commit to user
49 pembangunan yang berkesinambungan. Pengeluaran tersebut sebagian digunakan
untuk administrasi pembangunan dan sebagian lain untuk kegiatan pembangunan di berbagai jenis infrastruktur yang penting. Pengeluaran-pengeluaran tersebut
akan meningkatkan pengeluaran agregat dan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi Sukirno, 1994. Dengan meningkatnya kegiatan ekonomi, maka aliran
penerimaan pemerintah melalui PAD juga meningkat.
2.4. Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian ini, menggunakan referensi penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang berkaitan dengan Pendapatan
Asli Daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Santosa dan Rahayu 2005 dalam
penelitian dengan judul “Analisis Pendapatan Asli Daerah PAD dan Faktor- faktor Yang Mempengaruhinya dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di
Kabupaten Kediri”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi PAD yang meliputi pengeluaran
pembangunan, penduduk dan PDRB. Kesimpulan yang dihasikan dari penelitian tersebut adalah pengeluaran pembangunan, penduduk dan PDRB sangat kuat
mempengaruhi persentase perubahan PAD di Kabupaten Kediri. Hal ini didukung dengan
koefisien determinasi
R
2
sebesar 0.971.
Ketiga variabel
independenbebas tersebut, yang mempunyai pengaruh paling besar yaitu variabel penduduk.
commit to user
50 Penelitian yang dilakukan oleh Pakaila 2007 dengan judul “Upaya-upaya
Pengelolaan PAD Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Daerah Kota Sorong”. Kota Sorong dalam upaya meningkatkan PAD
mengusahakan penerimaan dari sumber-sumber penerimaan dari pajak daerah dan retribusi daerah dengan mengacu pada Perda yang sudah ditetapkan. Perda
disosialisasikan kepada masyarakat sehingga masyarakat wajib pajak daerah dan retribusi daerah dapat memperoleh pengetahuan dan kepercayaan masyarakat
tentang arti pentingnya PAD sebagai sumber pembiayaan dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, sehingga akan timbul kesadaran dengan hati ikhlas untuk
menunaikan kewajibannya dalam membayar pajak dan retribusi. Keberhasilan pelaksanaan dalam meningkatkan penerimaan PAD juga melibatkan Dispenda dan
instansi yang terkait dalam mensosialisasikan Perda kepada masyarakat dengan melihat pada potensi masyarakat yang ada. Kegiatan penyuluhan secara terus-
menerus dan berkesinambungan, diharapkan upaya-upaya peningkatan PAD Kota Sorong akan menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Setyawan dan Adi 2008 dengan judul “Pengaruh
Fiscal Stress
Terhadap Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal”.
Fiscal stre
ss diukur berdasarkan realisasi penerimaan dibandingkan dengan nilai potensi pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
fiscal stresss
mempunyai pengaruh yang positip terhadap pertumbuhan PAD. Hasil penelitian ini mendukung Purnaninthesa 2006 yang menyatakan
bahwa dalam kondisi
fiscal stress
yang tinggi daerah semakin termotivasi untuk meningkatkan PAD dan juga mendukung temuan Dongori 2006 yang
commit to user
51 memberikan fakta empirik bahwa
fiscal stress
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap tingkat ketergantungan daerah. Temuan lain dalam penelitian ini adalah
fiscal stress
mempunyai pengaruh yang positif terhadap tingkat pertumbuhan belanja pembangunanmodal.
Fiscal stress
yang tinggi menunjukkan semakin tingginya upaya daerah untuk meningkatkan PADnya. Hasil penelitian ini
memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andayani 2004 yang menunjukkan adanya peningkatan belanja yang semakin tinggi pada saat
fiscal stress
semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Purnama, dkk 2003 dengan judul
“Prospek Kewenangan Daerah dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menggambarkan kewenangan daerah dalam pelaksanaan UU No. 22 Tahun 2009 dan UU No. 25 Tahun 2009, dan kondisi PAD atas kewenangan yang dimiliki,
dan kendala-kendala yang dihadapi serta mengetahui prospek pelaksanaan kewenangan daerah dalam rangka peningkatan PAD di Kabupaten Jombang.
Dengan mengaplikasikan pendekatan dan analisis kualitatif hasil penelitian menyimpulkan bahwa kewenangan Pemerintah Pusat yang dilimpahkan kepada
Pemerintah Daerah belum menampakkan Pemerintah Daerah yang otonom, sebab secara teknis dan operasionalnya Pemerintah Daerah masih mengalami kesulitan
dalam menjalankan kewenangan. Hal ini disebabkan kebijakan Pemerintah Pusat dalam otonomi daerah di beberapa bidang kewenangan masih setengah hati,
disamping pengelolaan kewenangan daerah belum optimal karena sebagian aparatur masih belum memahami visi dan misi daerah, serta masih tumpang
commit to user
52 tindihnya tugas pokok dan fungsi antar unit kerja. Kewenangan daerah secara
signifikan belum menunjukkan kenaikan PAD dan kebijakan desentralisasi fiskal yang diimplementasikan melalui Dana Alokasi Umum DAU menunjukkan
peranan dominan dalam APBD. Penelitian yang dilakukan oleh Riduansyah 2003 dengan judul
“Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Guna Mendukung
Pelaksanaan Otonomi Daerah”. Lokasi penelitian yang dilakukan adalah studi kasus Pemerintah Daerah Kota Bogor. Dalam Penelitian tersebut dikatakan bahwa
jumlah penerimaan komponen pajak daerah dan retribusi daerah sangat dipengaruhi oleh banyaknya jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang
diterapkan serta disesuaikan dengan peraturan yang berlaku yang terkait dengan penerimaan kedua komponen tersebut. Kontribusi penerimaan pajak daerah dan
retribusi daerah terhadap perolehan PAD kurun waktu Tahun Anggaran 1993- 2000 cukup signifikan dengan rata-ata sebesar 27,78 per tahun. Kontribusi
penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap perolehan penerimaan Pemda Bogor tercermin dalam APBD-nya, dikaitkan dengan kemampuannya
untuk melaksanakan otonomi daerah cukup baik. Upaya meningkatkan kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap total penerimaan PAD dan sekaligus
memperbesar kontribusinya terhadap APBD Pemda Bogor, dilakukan beberapa langkah yaitu peningkatan intensifikasi pemungutan jenis-jenis pajak dan retribusi
daerah, kemudian dilakukan ekstensifikasi dengan jalan memberlakukan jenis pajak dan retribusi baru sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada.
commit to user
53
2.5. Kerangka Pemikiran