commit to user
72 Luas lahan pada sektor pertanian di Kabupaten Madiun sebesar 38,45 persen dari
luas seluruh wilayah Kabupaten Madiun, namun infrastruktur pendukung pertanian seperti jembatan, sistem pengairan, dan sarana produksi perlu
diperbaiki. Kondisi geografis Kabupaten Madiun yang menjadi tempat transit serta
berkembangnya perdagangan di Kota Madiun, menyebabkan Sektor PHR mendapatkan ruang yang cukup untuk berkembang. Apalagi sektor ini tidak
memerlukan lahan yang luas sebagaimana sektor pertanian. Terjadinya pergerakan ekonomi di seluruh sektor ekonomi pada tahun
2010, ekonomi Kabupaten Madiun mampu tumbuh sebesar 5,06 persen, sedikit lebih cepat dibanding dengan tahun sebelumnya yang mencapai 4,23 persen. Dari
sisi pertumbuhan sektoral, sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 13,52 persen, hal ini diindikasikan telah tumbuh
pesatnya
leasing
di Kabupaten dan Kota Madiun yang membawa dampak pada tumbuhnya sub sektor angkutan jalan raya di Kabupaten Madiun, selain itu
perkembangan teknologi informasi yang cepat juga membawa dampak yang cukup signifikan pada pertumbuhan sub sektor komunikasi.
4.2.3. Struktur Ekonomi Kabupaten Madiun
Perekonomian suatu wilayah berkembang sesuai dengan nilai historis, geografis, dan kultur masyarakatnya. Kabupaten Madiun sejak dulu sektor
pertaniannya berkembang cukup baik. Perkembangan ekonomi Kabupaten
commit to user
73 Madiun lebih didukung oleh nilai historis dimana memiliki lahan yang subur
menjadikan struktur Kabupaten Madiun menjadi agraris. Struktur ekonomi Kabupaten Madiun dibedakan seperti berikut ini:
1 Sektor Primer, terdiri dari Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan
Penggalian; 2
Sektor Sekunder; terdiri dari Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik Gas Air, dan Sektor Konstruksi;
3 Sektor Tersier, terdiri dari Sektor Perdagangan Hotel Restoran, Sektor
Angkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan Sektor Jasa-jasa.
Biasanya besaran peranan PDRB dari ketiga sektor tersebut disajikan atas dasar harga berlaku ADHB. Dengan melihat nilai ketiga sektor besar primer,
sekunder dan tersier dalam suatu periode waktu tertentu, selain akan diketahui struktur ekonomi juga diketahui pergeserannya.
Tabel 4.2. Struktur Ekonomi Kabupaten Madiun Tahun 2007-2010
SEKTORSUB SEKTOR
2007 2008
2009 2010
1 2
3 4
5
Sektor Primer
36,17 35,42
35,10 36,66
1 Pertanian 32,95
33,06 32,67
34,80 2 Pertambangan Penggalian
2,15 2,36
2,01 1,86
Sektor Sekunder
14,68 14,85
14,92 13,38
3 Industri Pengolahan 4,18
4,08 4,27
4,60 4 Listrik, Gas, Air Bersih
0,85 0,87
0,85 0,93
5 Bangunan 9,88
9,90 9,81
7,85
Sektor Tersier
49,15 49,73
49,98 49,97
6 Perdagangan, Hotel, Restoran 27,49
26,67 28,41
25,72 7 Angkutan Komunikasi
3,32 3,17
3,46 3,37
8 Keuangan, Persewa. Js. Perus. 4,04
4,25 3,90
4,48 9 Jasa-jasa
15,13 15,65
14,62 16,40
Sumber: BPS Kabupaten Madiun, 2007-2010
commit to user
74 Data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa selama tahun 2007-2009,
peranan Sektor Primer semakin menurun. Pada tahun 2007 peranan Sektor Primer sebesar 36,17
persen dan terus menurun hingga menjadi 35,10 persen pada tahun 2009. Penurunan ini akibat peranan salah satu sektor pendukungnya mengalami
penurunan yaitu sektor pertanian, semakin berkurangnya lahan dan minimnya balas jasa di sektor itu merupakan penyebab utama mengapa terjadi penurunan
peranan. Satu-satunya usaha yang masih diharapkan eksistensinya untuk mendukung PDRB Kabupaten Madiun adalah subsektor pertanian tanaman bahan
makanan. Pengembangan teknologi pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan peranan sektor primer. Selain itu, salah satu cara efektif yang bisa
ditempuh untuk meningkatkan peran sektor primer adalah dengan membangun fasilitas infrastruktur pertanian seperti pembangunan irigasi, menjaga ketersediaan
dan distribusi pupuk dengan melakukan pengawasan pada kios-kios maupun pengembangan kawasan agropolitan. Hal itu nampaknya mulai menampakkan
hasil, dengan dibuktikannya adanya peningkatan sektor primer pada tahun 2010 yaitu mencapai kenaikan sampai pada angka 36,66 persen.
Sektor Sekunder mengalami peningkatan peranan sejak tahun 2007, akibat peningkatan peranan di Sektor Industri Pengolahan. Pada tahun 2007, peranan
Sektor Sekunder sebesar 14,68 persen, dan selanjutnya meningkat tiap tahun masing-masing 14,85 persen 2008 dan 14,92 persen 2009, sedangkan pada
tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 13,38 dikarenakan adanya penurunan pada kegiatan bangunankonstruksi.
commit to user
75 Sektor ketiga yang membentuk struktur ekonomi Kabupaten Madiun
sektor tersier. Tabel 4.2 menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan peranan dalam pembentukan PDRB. Pada tahun 2010, peranan sektor tersier
mencapai 49,97 persen, sedangkan pada tahun 2007 peranannya hanya mencapai 49,15 persen. Peningkatan peran ini dikarenakan dampak positif dari
pembangunan pusat-pusat perbelanjaan di Kota Madiun yang membawa multiplier efek pada sektor tersier perdagangan yang semakin membaik di
Kabupaten Madiun. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat juga berperan besar dalam meningkatkan nilai tambah pada sektor tersier.
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa struktur ekonomi Kabupaten Madiun didominasi oleh sektor primer dan sektor tersier, dan dalam perkembangannya,
peranan sektor sekunder semakin meningkat seiring kejenuhan peranan yang terjadi pada sektor primer. Ini ditandai dengan semakin meningkatnya peranan
dari sub sektor industri pengolahan.
4.2.4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Madiun