Simple Standard Deviation Exponentially Weighted Moving Average EWMA

Standard Deviation, Exponentially Weighted Moving Average EWMA, dan Generalized Auto-Regressive Conditional Heteroskedasticity GARCH.

2.5.2.1 Simple Standard Deviation

Menurut Bringham dalam Lubis, 2008, standar deviasi adalah kemungkinan rata-rata deviasi dari nilai yang diharapkan. Angka tersebut akan memberikan gambaran berapa rendah dan berapa tinggi nilai yang diharapkan tersebut menjadi nilai yang nyata. S tandar deviasi σ menunjukkan berapa banyak variasi atau dispersi yang terjadi dari rata-rata mean. Standar deviasi yang rendah menunjukkan bahwa titik data cenderung sangat dekat dengan mean, sedangkan standar deviasi yang tinggi menunjukkan bahwa titik data tersebar di berbagai macam nilai. Dalam statistika dan probabilitas, simpangan baku atau deviasi standar adalah ukuran sebaran statistik yang paling lazim. Deviasi standar mengukur bagaimana nilai-nilai data tersebar. Deviasi standar dapat didefinisikan sebagai rata-rata jarak penyimpangan titik-titik data diukur dari nilai rata-rata data tersebut. Standar deviasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. � = √ å X t − X̅ 2 − .............................................................................. 2.4 Dimana : σ = Volatilitas Xt = Nilai data pada saat t X̅ = Rata-rata hitung n = Jumlah data Universitas Sumatera Utara

2.5.2.2 Exponentially Weighted Moving Average EWMA

Menurut Nugroho 2010, pendekatan EWMA berasumsi bahwa proyeksi pada hari ini akan dipengaruhi oleh hasil proyeksi dan aktual pada hari sebelumnya. Inti EWMA adalah diterapkannya exponential-smoothing techniques, dan pada mulanya digunakan untuk memprediksi output dalam bidang pemasaran dan produksi operations research. EWMA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. � = � � �− + − λ � � ................................................................2.5 Dimana : λ = decay factor σ t 2 = varian return pada waktu t r t = return pada waktu t 2.5.2.3 GARCH Model GARCH dikembangkan oleh Tim Bollerslev, merupakan penyempurnaan dari model ARCH yang dikembangkan oleh Robert Engle. Menurut Nugroho, perbedaan yang terdapat dalam GARCH pada dasarnya terletak pada bagaimana ARCH dapat digunakan untuk menganalisis data untuk interval waktu yang berbeda. Dalam GARCH kemudian ditunjukkan bahwa variansi data pada waktu tententu, akan sebanding dengan kuadrat data pada waktu sebelumnya dan variansi pada waktu sebelumnya. Bollerslev menyatakan bahwa varian residual tidak hanya tergantung dari residual periode lalu tetapi juga varian residual periode lalu. Universitas Sumatera Utara Model GARCH 1,1 dirumuskan oleh Bollerslev sebagai berikut : σ 2 t = α0 + α t e 2 t-1 + λ t σ 2 t-1 ...............................................................2.6 Dimana: σ 2 t = varian residual e 2 t-1 = residual pada hari t – 1 σ 2 t-1 = varian residual pada hari t – 1 Pada model GARCH tersebut varian residual σ 2 t tidak hanya dipengaruhi oleh residual periode yang lalu e 2 t-1 tetapi juga varian residual periode yang lalu σ 2 t-1 . Model residual pada persamaan 2.6 disebut model GARCH 1,1 karena varian residual hanya dipengaruhi oleh residual periode sebelumnya dan varian residual periode sebelumnya.

2.6 Uji Validitas Backtesting

Backtesting adalah suatu prosedur rutin yang dilakukan untuk membandingkan kerugian atau keuntungan harian aktual Actual PL saham dengan hasil perhitungan VaR yang telah dilakukan dengan model. Backtesting dilakukan untuk mengukur kualitas dan akurasi dari model yang digunakan. Hasil validasi model menjadi dasar untuk mengetahui apakah suatu model layak untuk digunakan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan hasil dari backtesting dengan nilai dari tabel Kupiec dibawah ini. Universitas Sumatera Utara