commit to user
13
Respons siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru bisa meliputi berbagai bentuk  perhatian,  proses  internal  terhadap  kegiatan  belajar  seperti  memecahkan
masalah, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, menilai kemampuan dirinya dalam menguasai informasi yang diberikan oleh guru dan lain-lain. Dalam
proses  belajar  mengajar  banyak  kegiatan belajar  siswa  yang  dapat  ditempuh mengenai respons fisik motorik disamping respons intelektual. Respons-respons
inilah yang harus ditumbuhkan pada diri siswa dalam kegiatan belajarnya. Suharsimi  Arikunto  1992:68  menyatakan  bahwa  ”aspek kemauan
untuk  mengikuti  aturan –aturan  meliputi  kegiatan  untuk  senantiasa  bekerja  atau
tidak  macet  dan  melakukan  pekerjaan  tanpa  membuang –buang  waktu”.
Tanggapan  siswa  terhadap  interaksi  pembelajaran  dapat  berkembang  dalam  tiga kemungkinan yaitu menerima, acuh tak acuh, dan menolak Sikap menerima akan
menimbulkan perilaku seperti diam penuh perhatian, ikut berpartisipasi aktif, dan mungkin akan bertanya karena kurang jelas. Sikap acuh tak acuh tercermin dalam
perilaku  yang  setengah-setengah  diantara  sikap  yang  pertama  dan  ketiga. Sedangkan  sikap  menolak  nampak  pada  perilaku  negatif  misalnya  bermain
sendiri,  mengalihkan  perhatian  kelas,  dan  mengganggu  teman  yang  lain. Keterlibatan  siswa  dalam  pembelajaran  dapat  ditunjukkan  dengan  keikutsertaan
dan  partisipasi  siswa  dalam  segala  kegiatan  yang  dilaksanakan  selama  proses pembelajaran berlangsung. Kemauan siswa untuk berinisiatif dalam pembelajaran
ditunjukkan  dengan  kegiatan  memecahkan  masalah  yang  dihadapai  para  siswa dalam  kegiatan  diskusi,  sedangkan  kemauan  siswa  untuk  berkreasi  ditunjukkan
dengan  pertanyaan –pertanyaan  yang  diajukan  oleh  para  siswa  dalam
pembelajaran.
B. Kerangka Pemikiran
Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang tahun  ajaran  20092010 selama  observasi  dapat  diketahui bahwa
respons siswa sangat kurang sehingga pembelajaran biologi masih rendah dengan input  siswa  kurang  tanggap  dalam  pembelajaran.  Hal  ini  ditandai  dengan sering
bermain  sendiri  dan  kadang  mengganggu  teman  yang  lain,  keterlibatan  siswa
commit to user
14
dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang, siswa jarang mempunyai inisiatif bertanya  pada  guru ataupun  menjawab  pertanyaan  guru  dengan  sukarela dan
kurangnya diskusi antar siswa dalam kelompok maupun antar kelompok, sehingga siswa  lebih  dominan  bersikap  pasif  dalam  proses belajar  mengajar,  siswa
cenderung  kurang  mandiri  dalam  mengerjakan  sesuatu  yang  diperintahkan  oleh guru.  Selain  hal  tersebut  juga  kurangnya  stimulus  pembelajaran  yang  diberikan
guru  dalam  kegiatan  belajar  mengajar  untuk  melibatkan  keikutsertaan  atau partisipasi  siswa  dalam  pembelajaran
dan  kurang  bervariasinya model
pembelajaran yang digunakan. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor eksternal yang perlu  diperhatikan  diantaranya adalah  pemilihan model pembelajaran  yang  tepat  dan  efektif  sehingga  mampu  meningkatkan  daya
serap  siswa. Model pembelajaran yang  digunakan  oleh  guru  sangat  menentukan keberhasilan  siswa  dalam  memahami  suatu  konsep  materi  tertentu. Model
pembelajaran yang baik merupakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi  yang  disampaikan,  kondisi  siswa,  sarana  yang  tersedia  serta  tujuan
pembelajarannya sehingga dapat terlihat apakah model yang diterapkan efektif. Mengingat  kelemahan  pembelajaran  konvensional  yang  berpusat  pada
aktivitas guru, tanpa melibatkan siswa maka diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan respons siswa dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar. Model
pembelajaran  yang  dapat  digunakan  untuk  mengatasi  masalah  tersebut  adalah model  pembelajaran  kooperatif
tipe TGT
Teams  Games  Tournament menggunakan puzzle yang  mampu  meningkatkan respons siswa. Pembelajaran
kooperatif  memiliki  keunggulan  yaitu  siswa  dituntut  aktif  dalam  proses  belajar, serta  dapat  belajar  sesuai  kemampuan  dan  kecepatan  yang  dimiliki.  Pada
pembelajaran  ini,  belajar  dapat  dilakukan  sambil  bermain. TGT ini  dilaksanakan melalui  4  tahap  yaitu  presentasi  guru,  tim diskusi  kelompok,  tournament
permainan  serta  penghargaan  tim.  Sehingga  dalam  penyajian  materi  melibatkan siswa  aktif  dalam  belajar  dan  bermain  bersama  kelompoknya  sehingga  mampu
memberi kontribusi pada peningkatan respons siswa.
commit to user
15
Penggunaan puzzle menjadikan  kegiatan  belajar  lebih  menarik  dan  tidak membosankan.  Melalui  penerapan  model  pembelajaran  kooperatif tipe TGT
dengan  menggunakan puzzle akan  lebih  meningkatkan respons siswa daripada model pembelajaran  konvensional  yang  cenderung  berpusat  pada  guru  tanpa
melibatkan partisipasi siswa. Kerangka pemikiran seperti Gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Berpikir
MASALAH
 Respons siswa kurang  Siswa cenderung bersifat pasif
 Siswa kebanyakan tidak mau menjawab pertanyaan dari guru
 Siswa sibuk bermain sendiri  siswa kurang memperhatikan
penjelasan dari guru
PENYEBAB
 Pembelajaran yang digunakan kurang
bervariasi  Media yang digunakan
belum optimal
TARGET
 Respons siswa meningkat
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
MENGGUNAKAN PUZZLE
PROSEDUR
1. Presentasi 2. Timdiskusi kelompok
3. Permainan menggunakan permainan puzzle
4. Turnament antar tim 5. Penghargaan tim
SOLUSI
commit to user
16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian  dilaksanakan  di  Sekolah  Menengah Pertama  SMP  Negeri  1 Mojogedang Karanganyar tahun ajaran 2009 2010.
2. Waktu Penelitian
Penelitian  ini  dilaksanakan  pada  semester  genap  tahun  pelajaran 20092010 dimulai  pada  bulan Nopember  2009-Agustus  2010.  Pelaksanaan
rencana  kegiatan  penelitian  ini  dilakukan  secara  bertahap,  dengan  tahap-tahap sebagai berikut :
a. Bulan Nopember  2009 –April 2010 :  tahap  persiapan  meliputi  pengajuan
observasi  di  kelas,    pengajuan  judul  skripsi,,  penyusunan  proposal,  seminar proposal,  perijinan  penelitian,  survei  sekolah  yang  bersangkutan  dan
konsultasi instrumen penelitian. b. Bulan April
–Juni 2010 :  tahap  penelitian  meliputi  semua  kegiatan  yang dilaksanakan  di  lapangan  yang  meliputi  uji  instrumen  penelitian  dan
pengambilan data. c. Bulan Juni 2010
–selesai  :  tahap  penyelesaian  meliputi  pengolahan  data  dan penyusunan laporan.