Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengolahan Data

37 koleksi bidang pendidikan agama Islam berada pada kelas 2X7.3 yang berjumlah 181 judul dan 1.029 eksemplar.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono 2010:118 sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh sensus. Pengertian sampling jenuh sensus menurut Sugiyono 2011:68 adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil. Karena penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh sensus dalam menentukan sampel, maka seluruh koleksi yang berada pada kelas 2X7.3 akan diteliti oleh peneliti yaitu berupa buku teks 181 judul dan 1.029 eksemplar yang terdiri dari koleksi buku umum dan tandon.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengamatan, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke Perpustakaan UIN SU. 2. Dokumentasi, yaitu mengadakan penelitian langsung dari dokumen. Peneliti menggunakan metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mencari dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian. 38 3. Studi kepustakaan dan dokumen yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Teknik Pengolahan Data

Setelah data yang diperlukan diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut dengan urutan sebagai berikut: 1. Perencanaan dan persiapan untuk penilaian. 2. Menguji koleksi berdasarkan tiap-tiap subjek. 3. Mencatat data yang dikumpulkan yang meliputi deskripsi penting atau karakteristik unik dari koleksi untuk tiap area subjek. 4. Menganalisis data yang dikumpulkan untuk menentukan level koleksi dan akuisisi. 5. Memberikan penilaian masing-masing subjek dengan tingkatan numerik untuk menentukan level koleksi collection level. 6. Memberikan penilaian masing-masing subjek dengan tingkatan numerik untuk menentukan level akuisisi acquisition level. 7. Memberikan penilaian masing-masing subjek dengan tingkatan numerik untuk menentukan level tujuan koleksi collection goal. 8. Memberikan kode bahasa untuk area subjek yang tidak menggunakan Bahasa Inggris. 9. Mencatat rating tersebut dan memberikan komentar pada lembar kerja conspectus. 10. Membuat laporan hasil penilaian untuk mendeskripsikan kedalaman, kekuatan dan kelemahan koleksi. 39 11. Menganalisis hasil penilaian conspectus koleksi, membahas kedalaman, kekuatan dan kelemahan koleksi subjek bidang pendidikan agama Islam dan analisis bahasa. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Perpustakaan UIN SU 4.1.1 Sejarah Perpustakaan UIN SU Perpustakaan UIN SU adalah perpustakaan akademik yang dibangun pada tanggal 19 November 1973 dengan nama “Perpustakaan Marahalim”. Nama ini diambil dari nama pendirinya yaitu Brigjen H. Marah Halim Harahap, Gubernur KDH Tk. I. Provinsi Sumatera Utara pada waktu itu. Perpustakaan diresmikan oleh Menteri Agama RI Prof. DR. H. A. Mukti Ali di Jl. Sutomo No.1 Medan. Pada tanggal 8 Februari 1990 perpustakaan dipindahkan ke lantai II Mesjid Ulul Albab IAIN SU dan diberi nama “Perpustakaan IAIN SU Medan” dikarenakan koleksi yang berkembang semakin pesat dan terbatasnya gedung. Pada mulanya IAIN SU mengelola 5 lima unit perpustakaan yaitu: perpustakaan Marahalim sebagai perpustakaan induk, perpustakaan fakultas Tarbiyah, perpustakaan fakultas Syari’ah, perpustakaan fakultas Dakwah,dan perpustakaan fakultas Ushuluddin. Kemudian pada tanggal 14 Juli 1995 IAIN SU seluruh perpustakaan dijadikan satu dengan menyatukan seluruh koleksi menjadi koleksi perpustakaan umum. Ketika kampus IAIN SU pindah dari Jalan Sutomo ke Jalan William Iskandar Pasar V Medan Estate lokasi sekarang pada tahun 1995, maka perpustakaan IAIN juga dipindahkan dari lantai II Mesjid Ulul Albab di Sutomo ke lantai III gedung perkuliahan fakultas Tarbiyah di lokasi yang baru tersebut.