuasi kadar hormon dalam persiapan untk persalinan. Pada ibu hamil trimester III gejala akan muncul seperti halnya keletihan, nyeri ulu hati, nyeri punggng, carpal tunnel syndrome, edema, dan mungkin kecemasan menjelang kelahiran (Woolfson, 2004).

3. Fisiopatologi Morning Sickness

Mual dan muntah (morning sickness) selama kehamilan biasanya

disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar hCG (hormon chorionic gonadotrophin), khsusnya karena periode mual dan muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12 – 16 minggu pertama, yang pada saat itu, hCG mencapai kadar tertingginya. hCG sama dengan LH (luteining hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas korpus luteum terus memproduksi estrogen dan progesteron, suatu fungi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik plasenta. hCG dapat dideteksi dalam darah wanita dari sekitar 3 minggu gestasi (yaitu 1 minggu setelah fertilisasi), suatu fakta yang menjadi dasar uji kehamilan.

Teori bahwa rasa mual di masa kehamilan mungkin merupakan cara alamiah untuk melindungi janin dengan mencegah ibu untuk tidak memakan makan yang berbahaya juga telah diajukan, dengan wanita menjadi merasa mual saat melihat, mencium atau merasakan makan yang meungkin berpotensi mempengaruhi janin, dan jika makanan yang dimakan menyebabkan wanita muntah agar makan dikeluarkan.wanita yang memiliki kadar hCG dibawah rentang normal lebih sering mengalami hasil kehamilan yang buruk, termasuk


(45)

keguguran, kelahiran prematur atau retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR) (Woolfson, 2004).

D. Penelitian Terkait

Penelitian terkait yang dilakukan oleh Maharani (2008), fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, Skripsi, Hubungan antara dukungan sosial dan Kecemasan dalam menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester III. Menyebutkan bahwa ibu yang mengalami kehamilan, akan mengalami perubahan secara fisik dan psikologis (mental), oleh karena itu ibu hamil dituntut tidak hanya harus siap secara fisik, tetapi juga harus siap secara mental. Perubahan secara mental pada ibu akan mempengaruhi emosi pada ibu. Seperti kegelisahan mengenai kelahiran bayinya, perasaan takut mati, trauma kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa. Apabila pengaruh emosi si ibu tidak didukung oleh lingkungan keluarga (suami) yang harmonis ataupun lingkungan temapt tinggal yang kondusif, maka hal ini akan menimbulkan gangguan emosi dan fisik (ringan sampai berat) pada para ibu seperti kecemasan. Mencegah hal tersebut terjadi maka dukungan sosial untuk ibu hamil sangatlah penting. (Maharani, 2008)

Penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah & Indarwati tentang “tingkat kecemasan suami saat menghadapi persalinan di RSU Asy-Syifa Sambi Boyolali”

menujukkan bahwa tingkat kecemasan suami saat menghadapi persalinan istri sebagian besar mengalami kecemasan ringan. Berdasarkan karakteristiknya sebagian besar mengalami kecemasan ringan pada usia menengah, pendidikan rendah, bekerja, dan suami primigravida. Kesimpulannya tingkat kecemasan


(46)

suami saat menghadapi persalinan istri di RSU Asy-Syifa Sambi Boyolali sebagian besar mengalami kecemasan ringan.

Penelitian terkait yang dilakukan oleh Izzah, Rusmariana, Retnawati (2007) tentang Pengaruh kecemasan ibu hamil trimester I terhadap munculnya

gangguan morning sickness di wilayah kerja puskesmas kusuma bangsa kota

Pekalongan tahun 2005, hasil uji statistik Chi Square menunjukkan tidak ada

pengaruh yang bermakna antara kecemasan dengan gangguan morning sickness. Namun ada kecenderungan ibu hamil trimester I yang cemas berpeluang 3,2 kali mempengaruhi ibu hamil untuk mengalami morning sikness dibangingkan dengan ibu hamil yang tidak morning sickness. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk melihat apakah suami ikut merasakan kecemasan yang berarti pada ibu ketika kehamilan yang biasanya ibu mengalami morning sickness.


