commit to user
32
Keadaan kelas waktu mendapatkan materi pelajaran dari guru siswa cenderung diam saja dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh
guru hal ini dapat terlihat saat guru memberi pertanyaan siswa hanya diam saja dan harus ditunjuk baru siswa mau menjawab jadi partisipasi siswa sangat rendah
siswa cenderung diam serta mendengarkan penjelasan dari guru. Ada beberapa siswa yang
menghabiskan waktu dengan sibuk bermain sendiri tanpa
memperhatikan pembelajaran. Jadi peneliti mengambil masalah yang dominan yaitu kurangnya respons siswa yang ada di kelas VII C SMP Negeri 1
Mojogedang.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Pada awal penelitian atau pra siklus dapat diketahui melalui kegiatan observasi pada proses pembelajaran di kelas khususnya kelas VII C. Observasi
dilakukan selama 3 kali pertemuan, masing-masing dua jam pelajaran 80 menit di kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang tahun ajaran 20092010. Untuk
mengetahui keadaan awal serta mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas tersebut selain dengan observasi, untuk memperkuat
data hasil observasi juga dilakukan wawancara terhadap guru siswa, serta penyebaran angket kepada seluruh siswa. Observasi dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung, hal yang diobservasi yaitu sikap siswa selama proses pembelajaran serta tipe pembelajaran yang digunakan, untuk wawancara
dilakukan terhadap sejumlah siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang dan guru mata pelajaran biologi kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang.
Pembelajaran biologi di kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang berlangsung sekali pertemuan per minggu, yaitu pada hari selasa pada jam ke 5
dan 6 80 menit. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran biologi di kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang menunjukkan bahwa Hal tersebut tampak pada
perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran, yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: 1 siswa yang mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran sebesar
62,5; 2 siswa yang mau untuk berinisiatif sebanyak 40,83; 3 kemauan untuk berkreasi sebesar 0; 4 siswa yang terus bekerja atau tidak macet sebanyak
commit to user
33
27,5; 5 siswa yang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sebesar 37,5; 6 siswa senang bermain sendiri sebesar 24,17, antara lain siswa membuat
pesawat-pesawatan dari kertas, siswa bermain rubik, menggambar tokoh kartun idolanya dan membuat gulungan dari kertas untuk dilempar-lemparkan kepada
temannya. Secara garis besar respons siswa masih rendah, hal ini dapat dilihat dari besarnya persentase siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dan siswa hanya
melakukan kegiatan yang dapat mengganggu pelajaran yaitu bermain dan berbicara sendiri dengan teman sehingga tidak menunjukkan kegiatan yang
bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan tidak antusias dalam pembelajaran. Kepasifan siswa semakin tampak saat guru memberi
kesempatan untuk bertanya, dan mengemukakan permasalahan yang berhubungan dengan materi pelajaran, respons yang diberikan siswa sangat minim. Respons
siswa dapat dirangsang oleh guru dengan cara mengarahkan partisipasi siswa dan mengarahkan siswa agar dapat menggunakan waktu belajar sebaik-baiknya yaitu
dengan mengajukan banyak pertanyaan kepada siswa yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Partisipasi siswa pada mulanya sangat baik ditunjukkan
dengan kemauan siswa menjawab semua pertanyaan dari guru baik itu secara serempak ataupun secara individu. Di tengah proses pembelajaran, siswa mulai
enggan menjawab pertanyaan dari guru maupun mengemukakan masalahnya, siswa hanya mau menjawab bila ditunjuk oleh guru. Di akhir pembelajaran, hanya
ada beberapa siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, sebagian siswa lainnya tampak bosan dengan pembelajaran yang berlangsung dan tampak bermain-main
sendiri atau berbicara dengan temannya. Dengan berkurangnya partisipasi siswa dan siswa cenderung tidak mengikuti pembelajaran dengan baik maka dapat
menunjukkan bahwa respons siswa masih rendah. Data persentase respons siswa selama observasi dapat dilihat pada tabel 4.
commit to user
34
Tabel 4. Persentase Hasil Observasi Prasiklus No
Indikator
Observasi I Observasi II
Observasi III
Observasi IV
1. Keterlibatan dalam
kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan
belajar 55
70 62,5
62,5 2.
Kemauan untuk berinisiatif 32,5
47,5 42,5
40,83 3.
Kemauan untuk berekreasi nd
nd nd
nd 4.
Terus bekerja atau tidak macet 27,5
17,5 37,5
27,5 5.
Melakukan pekerjaan
tanpa membuang waktu
30 60
22,5 37,5
nd : not detected belum terdeteksi Pada hasil observasi yang ditunjukkan oleh tabel 4 bahwa untuk indikator
1 yaitu
keterlibatan dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar
pada observasi pertama mulai meningkat tetapi pada observasi ketiga mulai menurun
hal ini disebabkan kurang tertariknya siswa terhadap materi, siswa mulai bosan sehingga antusiasme siswa tidak ada. Untuk indikator yang kedua yaitu kemauan
untuk berinisiatif juga mengalami kenaikan dan penurunan, hal ini disebabkan rasa malu berpendapat dan kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru.
