Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pasutri di Pengungsian biasanya melakukan hubungan seksual di tempat-tempat penginapan seperti Bungalow, Losmen ataupun Hotel Melati. Masing-masing pasutri biasanya melakukan hubungan seksual di luar tempat pengungsian karena kondisi tempat pengungsian yang tidak memungkinkan. Tempat pengungsian terlalu ramai dengan pengungsi lainnya, sehingga banyak pasutri yang merasa tidak nyaman ketika ingin melakukan hubungan seksual. Terlebih lagi urusan pemenuhan kebutuhan seksual merupakan urusan sensitif bagi masyarakat Karo. Dari hasil penelitian lapangan beberapa pasutri yang menyewa tempat penginapan tidak pernah memberitahukan dirinya adalah pengungsi korban gunung sinabung. Menurut beberapa informan hal ini terjadi karena rasa malu yang tinggi dari orang Karo. Sebagaimana yang diketahui, para pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung hampir seluruhnya merupakan orang Karo. Walaupun kondisi perekonomian yang dialami oleh Pasutri di pengungsian sedang dalam kesusahan, namun itu tidak membuat mereka merendahkan harga diri mereka dengan meminta potongan harga penyewaan kamar. Terkadang, karena hampir semua Pasutri selalu pergi ketempat penginapan untuk melakukan hubungan seksual, tidak jarang sesama pengungsi bertemu di tempat penginapan. Universitas Sumatera Utara Pasutri yang bertemu dengan Pasutri lain ditempat penginapan memunculkan rasa malu diantara masing-masing pasutri. walaupun ini tidak diungkapkan oleh para pasutri ketika berjumpa, namun rasa malu itu secara otomatis tertanam oleh Pasutri. Bahkan untuk bertegur sapa saja pun tidak akan dilakukan oleh masing-masing Pasutri ketika berpapasan dengan Pasutri lain di tempat penginapan karena rasa malu yang sangat besar. Ketika Pasutri kembali lagi ke tempat pengungsian dan bertemu dengan Pasutri lain yang berjumpa di tempat penginapan, masing-masing Pasutri tidak akan mau mebicarakan pertemuan mereka tersebut. Hal ini terjadi karena adanya kesimpulan dikalangan Pasutri pengungsi, bahwa bila ada Pasutri yang pergi ke tempat penginapan maka hal tersebut sudah pasti untuk melakukan hubungan seksual. Maka sangat pantang bila kedua Pasutri tersebut membahas perjumpaan mereka di tempat penginapan. Karena ditakutkan apabila dibahas oleh Pasutri tersebut, aka nada orang lain yang mendengarnya. Sehingga dapat memunculkan gossip yang tidak enak dikalangan pengungsi. Tampat pengungsian yang berada di bekas Universitas Quality Karo merupakan tempat pengungsian yang sedikit berbeda dengan tempat pengungsian lain di Tanah Karo. Biasanya Tempat Pengungsian di Tanah Karo berbentuk seperti barak dan cukup luas sehingga mampu menampung sekaligus banyak masyarakat. Namun, di tempat pengungsian bekas Universitas Karo bentuknya seperti kamar-kamar, mirip seperti rumah petak yang tersusun-susun. Hal ini terjadi karena tempat tersebut merupakan bekas tempat ruang perkuliahan. Pada salah satu bagian di tempat pengungsian tersebut berdiri sebuah ruangan berdinding kayu dan beratapkan seng. Bangunan tersebut merupakan bekas tempat bilik asmara yang dibangun pemerintah untuk mengakomodir Pasutri yang ingin melakukan hubungan seksual. Universitas Sumatera Utara Namun, saat ini tempat tersebut berubah fungsi menjadi tempat menyimpan sembako para pengungsi. Sejak dibangunnya tempat tersebut, hampir tidak ada Pasutri yang pernah memakai bilik asmara tersebut untuk melakukan hubungan seksual. Bahkan menurut pengakuan Darwis Sitepu, mendekat saja pun mereka Pasutri tidak berani. Masyarakat yang menjadi korban letusan Gunung Sinabung akan menghadapi stressor sosioekonomi yang besar, seperti kehilangan tempat tinggal, keluarga, pekerjaan, dan sebagainya. Kondisi tersebut yang berlangsung lama dapat menimbulkan stres kronis di kalangan korban bencana alam. Secara fisiologis, hampir semua jenis stres ditandai dengan adanya peningkatan hormon kortisol di dalam darah. Stres kronis akan memberikan dampak pada kesehatan dikarenakan adanyapeningkatan kadar kortisol sebagai hormon stres tubuh yang utama dalam waktu lama Guyton dan Hall, 2007. Darwis Sitepu dan ibu Mega yang merupakan pengungsi di tempat pengungsian bekas kampus Universitas Quality Karo menuturkan keadaan yang dialaminya. Walaupun dirinya telah beradaptasi dengan keadaan yang ada di tempat pengungsian. Namun, stress yang dialaminya dan isterinya ternyata sangat mempengaruhi aktifitas hubungan seksualnya. Terkadang keinginan untuk melakukan hubungan seksual bisa menghilang seiring dengan keadaan yang dialami oleh keluarganya di pengusngsian. Walaupun sebenarnya dirinya bisa saja menyewa penginapan, namun ketika dirinya memikirkan nasib anak-anaknya yang tinggal di pengungsian, maka hasrat tersebut pun hilang.

5.2. Saran