(47)

E. Kerangka Teori

Adaptif Maladptif

Bagan 2.2 Kerangka Teori dimodifikasi dari Stuart & Sundeen (2006), dan Munch (2000) dalam Woolfson(2004) Faktor Predisposisi

kecemasan - Psikoanalitik - Interpersonal

- Perilaku - Biologis - Kajian keluarga

Ancaman terhadap rasa aman

Faktor presipitasi

(stressor pencetus) Kecemasan pada suami

Ringan Sedang Berat Panik

Respon kecemasan Morning


(48)

(49)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang telah dibuat sebelumnya, bahwa morning sickness mempengaruhi faktor presipitasi atau

faktor pencetus yang mana dapat mempengaruhi ancaman terhadap rasa aman pada suami, karena salah satu faktor ekternal yang ada didalamnya adalah kehilangan anak, teman dekat dalam arti disini pasangan (istri). Hal ini sesuai pendapat Stuart dan Sundeen (2006) bahwa ancaman rasa aman adalah bentuk dari faktor pencetus kecemasan yang akan menimbulkan respon kecemasan yaitu respon fisiologis, respon perilaku, respon kognitif, dan respon afektif, kemudian setelah diketahui respon dari kecemasannya tersebut akan diketahui tingkatan kecemasannya.

Berdasarkan hal tersebut, maka variabel yang akan diteliti adalah morning sickness sebagai variabel independen dan kecemasan pada suami sebagai variabel dependen. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(50)

Variabel independen Variabel dependen

Bagan 3.1. Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur SkalaUkur

Variabel dependen: Tingkat Kecemasan pada suami

Perasaan emosional seseorang dan pengalaman subjektif yang tidak dapat diamati secara langsung dan perasaan yang tanpa objek yang spesifik

Menghitung skor dari pernyataan sejauh mana seseorang mengalami

kecemasan, yang digolongkan kedalam 4 macam yaitu cemas ringan, cemas sedang, cemas berat, dan panik, menggunakan alat/ instrument ZSAS. 17–37 = cemas ringan 38–55 = cemas sedang

Kuesioner istrument

kecemasan yang berisi 17 peryataan, skor terendah 17 dan skor tertinggi 85.

. Kecemasan ringan, jika skor 17 – 37 . Kecemasan sedang,

jika skor 38 – 55 . Kecemasan berat,

jika skor 56 - 72 . Panik, jika skor ≥ 73.

Ordinal Morning sickness

pada ibu hamil primigravida trimester I Kecemasan pada suami Ringan Sedang Berat Panik


(51)

56–72 = cemas berat

≥ 73 = panik.

· Umur Lama hidup responden dari lahir hingga saat penelitian (Hurlock, 1980)

Wawancara Kuesioner 0. Dewasa dini, < 29 tahun

1. Dewasa madya, > 29 tahun.

(Median populasi)

Ordinal

· Pendidikan Jenis pendidikan formal yang terakhir diselesaikan oleh responden

Wawancara Kuesioner 0. Rendah = < SMA 1. Tinggi = > SMA

Ordinal

· Usia Kandungan istri responden

pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai dari konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.

Wawancara dan Observasi data primer

Kuesioner Hasil pada usia kandungan istri berupa hitungan minggu.

Ordinal

Variabel independen: morning sicknes

Perasaan mual dan muntah yang biasa terjadi pada ibu hamil trimester I (1-3 bulan).


(52)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun agar bisa menuntun peneliti untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian yang dilakukan. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain Deskriptif Eksploratif

Nonhipotesis. Rancangan penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menerangkan

atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, social, ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain. Penelitian deskriptif ini menggambarkan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu (Hidayat, 2008).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditentukan oleh peneliti untuk ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008). Jumlah populasi dalam penelitian ini 71 suami dari ibu hamil primigravida trimester I di wilayah binaan Ciputat Timur (berdasarkan data ibu hamil primigravida dalam laporan kohort KIA Puskesmas Rengas dan Puskesmas Pondok Ranjidi bulan Oktober 2013).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian keperawatan, kriteria


(53)

sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi, dimana kriteria tersebut menentukan ada dan tidaknya sampel yang tersebut digunakan (Hidayat, 2008). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.

Peneliti menggunakan beberapa kriteria inklusi dan ekslusi pada populasi yang menjadi responden dalam penelitian ini:

a. Kriteria sampel Kriteria inklusi:

1) Suami dari ibu hamil primigravida trimester I yang mengalami

morning sickness pada kehamilan pertama.

2) Suami dari ibu hamil primigravida yang pernah mengalami morning sickness sekali, dua kali, atau bahkan beberapa kali pada

kehamilannya.