Untuk indikator ke 3 yaitu kemauan untuk berkreasi dari observasi awal sampai observasi ketiga tidak ada satu murid pun, kreativitas yang dibuat cenderung tidak
berhubungan dengan materi, seperti membuat pesawat-pesawatan dari kertas atau menggambar tokoh kartun idolanya sehingga dapat mengganggu pelajaran. Untuk
indikator yang keempat yaitu terus bekerja atau tidak macet mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini disebabkan siswa merasa putus asa jika mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberi guru. Kemudian untuk indikator yang kelima juga mengalami kenaikan dan penurunan, siswa cenderung lebih
banyak bermain daripada memanfaatkan waktu untuk belajar Selain observasi, identifikasi masalah juga dilakukan dengan wawancara
dengan siswa dan guru mengenai proses pembelajaran di kelas. Hasil wawancara dengan beberapa siswa, diketahui bahwa penyebab rendahnya respons adalah rasa
malu bila ingin bertanya kepada guru dan kurang percaya diri jika akan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa merasa bosan dengan tipe pembelajaran yang
commit to user
35
digunakan oleh guru. Ada juga siswa yang takut mengemukakan pendapat karena dianggap mencari perhatian guru. Siswa juga mengatakan bahwa merasa bosan
dengan tipe yang digunakan guru yang kurang melibatkan siswa sehingga respons siswa menjadi rendah. Kurangnya respons siswa selama proses pembelajaran
menyebabkan guru kurang mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa sehingga akan berdampak pada kesulitan dalam siswa dalam memahami materi
pelajaran. Wawancara lebih lanjut dilakukan terhadap guru yaitu mengenai tipe pembelajaran yang digunakan. Dari hasil wawancara dari guru diketahui bahwa
tipe yang digunakan belum bervariasi. Pengajaran oleh guru terfokus untuk menghabiskan materi yang terlalu banyak tanpa memperhatikan kondisi siswa
sehingga respons siswa rendah. Sementara menurut penuturan siswa, penyampaian materi pelajaran oleh guru lebih banyak dengan ceramah dan tanya
jawab yang berakibat pelajaran menjadi kurang menarik. Hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan tipe pembelajaran yang digunakan guru kurang
menarik sehingga respons siswa rendah dan siswa menjadi tidak mengikuti pembelajaran dengan baik.
Setelah mengadakan observasi secara langsung terhadap proses pembelajaran di kelas dan wawancara langsung terhadap guru dan siswa maka
dapat dikatakan bahwa respons siswa masih rendah pada saat proses pembelajaran di kelas, oleh karena itu langkah selanjutnya adalah melakukan diskusi dengan
guru biologi tentang alternatif tindakan untuk pemecahan masalah yang ada di kelas. Hasil dari diskusi tersebut adalah digunakannya model pembelajaran
kooperatif tipe TGT Teams Games Tournament menggunakan puzzle sebagai alternatif
tipe pembelajaran untuk meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran biologi.
TGT adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Sistem permainan yang dipakai pada penelitian ini adalah
Puzzle. Pemilihan permainan ini didasarkan atas hasil observasi dimana terlihat siswa melakukan kegiatan yang mengganggu kegiatan pembelajaran seperti sibuk
commit to user
36
bermain sendiri atau tidak mengikuti pelajaran karena merasa jenuh dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, ada yang bermain pesawat dari kertas,
ada yang membuat gulungan kertas untuk dilemparkan kepada temannya, ada yang menggambar tokoh-tokoh kartun idolanya. Permainan yang mereka lakukan
tidak mendukung materi pelajaran sama sekali, oleh karena itu dalam penelitian ini dipilih permainan puzzle yang menggabungkan antara kotak-kotak kata,
permainan yang menarik tentu saja mendukung materi pembelajaran. Dengan adanya permainan diharapkan siswa akan tertarik dan tidak merasa bosan lagi
dengan proses pembelajaran biologi yang dilakukan sebelumnya serta dapat berrespons dalam belajar biologi. Selain itu dapat mengarahkan siswa dalam
suasana kerja sama sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam
kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif
tipe TGT
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Keterlibatan siswa dapat terlihat dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu tugas dan saat kegiatan diskusi kelompok terkait dengan konsep, fakta, atau
menilai informasi yang berkaitan dengan pelajaran. Respons siswa dapat terwadahi dalam kegiatan kerjasama dalam kelompok tersebut, baik pada saat
diskusi maupun permainan berlangsung. Sehingga siswa lebih memperhatikan dan dapat terlibat langsung, dengan meningkatnya partisipasi dan siswa dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik, maka respons dapat meningkat. Penggunaan TGT dilengkapi puzzle ini diharapkan dapat meningkatkan
partisipasi dan pemanfaatan waktu yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan respons dapat meningkat pada saat proses pembelajaran biologi berlangsung.
commit to user
37
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 1. Siklus I