Para ahli komunikasi telah mengelompokkan beberapa tipe atau kategori gaya komunikasi Norton, 1983, dalam Liliweri, 2011:309, ke dalam sepuluh
jenis: a. Gaya dominan dominan style, gaya seorang individu untuk mengontrol situasi
sosial. b. Gaya dramatis dramatic style, gaya seorang individu yang selalu “hidup”
ketika dia bercakap-cakap. c. Gaya kontroversial controversial style, gaya seseorang yang selalu
berkomunikasi secara argumentatif atau cepat untuk menantang orang lain. d. Gaya animasi animated style, gaya seseorang yang berkomunikasi secara aktif
dengan memakai bahasa nonverbal. e. Gaya berkesan impression style, gaya berkomunikasi yang merangsang orang
lain sehingga mudah diingat, gaya yang sangat mengesankan. f. Gaya santai relaxed style, gaya seseorang yang berkomunikasi dengan tenang
dan senang, penuh senyum dan tawa. g. Gaya atentif attentive style, gaya seseorang yang berkomunikasi dengan
memberikan perhatian penuh kepada orang lain, bersikap simpati dan bahkan empati, mendengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh.
h. Gaya terbuka open style, gaya seseorang yang berkomunikasi secara terbuka yang ditunjukkan dalam tampilan jujur dan mungkin saja blakblakan.
i. Gaya bersahabat friendly style, gaya komunikasi yang ditampilkan seseorang secara ramah, merasa dekat, selalu memberikan respon positif, dan mendukung.
j. Gaya yang tepat precise style, gaya yang tepat dimana komunikator meminta untuk membicarakan suatu konten yang tepat dan akurat dalam komunikasi lisan.
2.2.2.1 Komunikasi Verbal
Menurut Deddy Mulyana, “simbol atau pesan verbal adalah semua jenis yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai
sistem kode verbal” bahasa dapat didefinisikan sebagai perangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan
dipahami suatu komunitas Mulyana, 2008: 340.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan.Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar
manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta
menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting
Hardjana, 2003: 22. Komunikasi verbal selalu berhubungan dengan pesan verbal. Pesan-pesan
verbal merupakan tema yang dibicarakan bersama oleh peserta komunikasi. Penyampaian pesan oleh seorang komunikator membutuhkan : pengetahuan
tentang bentuk-bentuk pesan verbal, masyarakat sasaran Liliweri, 2001: 193., yang terdiri dari :
1. Struktur pesan : ditujukan oleh pola penyimpulan tersirat atau tersurat, pola urutan argumentasi mana yang lebih dahulu, argumentasi yang disenangi atau
tidak disenangi, pola obyektifitas satu atau dua sisi. 2. Gaya pesan : menunjukkan variasi linguistic dalam penyampaian pesan
perulangan dan mudah dimengerti. 3. Appeals pesan : mengacu pada motif-motif psikologis yang dikandung pesan
rasional-emosional Dalam mempelajari interaksi bahasa dan verbal, ada beberapa hal yang
harus dipertimbangkan Devito, 1997: 117, diantaranya: 1. Kata-kata kurang dapat menggantikan perasaan atau pikiran kompleks yang
ingin kita komunikasikan. Oleh karenanya, kata-kata hanya dapat mendeteksi makna yang kita sampaikan.
2. Kata-kata hanyalah sebagian dari system komunikasi kita. Dalam komunikasi yang sesungguhnya kata-kata kita selalu disertai perasaan nonverbal. Oleh
karenanya, pesan-pesan kita merupakan kombinasi
Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu: 1.
Bahasa Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan
orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang
Universitas Sumatera Utara
dipergunakan adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan
antara warganya satu sama lain Hardjana, 2003: 23. Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi
yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu adalah:
a. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita.
b. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia.
c. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
Menurut para ahli, ada tiga teori yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa.
Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi behavioristik yang bernama B. F. Skinner 1957. Teori ini
menekankan unsur rangsangan stimulus dan tanggapan response atau lebih dikenal dengan istilah S-R. Teori ini menyatakan bahwa, jika suatu organisme
dirangsang oleh stimuli dari luar maka orang cenderung akan memberi reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa
yang diucapkan oleh orang lain. Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh Noam Chomsky.
Menurutnya kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir.
Teori ketiga disebut Mediating Theory atau teori penengah. Dikembangkan oleh Charles Osgood. Teori ini menekankan bahwa manusia
dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan stimuli yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses
internal yang terjadi dalam dirinya Cangara 2006:105. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek, dan peristiwa. Selain itu fungsi bahasa yang lain adalah interaksi dan
transmisi informasi. Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehinga
Universitas Sumatera Utara
dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi interaksi menekankan barbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan
kebingungan. Sedangkan fungsi transmisi informasi adalah melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain. .
Beberapa faktor yang mempengaruhi kelancaran berkomunikasi verbal: 1.
Faktor intelegensi Masalah komunikasi akan muncul apabila manusia yang memiliki intelegensi
tinggi kurang mampu untuk berkomunikasi dengan orang yang memiliki intelegensi rendah.
2. Faktor Budaya
Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Apabila manusia yang berkomunikasi tetap mempertahankan bahasa daerahnya masing-masing, maka
pembicaraan menjadi tidak efektif, akibatnya komunikasi menjadi terhambat atau bahkan memungkinkan timbulnya kesalahpahaman diantara manusia tersebut.
3. Faktor Pengetahuan
Makin luasnya pengetahuan seseorang akan makin mempermudah dirinya komunikasi.
4. Faktor Kepribadian
Orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang pergaulan biasanya kurang begitu lancar dalam hal berkomunikasi, hal ini disebabkan kurang terbiasa
berkomunikasi dengan orang lain. 5.
Faktor Biologis Kelumpuhan organ bicara dapat menimbulkan kelainan-kelainan seperti:
Sulit mengatakan kata desing, karena ada kelainan pada rahang, bibir, gigi, berbicara tidak jelas, yang bisa disebabkan oleh bibir sumbing, rahang dan lidah
tidak aktif. 6.
Faktor Pengalaman Makin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang makin terbiasa ia akan
menghadapi orang lain untuk berbicara secara umum ataupun berbicara secara pribadi dengan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
7. Keterbatasan Bahasa
Bahasa memiliki keterbatasan antara lain: Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek. Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada
objek tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan realitas itu sendiri.
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual. Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang
berbeda, yang menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda pula. Kata berat, mempunyai makna yang nuansanya beraneka ragam, misalnya: tubuh
orang itu berat; kepala saya berat; ujian itu berat; tinju kelas berat. Kata yang sama mungkin memiliki makna yang berbeda bagi orang-orang
berbeda dan makna yang berbeda bagi orang yang sama dalam waktu yang berbeda. Suatu kata yang sama mungkin tidak tepat atau memberi makna aneh
dan lucu bila digunakan dalam konteks kalimat lain dengan pelaku yang berbeda.
2. Kata
Kata merupakan inti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian,
atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara
kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang Hardjana 2003: 24.
2.2.2.2 Klasifikasi Komunikasi Verbal