3) Bersedia menjadi responden. Kriteria ekslusi:

1) Suami yang mempunyai ibu hamil multigravida 2) Responden yang tidak kooperatif.

b. Jumlah Sampel

Jumlah populasi suami ibu hamil trimester I adalah 71, untuk wilayah kelurahan Rengas terdapat 33 suami dari ibu hamil primigravida trimester I, dan untuk wilayah kelurahan Pondok Ranji terdapat 38 suami dari ibu hamil primigravida trimester I. Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008), yaitu:

N n =


(54)

Keterangan :

N = ukuran populasi

n = ukuran sampel

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Maka dapat diketahui hasilnya sebagai berikut:

n = 71

1+ 71 (5%)2

n = 71

1+ 71 (0.05)2

n = 71

1.17

n = 60,683761. Dibulatkan menjadi 60

Untuk mengantisipasi suami ibu hamil yang droupout, maka total sampel yang diambil sebanyak 60 orang ditambah 10% sehingga sampel penelitian sebanyak 66 orang. Supaya penyebaran data kelurahan Rengas dan Pondok Ranji merata dan seimbang, maka digunakan rumus sebaran data (Suryanto, 2011), yaitu:


(55)

Jumlah sampel strata = jumlah populasi strata x sampel

Jumlah populasi

Rempoa : 33 x 66

71

= 30 suami ibu hamil primigravida trimester I

Cempaka Putih : 33 x 66

71

= 30 suami ibu hamil primigravida trimester I

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode teknik pengambilan Total Sampling, yaitu cara

pengambilan sampel yang dilakukan dengan seluruh jumlah populasi digunakan sebagai sampel. Penelitian ini tidak melibatkan ibu hamil primigravida yang tidak mengalami morning sicknness karena akan mempengaruhi pada tingkat

kecemasannya pada suami dari istri tersebut. Berdasarkan perhitungan maka jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu sebayak 66 suami dari ibu hamil primigravida yang mengalami morning sickness, baik itu kejadiannya sekali, dua kali, bahkan beberapa kali mengalami morning sickness.


(56)

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 November sampai 20 November 2013 yaitu hari pertama peneliti melakukan penelitian di Puskesmas Rengas, dengan memberikan kuesioner kepada suami dari istri ibu hamil yang mengantar ke Puskesmas Rengas yang memeriksakan kehamilannya ke KIA Puskesmas Rengas. Kemudian hari kedua, peneliti mengikuti program posyandu bersama bidan desa, peneliti melakukan penelitian dengan cara mengunjungi rumah responden yang dibantu oleh kader setempat karena kader yang mengetahui serta mempunyai data alamat rumah responden. Selanjutnya penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Pondok Ranji, langkah-langkah penelitiannya hampir sama dengan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Rengas, hanya ada beberapa perbedaan hari penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pondok Ranji, yaitu selama 3 hari. Penyebaran kuesioner dengan menitipkan pada istri dari suami (responden) yang sebelumnya peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, karena ada beberapa responden yang bekerja, kemudian hari berikutnya peneliti dapat mengambil hasil pengisian kuesioner dari rumah responden. Kuesioner yang terkumpul dari responden yang berdomisili di wilayah kelurahan Rengas yaitu sebanyak 33 kuesioner, sedangkan kuesioner yang terkumpul dari responden yang berdomisili di wilayah Pondok Ranji sebanyak 33 kuesioner, sehingga semua kuesioner diikut sertakan dalam tahap analisa data.


(57)

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Rengas yang terletak di jalan Kenari 1 Sektor 2 Bintaro, dan Puskesmas Pondok Ranji yang terletak di jalan Beruang II, Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Propinsi Banten.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakasanakan pada bulan Oktober - November 2013, dimulai dari pengambilan data sampai penyusunan hasil.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dalam dua cara, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah hasil wawancara pada suami dari ibu hamil primigravida trimester I yang mengalami morning sickness. Data

sekunderadalah data ibu hamil primigravida trimester I yang diperoleh dari laporan kohort KIA Puskesmas Rengas dan Pondok Ranji. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunkan kuesioner yang dibuat untuk mengetahui tingkat kecemasan suami terhadap ibu hamil primigravida yang mengalami morning

sickness. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. Inform Consent

Pada inform consent ini peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, serta meminta izin kepada responden untuk menjalin kesepakatann mengisi kuesioner dengan adanya bukti tanda tangan dari responden.


(58)

2. Data Responden

Bagian ini terdiri dari data suami ibu hamil primigravida trimester I meliputi nama suami (inisial), usia, pendidikan, pekerjaan, nama istri (inisial), umur istri, pekerjaan, dan usia kandungan istri.

3. Kuesioner tingkat kecemasan suami

Kuesioner ini berisi beberapa pernyataan mengenai tingkat kecemasan suami yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suami mengalami kecemasan. Kuesioner ini menggunakan Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS)

dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar pernyataan untuk mengukur tingkat kecemasan pada suami dalam menghadapi morning sickness ibu hamil

primigravida trimester I.

Kuesioner ini terdiri dari 17 butir pernyataan dengan karakteristik kecemasan meliputi 4 sikap dan 13 gejala somatik, dan digolongkan ke dalam 4 tingkatan cemas yaitu cemas ringan, cemas sedang, cemas berat, dan panik (William WK Zung. A Rating Instrument for Anxiety Disorders. 12(6):

Psychosomatics 371-379. 1971). Dalam skala ini terdiri atas pernyataan yang bersifat favourable saja. Penrnyataan favourable adalah pernyataan yang berisi

tentang hal-hal positif mengenai objek sikap dan gejala somatik yang dialami responden. Jumlah item terdiri dari 17 pernyataan favourable, masing-masing


(59)

Tabel 4.1

Distribusi pernyataan kuesioner Zung Self-Ra ing Anxiey Scale (ZSAS)

Indikator Favorable Jumlah

Sikap 1, 2, 4, 5 4 Gejala somatik 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17

13

Total 17 17

Pernyataan dalam kuesioner ini dengan memodifikasi kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya yaitu penelitian Na’im (2010) tentang “Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu primipara menghadapi persalinan di Puskesmas Pamulang kota Tangerang Selatan”. Pernyataan yang dimodifikasi, yaitu 13 item pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, dan 16.

Kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) menggunakan skala

Likert yang terdiri dari jawaban yaitu Selalu bernilai jawaban 5, Sering bernilai jawaban 4, Kadang-kadang bernilai jawaban 3, Jarang bernilai jawaban 2, Tidak pernah bernilai jawaban 1. Skala ukur yang digunakan dalam variabel ini adalah skala ordinal.

G. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

1. Validitas

Uji validitas adalah suatu indeks yang dapat menyatakan bahwa alat ukur yang peneliti gunakan benar menggunakan apa yang akan diukur (Notoatmodjo, 2006). Hasil perhitungan tiap-tiap item akan dibandingkan dengan tabel pada nilai


(60)

Pearson Product Moment. Jika r hitung lebih besar dari table r pada taraf

signifikan 5% maka instrumen yang duijikan dinyatakan valid. (Hidayat, 2008). Uji validitas dan reabilitas dilakukan pada tanggal 26 Oktober –7 November 2013. Uji validitas ini dilakukan pada 30 responden di wilayah binaan kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur. Hasil uji kuesioner dianalisa dengan menggunakan rumus teknik Pearson Product Momentdengan software komputer.

Dari hasil analisa tersebut didapatkan r table (n-2 = 0,31) dan menunjukkan bahwa nilai r hitung > r table pada semua kuesioner yang berarti semua kuesioner valid.

a. Hasil uji validitas kuesioner tingkat kecemasan suami terhadap morning

sickness ibu hamil primigravida trimester I

Jumlah pernyataan sebanyak 20 pernyataan. Hasil uji validitas terdapat beberapa pernyataan yang tidak valid. Pernyataan yang tidak valid adalah sebanyak 9 pernyataan yaitu nomor 1, 2, 5, 6, 11, 12, 13, 15, dan 19. Pernyataan yang tidak valid semuanya dieliminasi karena pernyataan yang lain masih dapat mewakili indikator. Sehingga total yang valid sebanyak 11 pernyataan. Pernyataan yang tidak valid ini karena nilai corrected item-total correlation kurang dari nilai r yang bernilai 0,31. Nilai item yang valid berkisar dari 0,321 sampai 0,718. Distribusi pernyataan kuesioner tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil trimester I yang valid dan tidak valid sebagai berikut:


(61)

Tabel 4.2

Distribusi hasil pernyataan validitas tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil primigravida

Indikator Faorable Jumlah

Sikap

1, 2, 4, 5 4

Gejala somatik

3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20

(6, 11, dan 13)

13

Total

17 17

(nomor) = item yang tidak valid dan dieliminasi

2. Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh manahasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2006). Teknik pengujian pada penelitian pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Crombach (α), dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha dengan bantuan softwere komputer. Suatu instrumen dari

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Crombach > 0,70

(Sugiyono, 2010).

Dari hasil uji reliabilitas didapatkan nilai Alpha Crombach (α) dari

variable tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil

primigravida sebesar 0,785 sebelum item valid dieliminasi dan setelah item valid dieliminasi didapatkan nilai Alpha Crombach (α) sebesar 0,880. Dari

hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa kuesioner reliable dan dapat digunakan kerena Alpha Crombach (α) > 0,70.


(62)

H. Tahapan Penelitian

1. Pengambilan data dilakukan setelah proposal penelitian mendapat persetujuan dari pembimbing dilanjutkan dengan mengajukan surat permohonan uji validitas dan reliabilitas kepada pihak akademik untuk dibuatkan surat pengantar kepada pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang. 2. Setelah peneliti mendapat persetujuan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas ke Puskesmas Ciputat Timur, peneliti meminta izin dahulu kepada pihak Puskesmas selaku Kepala Puskesmasnya, kemudian peneliti melakukan uji validitas dengan menyebar kuesioner ke rumah responden yang mana dibantu oleh kader kerena kader yang mengetahui alamat rumah responden.

3. Setelah uji validitas dan reliabilitas selesai, peneliti mengajukan surat izin penelitian kembali ke Puskesmas lain, yakni Puskesmas Rengas, dan Puskesmas Pondok Ranji, kemudian sama hal nya peneliti meminta izin kepada Kepala Puskesmas Rengas, dan Pondok Ranji.

4. Setelah mendapat izin penelitian, peneliti melakukan penelitian saat itu juga dengan menunggu responden (suami) dari ibu hamil primigravida yang memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rengas, kemudian peneliti juga mengikuti pengadaan posyandu didampingi oleh bidan desa dan kader setempat, untuk mencari alamat rumah responden penelitian, penelitian yang berlangsung di kelurahan Rengas dilakukan selama 3 hari. 5. Setelah selesai penelitian yang dilakukan di wilayah kelurahan Rengas,


(63)

langkah-langkah yang ditempuh sama seperti yang dilakukan di Puskesmas Rengas, penelitian di kelurahan Pondok Ranji berlangsung selama 4 hari. 6. Peneliti akan memeriksa kembali apakah lembar kuesioner yang sudah

diisi sesuai dengan petunjuk pengisian.

7. Setelah lemabar keusioner tersebut terisi, dilakukan pengolahan data menggunakan program komputer.

I. Pengolahan Data

1. Editing

Editing adalah upaya untuk melihat kembali dengan teliti kebenaran data yang diperoleh. Editing dilakuakn saat tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) dengan data yang terdiri dari beberapa kategorik. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer.

3. Entry data

Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah terkumpul kedalam tabel atau database komputer, kemudian mebuat distribusi frekuensi sederhana. 4. Cleaning data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah di-entry, agar terlihat adanya kesalahan atau tidak. Mungkin dapat terjadi kesalahan pada saat meng-entry.


(64)

J. Analisa Data

Analisa data menggunakan software komputer, meliputi: 1. Analisa univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variable dari hasil tiap penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada analisis ini akan menghasilkan distribusi persentase dari masing-masing variabel. Analisa ini digunakan terhadap tiap variable dari hasil penelitian dengan cara membuat distribusi dan frekuensi dari setiap variabel, hasil analisis ini disajikan dalam bentuk table dan narasi. Tabel distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui sebarapa nilai rata-rata, simpangan baku, median, nilai minimum dan maksimum. Dalam penelitian ini analisa digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil

primigravida trimester I.

K. Etika Penelitian

1. Prinsip-Prinsip Etika Penelitian

Penelitian yang dilakukan khususnya jika yang menjadi subjek penelitiannya adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Hamid (2007) mengatakan terdapat tida prinsip utama etika penelitian yang perlu diterapkan oleh peneliti, antara lain:

a. Prinsip manfaat (beneficence)

Prinsip ini mengandung banyak mengadung yaitu bebas dari bahaya, bebas dari eksploitasi, manfaat dari penelitian, memberikan


(65)

manfaat, dan mempertimbangkan antara aspek resiko dengan aspek manfaat.

b. Prinsip menghargai martabat manusia

Hak untuk self determination (subjek penelitian) dan hak untuk

mendapatkan penjelasan lengkap merupakan dua elemen utama yang menjadi dasar inform consent. Dengan dua hal ini manusia dapat

membuat keputusannya secara sukareal tentang partisipasinya menjadi subjek penelitian.

c. Prinsip mendapatkan keadilan

Subjek memiliki hak untuk mengharapkan bahwa setiap data yang dikumpulkan selama masa penelitian akan disimpan dan dijaga kerahasiannya, yang dilakukan baik melalui tidak menggunakan identitas subjek atau melalui prosedur kerahasiaan lainnya.

2. Inform consent

Inform consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Inform consent ini diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan


(66)

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Puskesmas Rengas

Puskesmas Rengas ini berada di jalan Kenari 1, Sektor 2 Bintaro, Ciputat Timur. Puskesmas Rengas ini milik Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Tangerang yang telah resmi beroperasi sejak tanggal 1 Februari 2011. Puskesmas seluas 700 m2

memliki 10 fasilitas kesehatan, antara lain: UGD, Poli Dewasa, Poli Anak, Poli Paru, Poli Kesehatan Ibu Anak (KIA), Poli KB, Poli Gigi, Laboratorium, Lansia, Rawat inap yang melayani pasien umum dan persalinan, periksaan haji, dan BP Umum.

Visi dari Puskesmas Rengas ini adalah “Bersih, Lengkap, dan memberikan pelayanan 24 jam”. Missi dari Puskesmas ini adalah, menggerakkan sumber daya manusia (SDM) yang berwawasan pembangunan, mendorong kemandirian masyarakat, memelihara dan meningkatkan kesehatan per individu, keluarga, masyarakat, dan lingkungan, para dokter dan perawatpun bekerja secara profesional sehingga membuat para pasien merasa nyaman untuk datang berobat. Sedangkan motto dari puskesmas ini adalah BERSIMPATI (Bersih, Sehat, Empati, dan Ikhlas).

2. Puskesmas Pondok Ranji

Puskesmas Pondok Ranji adalah Puskesmas yang ada dikecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, yang terletak disebelah tenggara Tangerang, dengan luas wilayah 2,4 km2. Adapun letak Puskesmas Pondok Ranji berada dengan

batas-batas sebagai berikut:

· Utara : Kelurahan Jurang Manggu Barat, kelurahan Jurang Manggu Timur, Pondok Karya


(67)

· Selatan : Kelurahan Cempaka Putih

· Barat : Kelurahan Sawah Lama

· Timur : Kelurahan Rengas

Wilayah kerja Puskesmas Pondok Ranji terdiri dari 1 kelurahan yaitu: Pondok Ranji terdapat 15 RW dan 73 RT.

Puskesmas Pondok Ranji berada di jalan Beruang 2 RT.02 RW 02, kelurahan Pondok Ranji, kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang. Dibangun diatas tanah seluas 600 m2 dengan luas bangunan lurang lebih 1000 m2 terdiri dari 2 lantai, lantai

bawah untuk pelayanan dan lantai atas difungsikan sebagai ruang pimpinan, ruang kerja staff, ruang data, dan ruang rapat.

Visi dari Puskesmas Pondok Ranji ini adalah pelayanan kesehatan dasar yang menjangkau semua lapisan masyarakat pada tahun 2016. Sedangkan Misi dari puskesmas ini yaitu menyiapkan tenaga profesional, melaksanakan pelayanan secara merata, dan meningkatkan kemitraan dengan lintas program, lintas sektoral, dan swaasta. Mengacu pada Visi-Misi Departemen Kesehatan RI, Puskesmas Pondok Ranji yang merupakan salah satu Puskesmas di wilayah kota Tangerang Selatan mempunyai motto: “Melayani Anda Dengan Hati”. Adapun nilai-nilai yang dipegang oleh Puskesmas ini adalah: Profesional, Tanggung Jawab, Disiplin, Kerjasama, serta santun.

B. Analisa Univariat

Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun variabel dependen. Dimana variabel independen ini adalah morning sickness ibu hamil primigravida trimester I


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Deugan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Pada Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan Di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan lobor Tabun 2014

0 83 78

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

31 93 90

HUBUNGAN KEJADIAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DENGAN TINGKAT KECEMASAN SUAMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGOSARI

7 71 26

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DI POLI HAMIL dan LAKTASI RSD dr. SOEBANDI JEMBER

0 3 17

Upaya Perawatan Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I.

0 2 21

Upaya Penanganan Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester Pertama Di Puskesmas Grogol.

0 3 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TERHADAP KECEMASAN PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil Primigravida Terhadap Kecemasan Pada Trimester I Di Puskesmas Kartasura, Suko

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KECAMATAN MAKASAR

0 2 6

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER 3 DI RSUD TEMANGGUNG NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester 3 Di Rsud Temanggung - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 17

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN

0 0 10